Sylvia Chuwardi dan Betty, relawan Tzu Chi yang menjadi kordinator Pekan Amal Tzu Chi Medan 2025, memukul genta dan lonceng sebagai tanda pekan amal sudah dimulai.
Pada Minggu, 16 November 2025, Yayasan Buddha Tzu Chi Medan menyelenggarakan Pekan Amal Tzu Chi 2025 sebagai bentuk kepedulian dan ajakan bersama dalam mewujudkan pembangunan Jing Si Tang serta Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Suasana meriah dan penuh kehangatan menyelimuti halaman Sekolah Chandra Kumala Cemara Asri, Medan. Sejak pagi, halaman Sekolah Chandra Kumala Cemara Asri berubah menjadi lautan warna, aroma, dan tawa. Pada kegiatan pekan amal ini menghadirkan 97 stan yang menyediakan makanan vegetarian, cemilan, pernak-pernik, pakaian, serta perlengkapan rumah tangga.
Cuaca cerah menambah semangat para relawan dan pengunjung yang hadir. Acara ini dimulai dengan kata sambutan dari Sylvia Chuwardi, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Medan, serta dilanjut dengan seremonial pemukulan genta dan lonceng oleh Betty dan Sylvia, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan. Dalam kata sambutannya, Sylvia Chuwardi sangat berterima kasih kepada seluruh relawan Tzu Chi dan pihak lainnya yang telah memberikan dukungan, sehingga Pekan Amal Tzu Chi Medan 2025 dapat terealisasi dan berjalan dengan baik.
“Sebenarnya tujuan pekan amal ini untuk kebersamaam, bersatu hati seluruh relawan. Menyemangati relawan Tzu Chi Medan dan luar kota, untuk mengumpulkan donasi pembangunan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan Aula Jing Si. Harapan kami pekan amal ini akan memberi manfaat bagi semua masyarakat dan bisa memberi semangat lagi kepada relawan kita sendiri. Saya harap setiap tahun kita akan mengadakan pekan amal lagi,” ungkap Sylvia Chuwardi.
Pekan Amal Tzu Medan 2025 mengahdirkan 97 stan yang menyediakan makanan, cemilan, pernak-pernik, pakaian, serta perlengkapan rumah tangga yang dihadiri lebih kurang 5000 pengunjung.
Daniel, salah satu pengunjung pekan amal mengikuti materi pelestarian lingkungan dengan daur ulang sampah.
Tak hanya para relawan Tzu Chi yang bersemangat, para pengunjung pun menikmati suasana hangat ini. Daniel (21), merasa pekan amal ini sangat mengispirasinya. “Saya hari ini banyak membeli makanan vegetarian yang rasanya enak, saya beli kari bihun, kebab, dananeka minuman. Kita juga diberi materi pelestarian lingkungan, sehingga area stan bebas dari sampah. Setelah makan kita menempatkan sisa makanan yang telah disediakan relawan Tzu Chi,” cerita Daniel.
Budi Dharmawan, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan edukasi pelestarian lingkungan sangat antusias dan bersungguh hati, sehingga hampir tidak ada sampah tersisa, semua yang bisa didaur ulang terkelola baik.
“Dikegiatan pekan amal ini didominasi oleh stan makanan dan jajanan. Juga di hadiri sekitar 5000 orang yang tentunya bila tidak dikelola dengan baik, menghasilkan sampah yang sangat banyak. Kondisi ini tidak dijadikan masalah tapi justru ladang berkah bagi relawan Tzu Chi Medan untuk mengenalkan Visi dan Misi Yayasan Buddha Tzu Chi khususnya terkait pelestarian lingkungan,” jelas Budi Dharmawan.
Tim green warrior yang dikordinatori oleh Budi Dharmawan dengan semangat mengelilingi area pekan aman untuk memungut barang daur ulang, dan mengedukasi pengunjung sehingga menjaga lingkungan pekan amal tetap bersih.
Aneka Rasa, Warna, dan Cinta di Setiap Sudut
Langkah pertama saat memasuki area bazar langsung disambut dengan aroma menggoda dari stan makanan dan minuman. Berbagai macam makanan dan minuman ditawarkan dengan senyum hangat relawan, mulai dari nasi lemak hangat, sate padang, the tarik, aneka kue, dan minuman segar yang membuat siapapun betah berlama - lama berkeliling stan. Di sisi lain, ada stan pakaian dan perlengkapan rumah tangga juga tak kalah ramai, menjadi tempat favorit pengunjung yang ingin berbelanja sambil beramal.
Lokasi stan indoor yang terdiri dari 69 stan menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman siap saji, aneka snack kering maupun basah, beragam kue dan roti, barang pecah belah, pernak-pernik, pakaian, berbagai jenis sabun cuci maupun sabun kecantikan dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Sementara stan outdoor berjumlah 28 stan yang tidak kalah ramai dengan berbagai masakan yang menggoda selera para pengunjung.
Salah satu pengunjung, Selly (kiri), kagum dengan kegiatan pekan amal ini karena selain berbelanja pengunjung juga bisa berdonasi.
Para anak-anak kelas kata perenungan sangat antusias bersumbangsih untuk kesuksesan acara pekan amal ini.
Salah satu pengunjung, Selly (32), mengetahui acara pekan amal ini dari teman wiharanya. “Acara hari ini mantap, soalnya stan-stan banyak, jadi pengunjung banyak pilihan. Acara ini bagus, karena kita berbelanja sekaligus berdana. Semoga Yayasan Buddha Tzu Chi terus komitmen untuk menolong sesama, karena kita tahu Yayasan Buddha Tzu Chi itu bersifat universal. Semoga pembangunan gedung Jing Si tang terwujud,” harap Selly.
Para anak-anak kelas kata perenungan juga tidak kalah antusias dalam mengambil bagian dengan menjajakan kerajinan tangan dengan benang kait yang dihasilkan sendiri oleh para Shigu pembimbing di Jing Si Ban. Qeyko Hendy Ang mengatakan bahwa mereka sangat senang dan menikmati kegiatan ini. “Kami sangat senang karena banyak yang berminat dan membeli hasil karya para Shi Gu walaupun terasa capek,” tuturnya sambil tertawa bahagia.
Berjualan dengan Hati
Salah satu seniman pelukis wayang juga hadir yaitu Jeane Halim (10). Sejak usia 8 tahun Jeane sudah menekuni hobi melukis wayang. “Saya hari ini hadir di acara galang dana yang diadakan Yaysan Buddha Tzu Chi, hari ini saya berdonasi kerajinan tangan wayang. Saya sangat senang karena dapat berbuat baik untuk pembangunan Gedung Tzu Chi, dan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Semoga lukisan wayang yang saya bawa hari ini bisa sold out,” harap Jeane.
Salah satu seniman pelukis wayang, Jeane Halim menemani pengunjung untuk melihat karya-karyanya yang dipamerkan di Pekan Amal Tzu Chi Medan 2025.
Lulu (kiri), relawan Tzu Chi Jakarta, turut bersumbangsih mensukseskan acara dengan menyediakan 600 Su Cang vegetarian yang dapat pengunjung nikmati.
Tak hanya relawan Tzu Chi Medan yang bersumbangsih, relawan Tzu Chi Jakarta turut datang ke Medan untuk mensukseskan Pekan Amal Tzu Chi Medan 2025. Relawan Tzu Chi Jakarta, Lulu, datang ke Medan beberapa hari sebelum pekan amal dimulai untuk mempersiapkan dan membuat Su Cang vegetarian sebanyak 600 buah. “Pada tanggal 13 November kemarin kita sudah mulai membuat Su Cang vegetarian. Untuk buat su cang vegetarian kita siapkan bahan dari hotau ku, kaki jamur, jamur, lakci, kacang, beras, telur asin. “Kita sangat senang ya, Tzu Chi Medan sudah mau punya Jing Si Tang, dengan adanya Jing Si Tang semoga bisa menghimpun kebajikan,” ungkap Lulu.
Relawan Tzu Chi Pekanbaru, Asriani dan relawan lainnya saat menyiapkan pau lada hitam vegetarian yang akan di jual di pekan amal.
Selain dari Jakarta ada juga dari relawan Tzu Chi dari Pekanbaru, Asriani bersama dengan relawan lainnya dari datang ke Medan untuk mensukseskan Pekan Amal Tzu Chi Medan. “Kebetulan kita ada 13 orang dari Pekan Baru, kita 8 orang naik bus dan yang lain naik pesawat. Memang capek 12 jam perjalanan kita. Tetapi tidak mengurangi semangat kita untuk berbagi dengan relawan Tzu Chi di Medan. Semoga donasi dari hasil penjualan kita memberi manfaat untuk kita semua,” ungkap Asriani.
Melalui pekan amal ini, Yayasan Buddha Tzu Chi mengajak masyarakat untuk bergandengan tangan dalam membangun tempat yang menjadi sumber kebaikan dan pendidikan karakter bagi generasi mendatang. Semangat cinta kasih yang terpancar dalam acara ini terus menyebar dan menginspirasi lebih banyak orang untuk berbuat baik tanpa henti.
Editor: Fikhri Fathoni