Posko Kesehatan yang Menenteramkan

Jurnalis : Indri Hendarmin (He Qi Utara), Fotografer : Yusniaty (He Qi Utara)
 

foto
Untuk mengantisipasi banyaknya penyakit yang muncul setelah banjir Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan di Kapuk Muara, Jakarta Utara.

Banjir yang kembali melanda Jakarta pada bulan Januari ini cukup memberikan dampak buruk yang tidak sedikit, salah satu contohnya adalah banyak timbulnya wabah penyakit. Menyadari hal tersebut, semasa tanggap darurat banjir, selain membagikan makanan kepada korban banjir Yayasan Buddha Tzu Chi juga mengadakan baksos kesehatan kepada warga korban banjir di daerah Kapuk Muara pada tanggal 19 Januari 2014.

Baksos yang diadakan secara spontan tersebut bisa dikatakan berjalan dengan lancar, meskipun ada beberapa kendala. Antara lain, para warga korban banjir terlihat sedikit tidak sabar saat harus menanti giliran mereka karena memang memang hanya ada seorang perawat yang datang membantu untuk mengukur tekanan darah. Sementara dokter yang yang bertugas di posko juga hanya dua orang, ditambah dengan seorang apoteker. Kondisi yang terbatas ini membuat deretan antrian cukup panjang. Untunglah setelah baksos berjalan beberapa saat, menyusul seorang dokter yang membantu mengurangi panjangnya antrian. Menghadapi kondisi ini, Liwan Shixiong dengan gayanya yang polos dan lucu menasehati para warga yang antri untuk bersabar menanti giliran.

foto  foto

Keterangan :

  • Baksos yang diadakan secara spontan tersebut dilayani oleh tim medis yang terbatas sehingga antrian warga yang hendak berobat cukup panjang (kiri).
  • Dengan tulus dan sukacita, Liwan Shixiong menenangkan para warga untuk sabar menunggu giliran periksa (kanan).

Di antara barisan antrian warga, terlihat seorang ibu yang cukup berusia dengan nafas yang agak tersengal-sengal. Kondisinya membuat relawan khawatir sehingga memberikan prioritas kepada ibu tersebut untuk diperiksa. Ibu yang bernama Asiah tersebut berusia 50 tahun. Pada saat dokter memeriksanya ternyata ia menderita sakit paru-paru yang cukup serius dan memerlukan penanganan yang lebih lanjut. Sebagai pertolongan pertama, alat oksigen untuk bantuan pernapasan pun didatangkan. Dengan sabar perawat memasangkan alat tersebut kepada Ibu Asiah. Sambil berbaring di ranjang kain sambil menghirup oksigen, tampaknya keadaan Ibu Asiah sedikit lebih baik.

foto  foto

Keterangan :

  • Ibu Aisah yang mengalami sesak napas diprioritaskan oleh relawan dan mendapat bantuan oksigen (kiri).
  • Dokter dan relawan bekerja sama mengobati luka di kepala Ridwan yang terluka akibat terjatuh dan terbentur benda keras saat banjir (kanan).

Ada juga seorang ayah yang membawa putranya untuk berobat, yakni Pak Mamad bersama putranya Ridwan (4 tahun). Relawan sempat mengira putranya hanya sakit ringan mengingat keluhan penyakit semua warga korban banjir hampir semua yaitu flu, batuk, demam, dan gatal-gatal. Namun, ternyata pada saat banjir Ridwan terjatuh dan kepalanya terluka. Lukanya cukup dalam dan bernanah. Setelah membersihkan lukanya, dokter langsung menyampaikan pada Pak Mamad bahwa luka di kepala Ridwan harus segera dijahit agar tidak menjadi lebih buruk nantinya. Pak Ridwan pun langsung setuju setelah mendengar penjelasan dokter. Sambil menunggu Ridwan dijahit, Pak Mamad bercerita, “Ridwan anak angkat saya.” Setelah dilahirkan, orang tua kandung Ridwan meninggal dunia. Karena Pak Mamad dan istrinya belum mempunyai anak laki-laki, ia dan istrinya mengadopsi Ridwan. Namun malang tak dapat diduga, dua tahun yang lalu istri Pak Mamad meninggal dunia sehingga ia sendiri yang terus membesarkan Ridwan. Selama dijahit, Ridwan merasa takut, ia meronta-ronta. Relawan membantu dengan menghiburnya, dan ada juga yang memegang kakinya. Dokter sempat memberikan suntikan penghilang rasa sakit, dan untunglah pada akhirnya berhasil menyelesaikan tiga jahitan untuk menyembuhkan luka di kepala Ridwan.

  
 

Artikel Terkait

Menjadi Teladan Kebersihan di Apel Kebangsaan

Menjadi Teladan Kebersihan di Apel Kebangsaan

05 Desember 2016

Ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat memadati Lapangan Gasibu, Bandung untuk mengikuti acara Apel Kebangsaan. Relawan  Tzu Chi Bandung berpartisipasi dalam acara yang digelar pada Rabu, 30 November 2016 tersebut. Selain mengikuti kegiatan, relawan juga mengitari Lapangan Gasibu dengan membawa plastik sampah dan memungut sampah yang berserakan di lapangan.

 

Memanfaatkan Waktu dengan Baik

Memanfaatkan Waktu dengan Baik

08 Mei 2018
Di Gedung Gan En Tzu Chi Center pagi itu, Minggu 29 April 2018 diadakan Kelas Budi Pekerti Qing Zhi Ban Besar yang diikuti oleh anak-anak dari usia 9-14 Tahun. Ada 35 anak yang masing-masing didampingi oleh orang tua mereka dan 15 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2.
Membangkitkan Hati Buddha

Membangkitkan Hati Buddha

31 Oktober 2011 Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan metta (kasih sayang dan cinta kasih) kepada semua makhluk tanpa kecuali. Terhadap manusia, janganlah membedakan suku, bangsa, ras, dan agama. Terhadap hewan, janganlah membedakan jenisnya.
Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -