Sekantong Darah Sangatlah Berarti Demi Menyelamatkan Banyak Nyawa

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat)
Eka Lestari turut serta mendonorkan darahnya.

Sejak pukul 8 pagi, kesibukan sudah terlihat di Ruang MCU RS Royal Progress Sunter. Sebanyak 10 relawan Tzu Chi komunitas Sunter bersama 6 tim medis dari RS. Cipto Mangunkusumo sedang menyiapkan keperluan donor darah, Sabtu 11 Maret 2023.

Para calon donor melewati tahapan screening seperti cek kadar hemoglobin (bagian darah yang membawa oksigen), tekanan darah, golongan darah, berat badan, tinggi badan, ada tidaknya mengkonsumsi obat-obatan, dan mengisi formulir pertanyaan kesehatan. Tercatat sebanyak 55 calon donor yang mendaftar. Mereka berasal dari relawan Tzu Chi, staf medis RS. Royal Progress dan warga setempat. Dan sebanyak 38 orang berhasil diambil darahnya sebanyak 350 Cc hingga 450 Cc.

Dokter Jovina Johny (kanan) bersama rekannya di bagian pengecekan HB dan tekanan darah.

Calon donor yang tak lolos, rata-rata dikarenakan kadar hemoglobin-nya yang rendah, yakni tidak mencapai standar HB 12,5 – 17.

“Penyebab bervariatif, ada yang kurang zat besi misalnya, ada pula bisa diakibatkan karena kelainan darah talasemia mayor. Jadi zat besi itu sangat berpengaruh terhadap hemoglobin. Tentunya jika zat besi berkurang, tidak dapat menghasilkan hemoglobin yang optimal,” jelas Dokter Jovina Johny, yang bekerja di unit transfusi darah RS. Cipto Mangunkusumo. Ia juga merupakan anggota TIMA atau tim medis Tzu Chi.

Gizi dari sayuran, brokoli, buah-buahan, buah naga, buah jeruk vitamin C, tambah Dokter Jovina, dapat membantu penyerapan zat besi. Disarankan untuk calon donor tidak mengonsumsi kopi atau teh karena dapat mengurangi zat besi dalam tubuh.

“Bisa diberikan suplemen. Penuhi gizi, HB Cukup, dan olah raga. Selain itu, jika HB lebih dari 17 berkenaan dengan kekentalan darah, tidak bisa diberikan ke pasien karena akan memberatkan, berkaitan dengan adanya mungkin polisitemia. Tentunya untuk pendonor yang belum berhasil jangan kecewa, di sini kita tidak hanya menjaga keamanan dari pasien tetapi dari pendonor, juga tidak disarankan untuk memberhentikan obatnya karena ingin mendonor ya,” sambung Dokter Jovina.

Tampak relawan Tzu Chi seperti Ngiau Mau Lan bersama Gho Siok Ping tengah melayani calon donor yang mendaftar.

Sementara itu, Eka Lestari (40) mengajak suaminya, Jumali untuk ikut mendonorkan darah, setelah hampir 1 tahun jeda sejak pandemi melanda. Keinginannya untuk donor darah sempat kurang disetujui oleh orang tua karena berpikir dirinya menjadi gemuk setelah mendonorkan darah. Sehingga selama ini Eka diam-diam mendonorkan darahnya. Tercatat ia sudah 12 kali mengikuti donor darah.

“Ada perasaan lega akhirnya dapat mendonorkan darah. Tentunya badan menjadi lebih enteng, bagus buat sirkulasi darah karena tubuh akan memproduksi darah baru. Imun tubuh juga lebih bagus, tidak mudah sakit,” ungkapnya.

Eka sendiri telah merasakan pentingnya setetes darah bagi orang yang membutuhkan. “Dulu Pakde (kakak Ibu) yang sudah lansia mengalami penyakit yang perlu operasi dan membutuhkan cadangan stok darah. Kebetulan golongan darah saya sama, yaitu golongan darah B dan bersyukur dapat disumbangkan,” ingatnya. Bagi Eka, berbuat baik dapat dilakukan dengan menyumbangkan tenaga, pikiran maupun materi seperti darah agar dapat bermanfaat.

Marwan Sukri Hasibuan merasa bersyukur dapat menyempatkan diri melakukan kebaikan yang sederhana untuk kesehatannya sekaligus untuk membantu orang lain.

Peserta donor lainnya, Marwan Sukri Hasibuan (54) asal Samarinda, bersama tiga rekannya menyempatkan datang untuk mendonorkan darah sebelum pergi berlabuh karena pekerjaannya sebagai ABK. Merupakan kali kedua ia mendonorkan darahnya yang bergolongan O di RS. Royal Progress dengan total sudah tercatat 5 kali sebagai donor. Ia pertama kali donor darah karena ingin tahu seperti apa jika darah disedot dengan jarum.

“Tidak terasa sakit ketika jarum dimasukkan, tidak takut. Semoga darah bisa bermanfaat buat orang yang membutuhkan. Saya juga merasa setelah donor biasanya badan terasa ringan apalagi seperti saya ini yang gemuk. Jika ada waktu dan kesempatan, berniat datang kembali,” ujarnya.

Linawati Heng, Jo Eng Mui, Sugikhs Siuling, relawan Tzu Chi sedang menyiapkan snack, makanan, dan minuman untuk para donor, tim medis dan relawan yang bertugas.

Yessy Jerlita Sianturi, petugas di bagian Produk & Promo Event RS Royal Progress Sunter terkesan dengan jiwa pelayanan dari relawan Yayasan Buddha Tzu Chi yang melayani masyarakat dengan tulus dan penuh cinta kasih. Yang juga berkesan baginya saat bekerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi adalah para relawan bisa membuat alur sendiri, persiapan sendiri, bahkan membuat spanduk sendiri.

“Masih banyak rumah sakit yang kekurangan darah, pernah terjadi pada salah satu anak teman saya yang menderita kanker darah di RS di salah satu kota di Indonesia, karena tidak memiliki ketersediaan kantong darah. Satu tetes darahmu bisa menyelamatkan umat manusia. Teruslah maju melayani dengan sepenuh hati, tanpa memandang siapa yang dibantu. Pertahankan dan terus dikembangkan,” ujar Yessy.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bermanfaat untuk Masyarakat Umum

Bermanfaat untuk Masyarakat Umum

27 Mei 2014 Darah merupakan cairan tubuh yang memiliki peranan penting dalam tubuh manusia. Jika tubuh kita sedang mengalami pendarahan hebat, baik karena kecelakaan maupun operasi, tubuh kita akan memerlukan transfusi darah. Tetapi seringkali persediaan darah tidak seimbang dibandingkan dengan permintaan darah yang diperlukan oleh pasien di berbagai rumah sakit setempat.
Tzu Chi Gelar Kegiatan Donor Darah Perdana di Wihara Jetavana

Tzu Chi Gelar Kegiatan Donor Darah Perdana di Wihara Jetavana

16 Agustus 2023

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang bekerja sama dengan Wihara Jetavana menggelar donor darah pada Sabtu, 12 Agustus 2023.

“Ayo Donor Darah”

“Ayo Donor Darah”

17 September 2010 Sabtu, 4 September 2010 lalu, bertempat di Jing Si Books and Café Pluit, Jakarta Utara, Tzu Chi mengadakan kegiatan donor darah. Karim Baharuddin, relawan He Qi Utara yang menjadi koordinator kegiatan ini mengatakan bahwa kegiatan ini rutin diadakan setiap 3 bulan sekali.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -