Ekin mendapat ucapan selamat dan sukacita dari Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma karena proses renovasi rumah sudah berjalan 50 persen. Hadir juga Menteri PKP Maruarar Sirait, Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, Wali kota Bandung Muhammad Farhan dan relawan Tzu Chi dari Jakarta dan Bandung.
Di perkampungan padat penduduk, tepatnya di RT 001, RW 003, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, tinggal dua bersaudara Ekin (56) dan saudara kandungnya. Selama lebih dari tiga dekade, Pak Ekin menjalani hidup bersama saudaranya di sebuah rumah yang penuh cerita. Namun, kondisi rumah yang ia huni kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Sejak dulu, rumah itu memang sudah tua. Dibangun sejak tahun 1980-an, bangunan tersebut tidak pernah direnovasi atau mengalami perbaikan yang cukup berarti. Seiring berjalannya waktu, kondisi rumah semakin memburuk. Genteng-genteng yang menempel di atap mulai bolong, dan lantai semen yang dulu kokoh kini retak di sana-sini. Tapi yang paling membuat Ekin merasa cemas dan takut adalah bagian belakang rumahnya yang sudah hampir seluruhnya roboh.
Saking parahnya, bagian belakang rumah itu tidak lagi berfungsi sebagai tempat tinggal. Banyak bagian penyangga rumah yang sudah patah dan rapuh sehingga sangat membahayakan keselamatan penghuninya. Bahkan, saat hujan turun, bocor di mana-mana, membuat suasana di dalam rumah semakin tidak nyaman. “Saya takut, Pak. Kalau hujan deras, atap bocor di mana-mana. Kalau malam, saya sering cemas karena takut air masuk, merusak barang-barang di dalam rumah, dan takut ketiban genteng dan kayu,” ujar Ekin dengan suara pelan dan mata yang sedikit berkaca-kaca.
Kecemasan ini semakin menjadi saat memikirkan bagian sisi belakang rumah yang hampir roboh. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin bangunan itu akhirnya runtuh dan mencelakai mereka. “Kalau bagian belakang itu udah roboh, saya nggak tahu harus gimana lagi. Rumah ini sudah tidak layak huni, tapi saya juga nggak punya uang buat renovasi,” tambah Ekin yang menjual air isi ulang dan memiliki warung kecil.
Perjuangan Mencari Solusi yang Membuahkan Hasil
Kondisi yang memprihatinkan ini membuat Ekin merasa putus asa. Ia dan saudaranya harus tidur di ruang tamu yang sudah penuh perobotan. Bahkan, mereka pernah tidur di tempat bekas warung yang sedikit lebih layak karena tidak bocor. Tapi, itu pun hanya sementara. Sebab, keadaan rumah yang semakin memburuk membuat mereka harus mencari solusi segera.
Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma melihat langsung ruangan dalam rumah Ekin yang sedang dalam proses renovasi. Herman, Project Manager Pembangunan Tzu Chi sedang menjelaskan proses renovasi disaksikan oleh Wakil Ketua Tzu Chi Bandung Henking Wargana.
Beruntung, suatu hari, datang kabar dari Ketua RW 03 dan Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung yang menawarkan bantuan program renovasi rumah tidak layak huni. Pak RW, pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan relawan Tzu Chi Bandung datang ke rumah Ekin dan mengabarkan bahwa rumahnya masuk dalam program renovasi rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Syaratnya mudah, Ekin cukup membawa KTP, KK, dan dokumen surat-surat kepemilikan tanah. Ekin mengatakan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan, dan prosesnya pun cepat, sekitar satu minggu, rumah Ekin segera mendapatkan perbaikan.
Ekin merasa hati kecilnya langsung berdebar. Ia merasa harapan memperbaiki rumah peninggalan orang tua kembali menyala di hatinya. “Waktu itu saya merasa sangat lega. Kalau sebelumnya saya merasa nggak ada harapan, sekarang ada solusi yang nyata,” ujar Ekin dengan nada penuh syukur.
Selain itu, para penerima program renovasi rumah juga mendapatkan bantuan uang sewa rumah sementara selama tiga bulan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama proses renovasi rumah berjalan. Dengan adanya tempat tinggal sementara, mereka tidak perlu lagi khawatir lagi tentang tempat berlindung saat rumah mereka diperbaiki.
Kehadiran Relawan Tzu Chi yang Membawa Kebahagiaan
Bukan hanya bantuan materi, yang membuat hati Ekin semakin bahagia adalah kehadiran relawan Tzu Chi yang rutin datang mengunjungi rumahnya. Mereka tidak hanya sekadar datang untuk melihat kondisi rumah yang sedang dibangun, tetapi juga mendengarkan keluh kesah dan cerita hidup Ekin dengan penuh perhatian dan empati.
Kondisi rumah Ekin yang sedang dalam proses renovasi yang dilakukan oleh Tzu Chi dalam Progaram Renovasi Rumah Tidak Layak Huni sudah berjalan 50 persen. Rumah Ekin ini terdiri dari LT. 91 m² dan luas bangunan 35 m².
Ekin merasa sangat berterima kasih dan bangga dengan kehadiran relawan Tzu Chi. Ia merasa bahwa dirinya tidak sendiri dalam perjuangan ini. “Saya sangat senang dan bangga. Mereka datang setiap minggu, melihat kondisi rumah saya, dan mendengarkan cerita saya. Rasanya seperti ada keluarga yang peduli sama saya,” kata Ekin dengan mata yang berkaca-kaca menahan haru.
Kehadiran relawan Tzu Chi ini memberi semangat baru bagi Pak Ekin dan saudaranya. Mereka merasa dihargai dan didukung, bukan hanya secara materi, tetapi juga secara emosional. “Kalau mereka datang, saya jadi semangat bekerja. Saya merasa bahwa saya punya teman dan keluarga di sini,” tambah Pak Ekin, sambil tersenyum penuh rasa syukur.
Semangat Gotong Royong dan Bantuan dari Hati
Lebih dari sekadar menerima bantuan, Ekin menunjukkan semangat yang luar biasa. Ia turut membantu para tukang dalam proses perbaikan rumahnya. Ia membantu mengangkut pasir, membersihkan area sekitar, dan berusaha mempercepat proses pembangunan kembali rumahnya. “Kalau pasir datang, saya bantu angkut. Kalau lagi bersih-bersih, saya yang nyapu. Supaya rumah cepat selesai,” kata Pak Ekin dengan senyum tulus.
Kondisi rumah Ekin pada awal survei. Pada bagian sisi belakang rumah sudah roboh dan tidak dapat di tempati. Relawan Tzu Chi datang langsung melihat kondisi rumah Ekin.
Perjuangannya ini menunjukkan bahwa di balik kesulitan besar, ada kekuatan dari hati yang tulus dan semangat untuk bangkit. Ekin percaya bahwa rumah baru yang sedang dibangun ini tidak hanya akan menjadi tempat tinggal, tetapi juga simbol harapan dan perjuangan ia dan saudaranya untuk kehidupan yang lebih layak dan baik.
Harapan untuk Masa Depan
Kini, meskipun rumah lama mereka yang penuh kenangan akan segera dipugar dengan bangunan baru, semangat Ekin tetap menyala. Ia berharap, rumah barunya nanti akan lebih kokoh dan nyaman, serta mampu melindungi mereka dari segala cuaca dan bahaya. Ia ingin bisa tinggal di rumah yang aman dan penuh kebahagiaan bersama saudaranya.
Kisah Pak Ekin adalah gambaran nyata tentang ketangguhan manusia dalam menghadapi cobaan hidup. Di tengah segala penderitaan dan ketidakpastian, ia tetap berjuang, berharap, dan tidak pernah kehilangan semangat. Bantuan dari pemerintah dan komunitas menjadi pilar penting baginya, tetapi yang paling utama adalah kekuatan dari dalam diri sendiri dan harapan yang tak pernah padam.
Ekin dihadapan Menteri PKP Maruarar Sirait, Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia Suginto Kusuma, dan Ketua Komite Pembangunan Tzu Chi Eka Tjandranegara dengan wajah suka cita mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Tzu Chi dan Pemprov Jawa Barat yang telah membantu merenovasi rumahnya.
Kisah Ekin mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan. Dengan dukungan dari orang-orang di sekitar dan semangat yang tulus, harapan itu tetap bisa terwujud. Rumah yang dulu roboh dan bocor di mana-mana kini perlahan akan diganti dengan bangunan baru yang lebih kokoh dan nyaman.
Perjuangan Ekin adalah cermin bahwa dalam setiap kesulitan, selalu ada jalan keluar. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian, usaha, dan doa agar akhirnya kita bisa meraih kehidupan yang lebih baik.
Pada program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Provinsi Jawa Barat ini pada tahap pertama segera direnovasi 11 unit rumah dari 68 unit rumah di Kelurahan Jamika. Program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni Tzu Chi di Kota Bandung ini rencananya akan merenovasi rumah-rumah tidak layak huni di Kelurahan Babakan 138 unit, Jamika 68 unit, Kopo, 56 unit, Babakan Asih 114 unit, Sukaasih 33 unit, Babakan Tarogong 15 unit, Warung Muncang 69 unit, dan Cicadas 7 unit, sehingga total yang akan di renovasi rumah di Kota Bandung ada 500 unit.
Editor: Hadi Pranoto