Pesan Moral dari Sebuah Pertunjukan

Jurnalis : Tri Yudha Kasman, Fotografer : Kurniawan (He Qi Timur)
 
 

foto
Sekitar 100 orang relawan terlibat dalam pementasan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak pada Minggu, 26 Agustus 2012 di Function Hall La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

 

“Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan: Berbakti pada orang tua dan melakukan kebajikan”( Master Cheng Yen)

 

 

Demikian sebuah kutipan kalimat dari Kata-Kata Perenungan Master Cheng Yen. Kalimat ini tentu sudah sangat akrab di telinga para insan Tzu Chi di seluruh dunia. Kalimat yang cukup singkat dan mudah dipahami, namun justru seringkali kita anggap angin lalu, sering kali terlewat begitu saja dari pikiran kita. Maka, dalam rangka menebarkan cinta kasih di dalam Bulan Tujuh Penuh Berkah ini dan sekaligus mengingatkan kepada kita kembali betapa pentingnya berbakti pada orang tua, relawan Tzu Chi dari He Qi Timur menyelenggarakan pementasan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak.

Pementasan drama musikal ini diadakan pada hari Minggu, 26 Agustus 2012 di Function Hall La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta. Sekitar 100 orang relawan turut membantu dalam mewujudkan drama musikal ini, baik yang langsung terjun sebagai aktor-aktor drama, ataupun yang bekerja di belakang layar, yang melatih para aktor, bahkan sampai yang bertugas di depan pintu sebagai penyambut, penerima, hingga mengantarkan tamu sampai di tempat duduk. Walau di tengah-tengah kesibukan dan ketegangan sebelum pementasan drama musikal tersebut, para relawan tidak pernah lupa untuk selalu membawa senyuman indah yang membawa kehangatan kepada para tamu dan penonton yang hadir.

Jumlah penonton yang hadir sekitar 660 orang. Terlihat hampir semua penonton berdatangan bersama dengan keluarga mereka. Selain itu terlihat juga beberapa relawan biru putih Tzu Chi yang hadir untuk menyaksikan drama tersebut, salah satunya yang cukup special adalah Gui Ying Shigu, yang dalam usianya yang sudah lanjut harus duduk di kursi roda akibat penyakit kencing manis yang dideritanya, namun demikian beliau terlihat dengan penuh hikmat menantikan drama. Ada juga suster-suster Katolik yang turut hadir menyaksikan drama ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Dharmawati Shijie yang tengah berperan sebagai seorang ibu yang sedang berbahagia menantikan kehadiran sang buah hati yang masih dalam kandungan(kiri).
  • Suster-suster Katolik turut hadir menyaksikan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak. Kegiatan Tzu Chi tidak pernah memandang perbedaan agama dan selalu bertujuan menebarkan cinta kasih universal (kanan).

Beberapa menit sebelum drama dimulai, Rensy Shijie tampil di atas panggung sebagai MC lalu mengajak para penonton menyaksikan terlebih dahulu sebuah video mengenai latar belakang berdirinya Tzu Chi serta empat misi amal Tzu Chi dan hal-hal yang sudah dilakukan Tzu Chi sebagai perwujudan misi amal Tzu Chi tersebut. Setelah video selesai diputar, Rensy Shijie mulai mengajak penonton menelusuri lebih dalam lagi mengenai isi drama tersebut.

Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak ini dibagi menjadi 10 bagian. Selesai beberapa bagian, Rensy Shijie akan menjelaskan intisari dari bagian-bagian drama tersebut. Selama acara pementasan drama berlangsung,  lampu semua dipadamkan sehingga kita serasa sedang di dalam bioskop. Namun di setiap bagian, bisa terdengar suara-suara isak tangis penonton. Tidak ada yang tidak merasa terharu di dalam ruangan ini. Setelah selesai satu bagian, penonton spontan memberikan tepuk tangan yang amat meriah.  

Senyuman Orang Tua, Senyuman yang Terindah
“Senyuman terindah di dalam hidupku, bagai air menghidupi dunia. Syukurku dalam mimpi, cintamu yang abadi, sertaiku hari demi hari....” Itulah sepenggal kalimat dari lagu “Senyuman Terindah”. Sebuah lagu indah yang dipakai sebagai lagu penutup drama Sutra Bakti Seorang Anak. Memang, dari siapa lagi kita bisa mendapat senyuman yang paling indah kalau bukan dari ayah dan ibu kita sendiri? Melalui drama ini kita kembali diingatkan, pengorbanan terbesar yang bisa kita lakukan untuk orangtua, tidak akan pernah cukup membalas budi yang orangtua berikan pada kita, karena orangtua sudah memberikan cinta kasih dari segenap hati mereka bahkan dari saat kita masih di dalam kandungan ibu.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan sudah jauh-jauh hari berlatih untuk persiapan pementasan ini. Tidak hanya sekadar latihan, tapi relawan juga mendalami ajaran yang terkandung dalam drama ini (kiri).
  • Sejak bulan Juli para relawan yang terlibat dalam pementasan drama Sutra Bakti Seorang Anak ini sudah mulai berlatih. Persiapan yang dilakukan menunjukkan kesungguhan relawan dalam menampilkan hasil yang terbaik (kanan).

Banyak penonton yang mengaku sangat tersentuh setelah menyaksikan pertunjukan drama tersebut. “Khususnya adegan terakhir di mana sang anak teriak menyesal karena tidak sempat mengucapkan ‘aku sayang kalian’ kepada papa-mama nya, sungguh membuat saya amat tersentuh dan menangis,” sahut salah seorang penonton. Tidak sedikit juga para penonton yang masih remaja berbondong-bondong mengantri untuk daftar di kegiatan Tzu Ching Camp pada bulan oktober nanti.

Peran dan Jasa Para Relawan
Terselenggaranya drama musikal ini dengan baik sekali tidak terlepas dari peran dan jasa para relawan. Kesungguhan hati para relawan lahir dari kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan bisa menggalang lagi banyak hati-hati yang peduli. Selain itu mereka juga yakin kegiatan ini juga bisa mengasah kembali ketulusan dan kebaikan hati batin mereka. Seperti Dharmawati Shijie yang bersama kedua anaknya Bagya dan Nanda bersama-sama ikut berperan dalam drama tersebut. “Walaupun cape, tapi senang dan lega juga rasanya semuanya sudah berjalan dengan lancar,” ungkap Dharmawati Shijie, “saya juga senang sekali karena anak-anak saya ikut serta di sini.” Bagya, anaknya yang paling besar juga ikut menanggapi, ”Awalnya juga diajak mama, trus coba-coba ikut deh. Awalnya malas-malasan, tapi lama-lama merasa tertantang juga dan makin seru aja kenal teman-teman Tzu Chi.”

Apabila penonton terharu atas dramanya itu, Hendry Shixiong dalam hal ini memiliki pendapat tersendiri. Hal yang membuat dia makin terharu justru dari awal persiapan drama ini dibuat. “Yang buat saya paling terharu adalah di mana semua pemeran itu walaupun bukan profesional, tapi seperti kata-kata Master ‘Kesungguhan hati adalah profesionalitas’, mereka akhirnya bisa memberikan penampilan yang terbaik.”

”Padahal banyak yang bilang mau mundur saja karena merasa amat kesulitan saat latihan, tapi saya bilang asal belum sampai harinya, kita masih punya waktu untuk latihan, jangan menyerah di tengah-tengah. Percaya aja, hari-H kita bener-bener bisa memberikan yang terbaik, pasti rasanya beda,” kata Hendry menambahkan.  Saat ditanya mengapa dalam rangka Bulan Tujuh Penuh Berkah, dari sekian banyak kegiatan, justru memilih mementaskan drama ini, Hendry Shixiong menjawab,” Karena di dalam Bulan Penuh Berkah ini, kalau mau menghimpun berkah tentu perlu tenaga banyak orang. Maka kita mulai dari relawan kita dulu. Sehingga buat saya lebih penting jumlah relawan yang mau ikut berpartisipasi dibanding jumlah penonton yang hadir. Ini baru yang namanya menghimpun niat baik, karena semua relawan yang terlibat di sini semuanya dengan tujuan yang sama dan dengan niat yang baik. Itu juga yang benar-benar menciptakan berkah di Bulan Tujuh Penuh Berkah ini.”

 

 
 

Artikel Terkait

Berdonasi Melalui Bazar

Berdonasi Melalui Bazar

22 Oktober 2015 Rabu, 14 Oktober 2015, Tzu Chi Medan mengadakan Festival Produk Jing Si dan Bazar Vegetaris. Ada 160 stan yang ikut dalam kegiatan yang diadakan di halaman Kantor Tzu Chi Medan, kompleks Cemara Asri ini. Uniknya bazar ini tidak hanya melibatkan relawan Tzu Chi saja, namun para donatur pun turut berpartisipasi walau hasil penjualan 100 persen akan disumbangkan kepada Tzu Chi.
Menanti Baksos di Sukamantri

Menanti Baksos di Sukamantri

30 Desember 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengadakan baksos umum dalam rangka memperingati Hari Bakti Paspampres ke-71 pada Sabtu, 17 Desember 2016 di lapangan Desa Sukamantri.
Ademnya Melihat Persahabatan Ponpes Nurul Iman dengan Tzu Chi

Ademnya Melihat Persahabatan Ponpes Nurul Iman dengan Tzu Chi

25 Mei 2023

Persahabatan Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang telah terjalin selama 20 tahun ini menjadi cerminan toleransi umat beragama yang indah di Indonesia. Kali ini Tzu Chi kembali memberikan pelayanan kesehatan kepada 1.000 santri/wati. 

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -