Pentingnya Saling Berbagi

Jurnalis : Teddy lianto, Fotografer : Teddy lianto
 

foto
Holik (memakai peci) menuangkan celengan bambu yang ia isi selama ini. Holik menuturkan jika dengan adanya celengan bambu ini, angan-angannya untuk dapat bersumbangsih untuk orang lain kini tercapai.

Sosialisasi Tzu Chi dan celengan bambu pada masyarakat umum mulai gencar dilakukan. Tidak hanya ke instansi pendidikan, tetapi juga ke beberapa perusahaan. Baik itu dekat maupun jauh, insan Tzu Chi akan datang menghampiri mereka untuk menggalang hati. Seperti misalnya Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) di PT Inti Sumber Baja Sakti yang berada di Kompleks Industri MM2100, Bekasi. Pada bulan Agustus 2013 lalu, insan Tzu Chi berkunjung ke sana untuk sosialisasi Tzu Chi dan celengan bambu, sekaligus berbuka puasa bersama karyawan setempat, mengingat pada bulan tersebut adalah bulan puasa.

Dari kunjungan tersebut, relawan berharap jalinan jodoh tersebut dapat terus terjalin. Tiga bulan kemudian, tepatnya tanggal 27 Desember 2013, insan Tzu Chi dan karyawan Inti Sumber Baja Sakti berjanji untuk bertemu kembali di kantor mereka untuk menuang celengan yang telah mereka isi dengan cinta kasih.

Pukul 13.00 WIB, para karyawan pun sudah mulai berkumpul di sebuah gudang sambil membawa celengan mereka masing-masing. Sebanyak 65 karyawan dengan antusias menuangkan celengan mereka yang telah penuh. Mereka tampak merasa gembira karena dapat melakukan kebajikan walaupun dengan nominal sesuai kemampuan mereka. Sambil menuang isi celengan, Eko Raharjo, relawan Tzu Chi sekaligus koordinator acara ini mengajak para karyawan untuk dapat memahami manfaat dari celengan bambu ini bagi orang kurang mampu dan diri sendiri. Dengan adanya celengan bambu ini, warga yang sakit dapat terobati dan diri sendiri juga belajar untuk menumbuhkan empati terhadap orang lain.

Alarm Bagi Diri
Salah satu karyawan yang sejak awal sosialisasi hingga saat penuangan celengan tetap bersemangat ialah Holik. Pria yang sudah bekerja selama 3 tahun di perusahaan ini mengatakan jika dirinya sangat antusias dan gembira berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Waktu bulan Ramadan ada kunjungan dari Tzu Chi, di situ dijelaskan perihal mengenai Tzu Chi. Bagus karena yayasan ini menolong orang tidak melihat suku, ras dan agama. Intinya mereka membantu sesama manusia,” kenang Holik dengan penuh semangat.

foto   foto

Keterangan :

  • Para Karyawan Inti Sumber Baja Sakti menyambut kegiatan SMAT ini dengan antusias (kiri).
  • Sebelum pulang relawan Tzu Chi mengucapkan terima kasih kepada para karyawan yang telah dengan sepenuh hati menyisihkan penghasilannya untuk membantu orang lain yang kurang mampu (kanan).

Holik pun menuturkan jika dengan adanya celengan bambu ini, siapa saja dapat turut bersumbangsih. “Ide celengan bambu ini sangat bagus, karena untuk menolong orang ternyata tidak perlu uang yang besar. Ternyata hanya dengan uang receh ini, yang dulunya hanya angan-angan (bisa menolong orang kurang mampu) akhirnya bisa terwujud,” cerita ayah dua anak ini. Holik pun berkata bawha SMAT seperti sebuah alarm bagi dirinya. Dengan adanya alarm ini, dirinya dapat sadar jika di luar sana masih banyak yang membutuhkan bantuan. “Acara ini bagus untuk menyadarkan kita betapa pentingnya untuk saling berbagi walaupun hanya dengan celengan bambu. Dengan adanya celengan bambu, kita juga sadar bahwa berbagi itu tidak harus uang besar. Alhamdulillah, kini kita bisa berbagi dengan orang yang kurang mampu,” tutur Holik dengan gembira.

Tidak hanya Holik, Erwin yang baru satu tahun bekerja di tempat ini ikut bercerita bahwa setiap kali pulang dari bekerja, ketika sampai di rumah dan melihat celengan bambu, dirinya pasti ingin memasukkan uang receh ke dalamnya. Erwin yang berasal dari Medan sebelumnya sudah pernah mengenal dan ikut kegiatan Tzu Chi di kota asalnya. Saat itu ia mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan. Hanya saja sejak pindah ke Jakarta dan bekerja, ia jarang mendengar nama Tzu Chi lagi. Jalinan jodoh dirinya dengan Tzu Chi mulai terajut kembali melalui SMAT ini. “Senang, karena uang receh daripada dibiarkan berserakan di rumah lebih baik dikumpulkan untuk beramal,” tutur Erwin yang merasa gembira karena dapat berpartisipasi lagi di Tzu Chi melalui celengan bambu.

Perasaan bahagia dan senang tidak hanya dirasakan oleh para karyawan, tetapi juga oleh relawan. Melihat para karyawan yang sangat antusias membuat Eko Raharjo semakin termotivasi untuk lebih mendalami filosofi Tzu Chi agar bisa menggalang lebih banyak hati. Dengan memanfaatkan waktu libur mengajar, Eko yang bekerja sebagai guru agama Islam di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng ini sering mengikuti sosialisasi SMAT. “Kadang-kadang saya merasa dengan kita banyak berbicara di depan, banyak mengajak orang untuk bersumbangsih dan berbuat kebaikan, justru memacu diri saya untuk lebih banyak berbuat kebajikan,” ujarnya. “Intinya jika ada waktu luang saya akan ikut bersumbangsih,” tutur Eko dengan pasti.

  
 

Artikel Terkait

Memberikan Cinta Kasih untuk Para Pasien Disabilitas

Memberikan Cinta Kasih untuk Para Pasien Disabilitas

06 November 2018

Tzu Chi Bandung rutin menggelar kunjungan kasih ke para pasien penyandang disabilitas di Desa Maruyung sejak tahun 2014. Pada Minggu, 4 November 2018, sebanyak 12 relawan kembali berbagi kasih dengan para pasien penyandang disabilitas ini.

PAT 2023: Merenung Kembali dan Memandang ke Depan Bersama

PAT 2023: Merenung Kembali dan Memandang ke Depan Bersama

01 Februari 2024

Minggu 28 Januari 2024, merupakan hari yang istimewa bagi para relawan dan donatur Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar. Di Kantor Tzu Chi Makassar, mereka berkumpul menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun 2023. 

Suara Kasih: Semangat Tzu Chi

Suara Kasih: Semangat Tzu Chi

16 Oktober 2010
Inilah yang dimaksud dengan sebutir benih tumbuh menjadi tak terhingga berasal dari sebutir benih. Saya berharap kelak setiap orang dapat mengemban misi Tzu Chi dan menyelami ajaran Jing Si.
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -