Semangat Membimbing Para Bodhisatwa Cilik

Jurnalis : Lily Tedja (He Qi Pusat), Fotografer : Marlina (He Qi Pusat)


Para Bodhisatwa cilik membentuk barisan saat memasuki ruangan untuk memulai Kelas Budi Pekerti. Berbaris rapi merupakan salah satu budaya humanis yang perlu diterapkan sedini mungkin.

Kelas Budi Pekerti tahun 2020 kembali dimulai pada 23 Februari 2020 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Ada 82 Bodhisatwa cilik yang berpartisipasi, didampingi oleh 33 relawan.

Suasana sudah mulai ramai sejak pukul 07.30 wib pagi, dimana para duifu mama (mentor) sudah hadir dan disusul anak-anak yang berdatangan dengan langkah ceria dan canda tawa. Sebagian besar dari Bodhisatwa cilik adalah siswa lanjutan dari tahun sebelumnya, dan sisanya baru bergabung di tahun ini.

Pukul 08.30 wib kelas dimulai dengan para Bodhisatwa cilik membentuk barisan untuk memasuki ruangan. Mereka kemudian memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen dan mendengarkan kembali tata tertib sebelum kelas dimulai.

Untuk memperlancar acara, kelas Qing Zi Ban kecil, Qing Zi Ban besar dan Tzu Shao Ban dipisahkan terlebih dahulu. Tahun ini juga menjadi tahun yang istimewa karena diadakan kelas bagi para orang tua.


Christine Chen, penanggung jawab Kelas Budi Pekerti menjelaskan tentang visi misi Tzu Chi kepada para orang tua yang hadir.


Orang tua murid belajar isyarat tangan dengan judul lagu Bergandengan Tangan.

“Yang baru di tahun 2020 ini adalah adanya kelas khusus untuk orang tua murid yang tujuannya untuk memperkenalkan Tzu Chi lebih jauh serta mengajak orang tua berperan lebih banyak dalam Kelas Budi Pekerti,” ungkap Christine Chen, penanggung jawab Kelas Budi Pekerti. “Sementara itu, target yang diharapkan untuk siswa tahun 2020 adalah semua siswa dapat hadir dan menikmati Kelas Budi Pekerti, serta mengalami perubahan yang positif setelah mengikuti kelas,” lanjutnya.

Sama-sama Belajar di Kelas

Melihat materi yang ditampilkan di kelas orang tua, Mariany (36), orang tua dari Queennell Descany (10) yang baru bergabung dengan Kelas Budi Pekerti pada tahun 2020 ini terkesan. Ternyata tidak hanya anak-anak saja yang perlu bimbingan, para orang tua pun butuh hal yang sama sehingga mempunyai pemahaman yang sesuai.  “Jadi anak dan orang tua sama-sama belajar,” katanya.

Selain Mariany, ada pula Erny (40) yang tahun ini kembali mendaftarkan kedua putranya: Franklin Xie (10) dan Ferdinand Xie (8) di Kelas Budi Pekerti. Erny mengaku merasakan perbedaan positif dari anak-anaknya setelah mengikuti kelas.


Mariany mendampingi putrinya, Queennell Descany yang pertama kalinya mengikuti Kelas Budi Pekerti.


Para orang tua murid juga membantu melayani para Bodhisatwa cilik saat makan siang di kantin Tzu Chi.

“Terlihat sekali anak-anak jadi lebih sayang papi maminya, bisa memberikan perhatikan ke papi maminya, koko dan adik-adiknya. Berangkat sekolah pun juga sudah bisa kiss sayang maminya,” ujar Erny gembira.

Erni yakin Kelas Budi Pekerti membawa keceriaan juga untuk anak-anaknya. Pasalnya, mereka kerap bertanya kapan kelas Tzu Chi mulai lagi. Hingga saat ini, Erny juga berusaha untuk terus mendukung anak-anaknya untuk bisa rutin hadir di kelas karena ia berpendapat bahwa seperti tanaman subur, kebiasaan yang baik harus dipupuk sejak kecil.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Maukah Menjaga Bumi Tercinta?

Maukah Menjaga Bumi Tercinta?

06 Agustus 2018 Anak- anak Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Qing Zhi Ban dan Tzu Shao Ban akan bersama-sama belajar mempraktikkan cara memilah sampah.
Menanamkan Welas Asih Anak Sejak Usia Dini

Menanamkan Welas Asih Anak Sejak Usia Dini

28 Januari 2019

Tzu Chi Bandung kembali menggelar kelas budi pekerti yang pertama di tahun 2019, Minggu 20 Januari 2019. Di awal tahun 2019 ini, jumlah siswa meningkat, dengan total 39 siswa dari 25 siswa di tahun 2018.

Menumbuhkan Sikap Tahu Terima Kasih

Menumbuhkan Sikap Tahu Terima Kasih

26 November 2014 Pada hari Minggu, 16 November 2014, 38 anak-anak Xiao Tai Yang sudah bersiap untuk memasuki kelas Budi Pekerti yang dipimpin oleh ketua kelompok masing-masing. Kelas budi pekerti kali ini mengangkat tema “Terima Kasih”.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -