Peresmian Titik Green Point ke-3 di Aceh

Jurnalis : Ronaldo (Tzu Chi Aceh), Fotografer : dok. Tzu Chi Aceh

Tzu Chi Aceh meresmikan titik Green Point ke-3 yang bertempat di Sekolah Methodist Banda Aceh pada 27 Juli 2024. Mewakili Tzu Chi Aceh, Toni memberikan sambutan kepada para peserta yang menghadiri peresmian titik Green Point.

Green Point merupakan salah satu upaya yang di terapkan oleh relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk mengelola dan memilah sampah. Hal inilah yang juga dilakukan oleh relawan Tzu Chi Aceh dengan menempatkan titik Green Point yang ke-3 di Provinsi Aceh yang terletak di Sekolah Methodist, Banda Aceh pada 27 Juli 2024. Titik Green Point ini di harapkan tidak hanya menjadi tempat sampah melainkan menjadi titik pemilahan agar siswa-siswi belajar mengenai daur ulang.

Sejak pagi siswa-siswi Perguruan Kristen Methodist Indonesia (PKMI) Banda Aceh mulai dari TK hingga jenjang SMA berkumpul di lapangan basket dengan membawa sampah daur dari rumah masing-masing untuk ikut peresmian titik Green Point. Acara diawali dengan sambutan dari Toni sebagai perwakilan dari Tzu Chi Aceh. “Sampah itu bernilai apabila kita melakukan daur ulang. Dan dengan sampah itu kita bisa menolong sesama yang membutuhkan,” ujar Toni.

Pendeta David Kandar mendampingi para siswa-siswi Perguruan Kristen Methodist Indonesia (PKMI) Banda Aceh mulai dari TK hingga jenjang SMA memasukkan sampah daur ulang ke kotak Green Point.

Acara juga dilanjutkan dengan kata Sambutan dari Pendeta David Kandar dengan mengingatkan untuk menghijaukan bumi. Peresmian titik Green Point oleh Pendeta David Kandar dan Toni dengan harapan supaya lebih banyak orang yang tergerak hatinya untuk melakukan daur ulang sampah serta tidak menyepelekan nilai dari daur ulang tersebut.

Di bawah teriknya matahari, satu persatu siswa-siswi memasukan sampah daur ulang yang di bawa dari rumah dengan penuh senyuman. Lareina, salah satu siswi Methodist juga terkesan dengan aktivitas ini. “Kegiatan ini harus sering diadakan dan kita sangat butuh untuk melakukan daur ulang. Apalagi saat ini global warming sedang ramai dibicarakan. Ayo sama-sama kita kurangi sampah dengan daur ulang,” ungkap Larenia.

Lareina, salah satu siswi Perguruan Kristen Methodist Indonesia memberikan kesan atas diresmikannya titik Green Point ke-3 di sekolahnya.

Toni sebagai PIC kegiatan merasa sangat terharu dalam acara peresmian titik Green Point ini. “Saya sangat terharu mendapatkan sambutan yang hangat dari bapak pendeta hingga kepala sekolah. Semoga akan terus ada titik Green Point ke-4 hingga seterusnya di Aceh dan Green Point juga diharapkan menjadi berkah untuk warga sekolah Methodist Banda Aceh, semoga guru dan murid dapat melakukan pemilahan bahan daur ulang secara bersama,” ungkap Toni.

Dengan di resmikannya titik Green Point ke-3 ini diharapkan menjadi titik pacu untuk masyarakat agar lebih peduli kepada lingkungan dan memberikan sumbangsih untuk lingkungan yang di tempati.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Peresmian Titik Green Point di Kompleks Villa Jati Prima

Peresmian Titik Green Point di Kompleks Villa Jati Prima

20 Mei 2022

Tzu Chi Medan meresmikan titik Green point ke-29 di Kompleks Villa Jati Prima. Green point adalah titik daur ulang, yang mana sampah daur ulang dikumpulkan untuk dimanfaatkan kembali.

Bersatu Hati Mewujudkan Bank Ramah Lingkungan

Bersatu Hati Mewujudkan Bank Ramah Lingkungan

14 Juli 2020

Demi menjalankan misi pelestarian lingkungan, Tzu Chi Medan melakukan sosialisasi green point  ke beberapa ruang publik di Kota Medan salah satunya adalah bank. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya mendaur ulang dan mengurangi pemakaian kertas dan plastic.

Perayaan Waisak dan Peresmian Titik Green Point Daur Ulang di Sekolah Letjen S.Parman

Perayaan Waisak dan Peresmian Titik Green Point Daur Ulang di Sekolah Letjen S.Parman

10 Juni 2019

Dua minggu setelah Tzu Chi Medan memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak di Tiara Convention, maka pada 26 Mei 2019, relawan Tzu Chi di komunitas Hu Ai Medan Timur merayakan Tri Suci waisak di Sekolah Letjen S.Parman, yang diikuti 152 siswa dan 18 orang guru dengan didampingi 22 orang relawan.

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -