Sekolah Cinta Kasih Cengkareng Terus Memberikan Dukungan Moral Kepada Murid Fisik Yang Berbeda
Jurnalis : Mika Wulan (DAAI Tv), Fotografer : Wawan Sumarmo (DAAI Tv)
Beberapa anak dilahirkan dengan ketidaksempurnaan. Namun hal tersebut tak menghalangi mereka untuk tetap menempuh pendidikan bersama dengan anak normal lainnya. Demikian juga seperti yang dialami oleh Deny, seorang murid SMP Cinta Kasih Cengkareng yang mempunyai keter-batasan fisik. Dukungan teman serta guru adalah hal membuatnya mempunyai semangat yang tinggi untuk tetap bersekolah.
Deny tidaklah seberuntung adik kembarnya dan teman sebayanya yang lain. Akibat flu tulang yang dideritanya ketika Ia berumur 8 bulan, bentuk tubuhnya tak sempurna lagi. Punggungnya melengkung ke depan, sehingga Ia tampak lebih pendek di umurnya yang ke 15.
Tampilan fisik yang berbeda kadang mengundang olok-olok dari sebagian teman. Tapi dengan tegar Ia berusaha untuk tidak menghiraukannya.
Namun demikian tidak sedikit sahabatnya yang terus memberikan dukungan. Mereka tak menganggap keterbatasan Deny sebagai suatu yang aneh.
Sampai sekarang, Sekolah Cinta Kasih Cengkareng telah menerima 4 orang dengan kondisi fisik yang berbeda. 2 di antaranya adalah siswa dengan kebutuhan khusus, yaitu Sofyan dan Heriansyah, yang mempunyai keterbatasan dengan indera penglihatannya. Di sekolah ini, para guru selalu memberikan dukungan kepada mereka agar tidak berkecil hati
Dukungan moral serta penerimaan atas semua kekurangan yang ada adalah penting bagi mereka. Karena hal ini akan melahirkan rasa percaya diri dan motivasi, yang berguna bagi kemajuan mereka.Artikel Terkait
Pemberkahan Akhir Tahun: Benih Kebajikan yang Bertunas
06 Februari 2014 Acara ini merupakan wujud apresiasi Master Cheng Yen kepada para donatur dan insan Tzu Chi yang telah mendukung kelancaran kegiatan Tzu Chi selama satu tahun yang berlalu.Kelas Menyalin Sutra, Bukan Sekadar Menggoreskan Tinta
26 Maret 2018Apa yang terlintas di benak anda ketika
mendengar istilah Kelas Menyalin Sutra? Menulis ulang isi Sutra yang umumnya
beraksara Mandarin? Atau bagaimana jadinya kalau tidak mengerti Mandarin?
Pertanyaan dan rasa penasaran seperti ini jugalah yang mendorong ratusan
relawan Tzu Chi dari berbagai komunitas di Jakarta berbondong-bondong mengikuti
Kelas Menyalin Sutra yang digelar Tzu Chi Indonesia kemarin, Minggu siang, 25
Maret 2018. ![]()







Sitemap