Semangat Berbagi Tanpa Lelah Hingga Menembus Hutan Papua

Jurnalis : Moses Silitonga (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Randhy Putra (Tzu Chi Sinar Mas)


Seorang pasien di Desa Muara Pasrah lokasi baksos hari kedua sedang berkonsultasi dengan tim medis. Xie Li Papua mengadakan baksos keliling untuk warga di Desa Lapua, Desa Witi, dan Desa Muara Pasrah.

Relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Papua merupakan wilayah komunitas relawan Tzu Chi Sinar Mas di wilayah paling timur Indonesia. Setelah pada tahun 2018 secara resmi dibentuk, relawan Xie Li Papua terus bergerak memberikan pertolongan bagi masyarakat sekitar hingga ke sudut-sudut wilayah Papua.

Minimnya akses dan fasilitas kesehatan, mengetuk hati para relawan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pada kegiatan Bakti Sosial Kesehatan Umum keliling ini, relawan bergerak memberikan bantuan kesehatan mulai tanggal 7 hingga 8 Maret 2019 ke 3 desa, yaitu Desa Lapua, Desa Witi, dan Desa Muara Pasrah.


Hendra Mapasa, relawan Xie Li Papua sedang menyapa dan berbincang dengan seorang pasien lanjut usia.


Semangat berbagi para relawan menguatkan tekad mereka untuk melalui berbagai medan yang tidak mudah demi berbagi pada sesama.

“Baksos kali ini ditujukan bagi desa-desa yang tidak dapat djangkau dengan kendaraan, sehingga masyarakat yang memerlukan pengobatan tidak bisa dikumpulkan di satu tempat. Dengan adanya baksos keliling ini, semoga lebih banyak lagi yang bisa merasakan cinta kasih Tzu Chi,” ujar Hendra Mapasa, relawan Xie Li Papua.

Hari pertama, baksos dilaksanakan di Desa Lapua dan dipusatkan di SD Atap Yuliana. Pada hari itu, masyarakat masih dapat dimobilisasi menuju lokasi baksos sehingga para relawan dapat melayani masyarakat dari 4 Desa sekaligus, yaitu Desa Lapua, Desa Tabeyan, Desa Yadaw, dan Desa Sekotek. Dengan menempuh perjalanan dengan waktu tempuh paling lama dua jam dengan menggunakan mobil, pasien dijemput dan dihantarkan kembali. Sebanyak 198 pasien ditangani oleh relawan pada hari pertama.


Tim medis TIMA (Tzu Chi International Medical Association) sedang memberikan resep kepada seorang pasien anak di lokasi baksos hari kedua, di Desa Witi.

Untuk memaksimalkan bantuan kesehatan yang diberikan, kegiatan Bakti Sosial Kesehatan Umum ini juga melibatkan relawan Tzu Chi dari Jakarta, termasuk relawan medis TIMA (Tzu Chi International Medical Association).

Pada hari kedua, kegiatan dilaksanakan secara pararel dengan membagi relawan menjadi 2 tim, yaitu tim yang melayani di Desa Witi dan juga tim yang melayani di Desa Muara Pasrah.

Relawan bergerak langkah demi langkah menuju masing-masing desa. Dikarenakan perjalanan menuju lokasi desa yang tidak dapat ditempuh dengan kendaraan, para relawan pun berjalan.


Tim 1 sedang menuju Desa Witi lokasi baksos hari kedua. Untuk menuju Desa Witi, relawan berjalan dengan menempuh waktu perjalanan sekitar 40 menit.

Untuk menuju Desa Witi, relawan berjalan dengan menempuh waktu perjalanan sekitar 40 menit. Sementara itu, untuk menuju Desa Muara Pasrah, relawan berjalan dengan menempuh waktu perjalanan sekitar 4 jam. Namun, waktu tempuh yang tidak singkat dan medan yang tidak mudah tidak menghalangi semangat relawan untuk berbagi cinta kasih.

“Perjalanan ke Muara Pasrah sangat seru, walaupun cukup jauh dan saya sempat terjatuh. Melawati kayu dan pohon pohon, melintasi sungai, ya memang pasti lelah tapi kita dalam perjalanan penuh kegembiraan dan canda tawa. Sesampainya di desa rasa lelah juga hilang karena warga desa menerima kami dengan hangat,” ungkap Hendra.


Tim medis sedang memeriksa kondisi kaki salah seorang pasien di Desa Muara Pasrah.

Sebanyak 43 orang pasien berhasil ditangani di Desa Witi dan 28 pasien berhasil ditangani di Desa Muara Pasrah. Total pasien yang ditangani dan diberikan pengobatan pada hari itu adalah sebanyak 269 orang, termasuk pasien dari baksos yang ditangani sehari sebelumnya.


Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Perjuangan yang Tak Sia-sia

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Perjuangan yang Tak Sia-sia

23 Maret 2016

Para pendamping pasien pun sepenuh hati mendampingi kerabat mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terus mengupayakan agar pasien berhasil menjalani operasi. Salah satunya Frisca Novita (48). Sejak awal pemeriksaan screening hingga baksos, ia terus meluangkan waktu untuk kerabatnya, Kiat Amie (77) yang menderita katarak pada kedua matanya selama 10 tahun.

Baksos Kesehatan di Pulo Panjang

Baksos Kesehatan di Pulo Panjang

22 September 2017

Warga Pulo Panjang mengaku senang dan menantikan pelayanan kesehatan yang diadakan Yayasan Buddha Tzu Chi bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut di Pulo Panjang pada Jumat, 22 September 2017. Warga terkendala dalam memperoleh akses kesehatan. Tidak adanya tim medis yang menetap di pulau ini membuat warga tak jarang harus pergi ke luar pulau untuk memperoleh pengobatan. Salah satunya Rama, wanita berusia 57 tahun ini datang dengan keluhan sakit pada kedua kakinya. 

Mencerahkan Kembali Harapan yang Terpendam

Mencerahkan Kembali Harapan yang Terpendam

14 Oktober 2019

Tzu Chi bekerja sama dengan Polda Banten mengadakan bakti sosial kesehatan ke-128 di RS Bhayangkara Polda Banten di Kota Serang. Baksos kesehatan ini  melayani operasi katarak pada 13 Oktober 2019 serta baksos kesehatan umum dan gigi pada 15 Oktober 2019.

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -