Rasa Haru dan Syukur Warnai Topping Off Tzu Chi School PIK 2

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Arimami Suryo A, Anand Yahya, Fikhri Fathoni

Pembawa persembahan buah dan bunga maju ke depan altar, melambangkan kesucian niat dan rasa syukur atas setiap tahap pembangunan.

Setahun setelah peletakan batu pertama pada 26 September 2024 lalu, kini Tzu Chi School PIK 2 resmi mencapai tahap topping off atau atau pemasangan balok utama. Dari sebidang tanah yang dulunya datar, kini berdiri sebuah bangunan yang menjadi simbol kerja keras, kebersamaan, dan ketulusan banyak pihak.

Pemasangan balok utama pada Sabtu pagi, 25 Oktober 2025 ini bukan hanya bagian dari pembangunan fisik saja, namun melambangkan kekuatan ikrar dan semangat para insan Tzu Chi dalam menegakkan misi pendidikan. Balok itu menjadi simbol keteguhan, welas asih, dan kebijaksanaan yang akan menopang lahirnya generasi berkarakter serta mewariskan nilai-nilai humanis dan ajaran Dharma bagi masa depan.

Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dengan penuh rasa syukur menghaturkan rasa terima kasih pada seluruh pihak yang bersumbangsih, yakni para relawan, donatur, komisaris kehormatan, tim pendidikan, dan tim proyek. Berkat kerja keras semua oranglah barulah semua ini bisa terwujud. Dalam prosesi topping off, Liu Su Mei mengaku momen pemasangan tiang dan penyerahan baut kepada tim proyek sungguh sangat menyentuh.

“Kami melihat tiangnya naik pelan-pelan, dan saat baut diserahkan, saya benar-benar terharu. Bangunan ini kelak akan membina generasi baru. Begitu banyak orang yang bersungguh hati dalam misi pendidikan, sungguh menyentuh hati,” tuturnya.

Irama genderang yang ditabuh oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan guru berserta para murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi untuk memulai acara topping off Tzu Chi School PIK 2 pada Sabtu 25 Oktober 2025 sungguh menghadirkan semangat.


Liu Su Mei (kanan) bersama empat Shifu dari Griya Jingsi Taiwan yang hadir dalam topping off Tzu Chi School PIK 2 pada Sabtu 25 Oktober 2025.

Terkait rencana ke depan, Liu Su Mei mengungkapkan bahwa pada tahun 2026 Tzu Chi School PIK 2 akan mulai menerima siswa baru untuk jenjang Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). “Terima kasih kepada para orang tua yang bersedia memercayai Tzu Chi. Ini adalah kesempatan sekaligus tanggung jawab besar bagi kami untuk membina pelajar-pelajar masa depan,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, selama lebih dari dua dekade perjalanan pendidikan Tzu Chi di Indonesia, para pendidik telah menunjukkan dedikasi luar biasa. “Baik di Tzu Chi School maupun di Sekolah Cinta Kasih, tim pendidik kami telah bersungguh hati sehingga menciptakan reputasi yang baik dan menjadi kebanggaan kita semua,” kata Liu Su Mei.

Sejak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng berdiri pada 2003, cahaya pendidikan Tzu Chi terus menyebar ke berbagai penjuru. Lalu hadir Tzu Chi School PIK I pada 2011 dengan kurikulum internasional Cambridge dan IB Program, disusul Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang pada 2022 dan Tzu Chi Ren Wen Preschool pada 2024.

Kini melalui Tzu Chi School PIK II, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melangkah lebih jauh. Sekolah ini menjadi bagian dari Tzu Chi Education Center bersama Tzu Chi University yang kelak akan menjadi pusat pembelajaran berbasis cinta kasih dan kebajikan.

Pemandangan sisi luar Tzu Chi School PIK 2 yang mulai memperlihatkan bentuk akhir dari kompleks pendidikan berwawasan humanis.

Acara topping off kali ini terasa semakin istimewa dengan kehadiran empat Shifu dari Griya Jingsi Taiwan dan Stephen Huang, Direktur Eksekutif Relawan Global Tzu Chi. Liu Su Mei menyebut kehadiran mereka sebagai sebuah kejutan yang penuh makna.

“Bulan lalu kami baru melaporkan kepada Master Cheng Yen bahwa sekolah ini akan topping off. Tak disangka, Master Cheng Yen menugaskan empat Shifu dan Shixiong Stephen Huang untuk hadir di sini. Kami sangat tersentuh. Ini berarti Master Cheng Yen menaruh harapan besar kepada Indonesia,” ujarnya haru.

Dengan semangat dan kepercayaan yang diberikan, Liu Su Mei menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat empat misi Tzu Chi, terutama misi pendidikan.  “Jadi, Langkah kita harus makin mantap. Kita harus menjalankan 4 misi dengan lebih baik, terutama misi pendidikan. Ini butuh kerja sama semua orang sehingga kita tidak mengecewakan Master Cheng Yen,” pungkasnya.

Eka Tjandranegara (tengah) dalam suasana yang khidmat mengikuti prosesi persembahan buah sebagai ungkapan syukur atas kelancaran pembangunan Tzu Chi School PIK 2.

Sementara itu raut wajah Eka Tjandranegara tampak tenang dan penuh percaya diri sepanjang acara. Sebagai Ketua Komite Pembangunan, ia memimpin proyek tersebut dengan perhitungan yang matang.

“Sebenarnya tantangannya sudah kami perhitungkan, terutama dalam hal desain, spesifikasi, dan jadwal. Karena kami sudah memiliki pengalaman di Tzu Chi School PIK 1, pembangunan Tzu Chi School PIK 2 menjadi lebih mudah. Kami menggunakan desain PIK 1 sebagai dasar, kemudian memperbesar dan memperindahnya. Dengan begitu, proses desain menjadi lebih efisien dan hemat waktu,” jelasnya.

Dalam pembangunan Tzu Chi School PIK 2 kali ini, Eka Tjandranegara melibatkan para operator pendidikan yakni guru dan kepala sekolah untuk turut bergabung dalam tim pelaksana. Ketika muncul kesulitan atau keluhan, timnya segera melakukan perbaikan. Kolaborasi ini jadi salah satu kunci kelancaran pembangunan Tzu Chi School PIK 2.

Ketika ditanya apa langkah selanjutnya setelah topping off, Eka menjawab dengan nada ringan, “Tentu saja menyelesaikan.” Ia menjelaskan bahwa pembangunan ditargetkan rampung pada akhir April 2026, sehingga gedung dapat siap digunakan pada tahun ajaran baru, Juli 2026.

“Kami kasih waktu tiga bulan sebelum sekolah mulai untuk persiapan. Kalau tidak ada puasa dan Lebaran, mungkin Februari sudah bisa selesai. Tapi kami usahakan sebelum libur, semuanya sudah beres,” ujarnya.

Isyarat tangan dengan judul lagu Rén jiān yǒu ài yang artinya ada cinta kasih di dunia, yang dibawakan sangat apik oleh 32 relawan senior Tzu Chi Indonesia.


Suasana hangat terpancar dari wajah para relawan, donatur, dan tamu undangan yang memenuhi area acara topping off.

Bangunan Tzu Chi School PIK 2 berdiri di atas lahan seluas 10 hektare di kawasan Tzu Chi Education Center, yang mencakup jenjang Kindergarten, Primary School, dan Secondary School. Sekolah ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, antara lain gedung olahraga, kolam renang berstandar Olimpiade, perpustakaan, lapangan olahraga, laboratorium, serta pusat penelitian ilmiah. Yang tak kalah penting, akan hadir pula kelas budaya humanis, sebagai ciri khas pendidikan Tzu Chi yang menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.

Para tamu undangan mengaku sangat terkesan dengan acara yang berlangsung penuh makna ini. Salah satunya Garibaldi Thohir, salah satu pengusaha sukses di Indonesia yang akrab disapa Boy Thohir ini. Ia mengaku sangat tersentuh dan banyak belajar dari moment tersebut.

“Luar biasa, saya kagum, saya tersentuh, dan juga saya banyak belajar. InsyaAllah ini merupakan satu pelajaran yang sangat berharga untuk saya. Mudah-mudahan nanti saya juga bisa tularkan ke organisasi-organisasi yang saya pimpin,” ungkapnya penuh semangat.

Menurutnya, pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang berkarakter. Namun, ia menegaskan bahwa pendidikan formal saja tidaklah cukup tanpa budi pekerti. “Hari ini saya belajar bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga budi pekerti. Ini sangat menginspirasi karena rupanya pendidikan saja tidak cukup,” ujarnya.

Boy kemudian mengenang masa kecilnya, ketika pelajaran budi pekerti menjadi bagian penting di sekolah. “Dulu kita sering diajarkan untuk saling menghormati, saling menyayangi, bergotong royong, dan tentunya bersatu tanpa memandang warna kulit, ras, agama, dan lain-lain,” tambahnya. Ia berharap nilai-nilai luhur tersebut dapat kembali dibangkitkan dan menjadi fondasi utama dalam membangun generasi muda yang cerdas, beretika, dan berempati terhadap sesama.

Garibaldi Thohir tampak antusias mengikuti acara, mengaku terinspirasi oleh semangat pendidikan berkarakter yang diusung Tzu Chi.


Hassan Wirajuda, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, menyampaikan apresiasi atas kontribusi Tzu Chi dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

Hal serupa disampaikan oleh Hassan Wirajuda, mantan Menteri Luar Negeri RI yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Prasetiya Mulya. “Membanggakan melihat upaya Tzu Chi memajukan pendidikan di Indonesia. Kita memang memerlukan pusat-pusat pendidikan yang baik agar anak-anak Indonesia dapat menikmati pendidikan berkualitas,” ujarnya.

Sebagai rektor, Hassan Wirajuda juga menyambut positif peluang kerja sama antara Universitas Prasetiya Mulya dan Tzu Chi Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan. Ia menilai, kerja sama tersebut dapat membuka kesempatan bagi lulusan SMA Tzu Chi untuk melanjutkan studi di Universitas Prasetiya Mulya.

Lebih lanjut, Hassan menekankan bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan membentuk kecerdasan intelektual, tetapi juga harus menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan. “Dalam pendidikan, yang dikejar bukan hanya kecerdasan, tetapi juga budi pekerti dan welas asih sesuatu yang kini semakin langka di dunia modern. Saya kira ini pendekatan yang sangat baik,” sambungnya.

Editor: Arimami S.A

Artikel Terkait

Rasa Haru dan Syukur Warnai Topping Off Tzu Chi School PIK 2

Rasa Haru dan Syukur Warnai Topping Off Tzu Chi School PIK 2

25 Oktober 2025

Tzu Chi School PIK 2 mencapai tahap topping off, menandai kemajuan pembangunan sekolah berwawasan humanis dari TK hingga SMA. Momen ini menjadi simbol kerja keras dan komitmen Tzu Chi dalam membina generasi muda yang cerdas dan berwelas asih.

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -