Ramah Tamah Imlek Secara Virtual

Jurnalis : Lindawati Tjiawi (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Ryanto Budiputra, Rita (Tzu Chi Medan)


Relawan Tzu Chi dari komunitas Hu Ai Mandala foto bersama dengan memegangi angpao dari Master Cheng Yen.

“Gong Xi Fa Cha” ucapan selamat pada tahun baru Imlek yang tidak pernah absen saat bertemu sapa. Saling mengunjungi di tahun baru Imlek bagi yang merayakannya juga sudah menjadi tradisi. Namun di masa pandemi Covid-19 ini, para relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Medan Mandala demi kebaikan bersama harus merubah tradisi berkunjung ini.

Tanpa mengurangi rasa kebersamaan maka pada 25 Februari 2021, pukul 19.30 – 21.30 WIB, pada hari ke-14 Imlek diadakanlah gathering Imlek secara virtual yang diikuti 45 relawan. Para relawan tak hanya saling mengucapkan selamat tahun baru Imlek, mereka juga menyimak video pesan-pesan Master Cheng Yen agar relawan tetap bersemangat berjalan di jalan Bodhisatwa.  


Gathering Imlek secara virtual ini diikuti 45 relawan.

Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen berpesan bahwa kita harus membangkitkan hati yang tulus untuk menyambut tahun baru. Setiap tahun selalu mengandung harapan yang baru. Kita hendaknya berdoa dengan tulus semoga dunia segera terbebas dari pandemi. Master sendiri juga setiap hari memanjatkan doa ini dan berharap agar kita semua segera terbebas dari masker. Kita harus berikrar dengan tulus untuk memiliki cinta kasih yang utuh untuk menghadapi pandemi ini.  

Selanjutnya relawan diajak untuk mendengarkan lagu yang berjudul “Menyadarkan Alam Manusia”. Lagu ini menceritakan langkah-langkah Master dan kewelas-asihan Master terhadap dunia ini.

Sharing Relawan

 

Elena saat melakukan kegiatan kunjungan kasih.

Dalam gathering ini, beberapa relawan berbagi tentang perjalanannya bersama Tzu Chi dalam berbuat kebajikan. Elena, relawan yang bergabung pada tahun 2019 mengatakan bahwa kegiatan pertamanya adalah saat ikut membagikan kupon baksos kesehatan ke rumah warga di Tanjung Morawa. Warga yang dikunjungi adalah dari keluarga kurang mampu.

“Melihat keluarga yang kurang mampu dan rumah merekapun seadanya dan kecil, ini membuat saya merasakan bagaimana susahnya hidup mereka dan ini membuat saya harus bisa bersyukur atas apa yang saya miliki selama ini,” ungkap Elena.

“Seminggu kemudian, saat baksos kesehatan diadakan, saya merasakan sukacita dari awal hingga akhir kegiatan karena bisa bersumbangsih untuk orang banyak walaupun hanya bisa membantu apa yang bisa saya lakukan,” lanjut Elena.

Elena juga merasakan dengan mengikuti kegiatan Tzu Chi, ia bisa mengembangkan kebijaksanaan dalam diri dan menjalankan Dharma dalam kehidupan sehari-hari serta mengembangkan welas asih.


Lina Chandrina (kiri) bisa membuat Cang, belajar dari Nuraina (kanan).

Sementara itu bagi Lina Chandrina, relawan yang bergabung sejak 2007, Tzu Chi adalah universitas kehidupan, karena di Tzu Chi banyak yang telah dipelajarinya. Awal bergabung dengan Tzu Chi, Lina aktif di pendampingan penerima bantuan Tzu Chi, kegiatan baksos juga penjualan mooncake. Karena anaknya masih kecil waktu itu terpikir oleh Lina bagaimana caranya bisa bersumbangsih lebih tanpa harus keluar rumah.

“Dari situ saya mulai tertarik di konsumsi, awalnya saya tidak bisa memasak sama sekali, apalagi masak makanan vege. Saya berusaha cari tahu bahan-bahan dan cara masaknya. Menu pertama yang saya masak Mie sop vege dan tester pertama saya Toni Shixiong dan karyawan DAAI TV. Kemudian saya diajarkan Nuraina Shijie cara membuat Cang, sekarang saya sudah bisa membuat Cang berkat guru saya Nuraina Shijie. Saya juga mau gan en sama Ik Ju Shijie yang pada waktu itu memberi berkah kepada saya  menjadi kanpu konsumsi,” kata Lina dengan tersenyum.  Sekarang masakan Lina sangat disukai para relawan.

Adapun Lim Ik Ju yang sudah 12 tahun bergabung dengan Tzu Chi merasa sangat senang dengan gathering ini, karena bisa bertemu dengan sesama relawan walau lewat virtual. Selama 12 tahun ini Lim Ik Ju sudah banyak belajar dari mengemban tugas sebagai wakil ketua Xie Li, ketua Xie Li, Wakil Hu Ai, Hu Ai dan sekarang wakil He Qi. Menurutnya kalau bergabung ke Tzu Chi harus bisa memahami “empat sop Tzu Chi” yaitu, bersyukur, menghormati, memahami, dan toleransi. Dengan demikian relawan bisa menjalankan tugas dengan baik dan bisa membimbing para relawan dengan baik.


Lim Ik Ju dengan sabar mengajari murid yang melakukan pemandian rupang pada acara Waisak.

Ik Ju selalu mengingat perkataan Master Cheng Yen yang pernah disampaikan kepadanya saat ia pulang ke Taiwan. “Menjadi seorang Ketua Xie Li, anda harus punya wibawa dan bisa menggerakkan para relawan untuk berkegiatan, barulah Xie Li yang anda bimbing bisa berjalan dengan baik.”

Menurut Ik Ju, Tzu Chi seperti satu sekolah yang banyak kegiatan di dalamnya, ada survey kasus, isyarat tangan, pelestarian lingkungan, konsumsi dan belajar Dharma. Tinggal pilih mau di bidang yang mana.

“Saya gembira bergabung dengan Tzu Chi karena bisa ketemu dengan banyak orang dan relawan-relawan kita sangat kompak dan saya merasa saya perlu Tzu Chi.”

Tan Kim Hong, koordinator acara ini juga merasa senang karena bisa kumpul bersama walaupun melalui Zoom.

Doa Bersama


Lim Ik ju sharing tentang perjalanan selama 12 tahun di Tzu Chi.

Karena dunia masih diselimuti pandemi Covid-19, maka batin semua orang tidak tenang. Untuk menenangkan batin, semua orang harus selalu bersatu hati berdoa agar dunia terbebas dari semua bencana dan pandemi Covid-19. Dengan pelita di tangan gathering ini ditutup dengan Doa Bersama.

Pada kesempatan ini Ketua He Qi Medan Jati, Hasan Tina mengungkapkan rasa gembiranya karena bisa berkumpul secara virtual. Karena ada pandemic para relawan jarang bertemu, gathering ini merupakan kesempatan yang baik untuk bertatap muka.

“Relawan Hu Ai Mandala sudah terkenal dengan kekompakannya, semoga kekompakan ini bisa berlanjut untuk tahun-tahun mendatang. Semoga pandemi segera berlalu, semoga kita bisa terus berkegiatan kembali,” Hasan Tina mengakhiri pesan cinta kasihnya.

Untuk lebih bisa merasakan suasana Imlek, para relawan mengakhiri gathering dengan menyanyikan lagu Imlek bersama-sama. Semua bernyanyi dengan semangat, diiringi tawa riang.

“Dengan adanya lagu ini suasana Imlek lebih terasa, walaupun tinggal sehari lagi,” Kata Hui Ni, MC acara kali ini.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Partisipasi He Qi Pusat dalam Festival Imlek Nasional 2023

Partisipasi He Qi Pusat dalam Festival Imlek Nasional 2023

02 Februari 2023

Perayaan Imlek Nasional 2023 yang diselenggarakan di Lapangan Banteng akhir pekan lalu merangkul lebih dari 700 UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) untuk bisa meramaikan kegiatan. 

Berbagi Kebahagiaan Menyambut Imlek

Berbagi Kebahagiaan Menyambut Imlek

15 Februari 2018

Desa Simpak merupakan salah satu desa binaan yang sampai saat ini terus melakukan komunikasi dengan relawan dari Tzu Chi Tangerang.  Sejak 2015, Desa Simpak rutin melakukan penuangan celengan bambu yang setiap 3 bulan sekali dikunjungi oleh relawan.

Menjalin Kekeluargaan dengan Warga Kampung Teko

Menjalin Kekeluargaan dengan Warga Kampung Teko

15 Februari 2018

Relawan Tzu Chi berbagi kebahagiaan dengan warga Kampung Teko yang terletak di ujung wilayah Timur Bekasi. Relawan memberikan bantuan paket Imlek kepada 243 orang warga, berupa beras 10 Kg, satu dus Mi DAAI, satu dus biskuit, serta angpau.

Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -