Perhatian untuk Tuna Grahita

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 
 

fotoRelawan Tzu Chi dan anak-anak yang terlibat dalam permainan ular naga panjang bersuka cita bersama. Kedatangan relawan Tzu Chi telah memberikan penghiburan kepada anak-anak tuna grahita yang membutuhkan perhatian khusus.

Hari Minggu, 11 April 2010, sejumlah relawan Tzu Chi datang untuk kesekian kalinya ke Panti Sosial Tuna Grahita “Belaian Kasih” di Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. Kegiatan sosial yang menjadi agenda rutih ini dilaksanakan setiap 2 bulan sekali. Dalam kunjungan itu relawan Tzu Chi menghibur para anak-anak tuna grahita dengan mengajak bermain, bernyanyi, dan memberikan makanan-makanan kecil yang tentunya disukai oleh anak-anak seperti kue cokelat, permen, dan es krim.

Pagi itu, anak-anak tampak sangat gembira atas hadirnya relawan Tzu Chi. Beberapa diantara mereka bahkan langsung minta untuk bernyanyi bersama. Secara umum anak-anak penghuni panti tuna grahita memang membutuhkan kasih sayang. Maka tak heran banyak di antara mereka yang mencari perhatian dari para relawan dengan meminta dipeluk atau disuapi saat makan.

Berbagi Kasih
Kesadaran untuk berbagi kasih sayang, itulah yang mendasari kegiatan relawan Tzu Chi yang setiap 2 bulan sekali datang berkunjung ke panti. Menurut Sun Ai Li, tujuan mengadakan kegiatan ini adalah membagikan kasih sayang kepada anak-anak tuna grahita yang haus akan rasa kasih sayang dari orangtua. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran pada diri setiap relawan agar memaknai rasa bersyukur dan lebih mencintai keluarga. “Tujuan kegiatan ini utamanya adalah memberikan kasih sayang kepada anak-anak yang tidak memiliki orangtua. Ini bagus untuk menumbuhkan kasih sayang pada setiap orangtua kepada anak-anaknya di rumah,” katanya. 

foto  foto

Ket : - Dengan bernyanyi bersama di hadapan teman-temannya, keceriaan dan rasa percaya diri anak-anak             pun tumbuh. (kiri)
          - Menurut Su Ai Li, kunjungan ke panti-panti sosial adalah salah satu cara membuka hati untuk             mewujudkan rasa welas asih. (kanan)

Tidak hanya Sun Ai Li yang merasakan manfaat dari mengikuti kegiatan ini. Rusni Susanto yang telah lebih dari 2 tahun menjadi relawan Tzu Chi merasa sangat prihatin melihat anak tuna grahita yang butuh perhatian khusus namun tak lagi memiliki orangtua. Karenanya pada hari itu, Rusni Susanto dengan sepenuh hati memberikan perhatian dan kasih sayangnya kepada anak-anak panti. Meski kegiatan itu tak berlangsung lama tetapi kegembiraan yang terpancarkan dari wajah anak-anak panti telah memberikan kedamaian  bagi Rusni. “Saya merasa senang bermain dengan mereka. Saya juga punya anak cucu, karenanya saya merasa kasihan pada mereka,” ungkap Rusni.

foto  foto

Ket : - Kini sudah lebih dari 2 tahun Rusni Susanto bergabung di Tzu Chi. Dengan menjadi relawan, ia             mendapatkan kebahagiaan karena bisa berbagi terhadap sesama. (kiri).
         - Beberapa anak berusaha mencuri perhatian para relawan Tzu Chi dengan minta disuapi atau             bermanja-manja ria. (kanan)

Selain Rusni, pada hari itu juga hadir beberapa orang yang baru mengikuti kegiatan Tzu Chi. Di antaranya adalah Heng Ai Nai. Wanita berusia 62 tahun ini merasa tersentuh begitu melihat relawan Tzu Chi yang antusias memerhatikan anak-anak berkebutuhan khusus dengan sepenuh hati. Selain itu, melihat kondisi anak-anak tuna grahita yang memprihatinkan dan haus kasih sayang telah membuatnya merasa bersyukur atas semua kelebihan yang ia miliki. Maka setelah kegiatan ini, ia bertekad akan lebih sering lagi mengikuti kegiatan sosial Tzu Chi, “Bagus yang dilakukan oleh Tzu Chi berbagi kasih sayang pada anak-anak. Setelah ini saya bisa ikut kegiatan Tzu Chi lagi,” akunya. Kegiatan kunjungan ke panti sosial tuna grahita sesungguhnya memberikan gambaran bahwa masih banyak anak-anak yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua. Dan setiap insan wajib memberikan cinta kasihnya kepada orang lain yang kekurangan.   

  
 
 

Artikel Terkait

Pelatihan Bagi Para Guru

Pelatihan Bagi Para Guru

15 Juli 2011
Pelajaran budi pekerti memang sungguh diperlukan dalam menanamkan nilai kehidupan terutama budaya humanis agar dapat meningkatkan rasa hormat dan menghargai dalam kehidupan.
Suara Kasih: Mengendalikan Pikiran

Suara Kasih: Mengendalikan Pikiran

09 Oktober 2012 Pola hidup masyarakat masa kini sungguh mendatangkan bahaya bagi diri mereka sendiri. Kita juga dapat melihat kini para mahasiswa di Amerika Serikat diizinkan membawa senjata api ke sekolah. Ini semua sungguh merasa saya merasa bencana akan semakin sering terjadi.
Pembelajaran Arti Kehidupan

Pembelajaran Arti Kehidupan

15 Agustus 2018
Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Lombok Utara dan Timur NTB pada Minggu (5/8) lalu, mendapat perhatian dari berbagai lapisan masyarakat. Termasuk siswa siswi SMP dan SMU dan guru Sekolah Tzu Chi Indonesia. Mereka bersama para guru melakukan penggalangan dana peduli Lombok.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -