Suara Kasih: Bersumbangsih Sepenuh Hati

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Suara Kasih: Bersumbangsih Sepenuh Hati

 

Menjaga kestabilan negara demi kesejahteraan rakyat
Perang berkecamuk akibat ketamakan
Mengasihi diri sendiri berarti membalas budi semua orang
Bersumbangsih sepenuh hati agar rakyat hidup sejahtera

Menjelang evaluasi akreditasi, para staf di Rumah Sakit Tzu Chi di Dalin bekerja keras dengan sepenuh hati. Kepala rumah sakit tersebut memberikan kesempatan kepada mereka untuk beristirahat dengan melakukan aktivitas yang tak seperti biasanya. Ini adalah tindakan yang bijaksana sekaligus menciptakan berkah. Mereka kini tengah bersiap-siap untuk memanen padi yang akan ditempelkan di dalam angpau yang akan dibagikan dalam acara pemberkahan akhir tahun. Kegiatan ini sungguh menciptakan berkah.

Pandai memanfaatkan waktu adalah sikap yang bijaksana karena kegiatan yang dilakukan pastilah bermakna. Inilah yang disebut mengembangkan kebijaksanaan sekaligus menciptakan berkah. Sungguh, kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Janganlah kita membiarkan waktu berlalu begitu saja. Kita harus menunaikan kewajiban agar semua orang dapat hidup sejahtera.

Saya membaca sebuah berita bahwa dalam 10 tahun ini, biaya yang dikeluarkan untuk perang di Afganistan, Irak, maupun Pakistan telah mencapai sekitar 1 triliun dolar AS. Inilah biaya perang yang diberitakan. Namun, setelah dikaji, sebuah universitas lokal menyatakan bahwa biaya perang yang dikeluarkan selama 10 tahun ini sedikitnya mencapai 3,7 triliun dolar US. Lebih dari 200 ribu orang tewas, 365 ribu orang luka-luka, dan 7,8 juta orang kehilangan tempat tinggal. Pikirkanlah, perang yang berkecamuk selama 10 tahun ini adalah akibat dari perang antar negara ini telah mengakibatkan sangat banyak orang hidup menderita. Kita juga melihat di Inggris. Karena negara mengalami defisit sangat besar maka pemerintah menerapkan aturan baru, yakni pemotongan dana pensiun dan perpanjangan batas usia pensiun. Akibatnya, warga pun mogok kerja. Seperlima dari pegawai negeri dan para guru mogok kerja. Perdana menteri menyatakan bahwa reformasi peraturan pensiun ini adalah demi kebaikan para wajib pajak. Beliau juga berkata bahwa aksi mogok kerja yang mereka lakukan sangatlah tidak benar dan tak adil bagi para wajib pajak. Lagi pula, rencana ini belum sampai pada keputusan akhir, jadi tak seharusnya mereka mogok kerja.

Para pekerja selalu menuntut demi keuntungan mereka, padahal negara tengah dalam kondisi ekonomi yang sulit. Sama halnya dengan Yunani. Yunani ingin menjual aset negara dan warganya pun berunjuk rasa dengan mogok kerja. Semua orang hanya memikirkan bagaimana mereka dapat hidup dengan lebih baik lagi. Bila ingin hidup berkecukupan dan masyarakat senantiasa stabil, satu-satunya cara adalah setiap orang harus menunaikan kewajibannya, bertanggung jawab, dan bekerja dengan baik. Setiap orang harus bekerja dengan giat. Jika setiap orang hanya ingin berlibur dan memiliki banyak waktu untuk bersenang-senang, maka semakmur apa pun negara, lama-kelamaan pasti akan jatuh miskin.

Intinya, jika ingin negara makmur, maka warga harus bekerja dengan giat, barulah hal ini dapat terwujud. Jika negara makmur dan memiliki kebijakan yang baik, maka warga akan hidup sejahtera, masyarakat pun harmonis. Inilah berkah bagi setiap orang. Tak ada orang yang ingin negaranya terlibat perang maupun terlilit hutang. Karena itu, kita semua hendaknya lebih giat bekerja.

Kita terus berbicara tentang pertobatan karena ingin senantiasa  mengingatkan diri sendiri agar meningkatkan kesadaran. Renungkanlah apakah selama ini kita selalu hidup boros dan bersenang-senang. Adakah kita merugikan orang lain demi keuntungan diri sendiri? Adakah demikian? Pernahkah kita tanpa sadar bersikap tak adil pada sesama  bahkan menyalahkan orang lain? Pernahkah kita melakukan hal ini?

Di dalam Sutra Buddhis terdapat sebuah kisah tentang seorang raja yang sangat baik dan bermoral. Ia adalah murid Buddha yang sangat setia. Ia bernama Raja Prasenajit. Suatu hari, ia duduk sendirian dan memikirkan cara agar dapat mengasihi semua rakyatnya sekaligus mengasihi dirinya sendiri. Lalu ia pun menemukan bahwa ia harus mengasihi diri sendiri terlebih dulu, barulah dapat mengasihi orang lain. Dengan menjaga perbuatan, ucapan, dan pikiran, berarti kita mengasihi diri sendiri. Jika seseorang senantiasa berkata, berbuat, dan berpikiran baik, maka orang lain akan meneladaninya sehingga semua orang akan menciptakan karma baik melalui pikiran, perbuatan, dan ucapan. Bukankah ini berkah bagi masyarakat dan negara?

Kemudian, sang raja juga berpikir apa sifat yang tak disukai dalam dirinya. Jika seseorang tahu sifat buruknya, maka orang lain pasti tak akan suka padanya atau mengucilkannya. Sang raja memikirkan adakah sifatnya yang tak disukai orang lain atau membuat ia dikucilkan. Ia merenungkan andai perbuatan, ucapan, dan pikirannya tidak benar, maka yang akan tercipta bukanlah karma baik, melainkan karma buruk. Bila segala perilakunya tidak benar, maka ia pasti akan melakukan banyak perbuatan jahat. Sebagai raja, jika ia berperilaku demikian, maka seluruh rakyatnya akan melakukan hal yang sama. Jika setiap orang menciptakan karma buruk, maka negara tak akan makmur. Setelah berpikir demikian, ia pun bertanya kepada Buddha apakah yang ia pikirkan itu benar atau tidak. Mendengar perkataannya, Buddha merasa sangat senang. Beliau pun tersenyum dan memujinya.

Buddha berkata, “Wahai Raja, engkau sangat mengasihi dirimu sendiri karena senantiasa menjaga kemurnian hati. Ini sungguh hal yang mengagumkan. Engkau memiliki cinta kasih yang besar, tak hanya pada diri sendiri, namun juga pada rakyatmu. Mengasihi orang lain  berarti mengasihi diri sendiri.” Bukankah saya juga sering berkata bahwa untuk mengasihi orang lain, kita harus mengasihi diri sendiri terlebih dahulu. Mengasihi diri sendiri berarti membalas budi, bersumbangsih berarti mewujudkan rasa syukur. Dengan memiliki hati dan pikiran yang baik, kita pasti tak akan menciptakan karma buruk. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.


Artikel Terkait

Membangkitkan Kepedulian Terhadap Sesama

Membangkitkan Kepedulian Terhadap Sesama

25 Maret 2011 Pada tanggal 13 Maret 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia (Kantor Perwakilan Medan) bekerjasama dengan Yayasan Perguruan W.R. Supratman 1 dan Unit Transfusi Darah RSUP Adam Malik melakukan kegiatan donor darah yang dilaksanakan di sekolah W.R. Supratman 1.
Baksos ke-89: Kebahagiaan yang Tak Ternilai

Baksos ke-89: Kebahagiaan yang Tak Ternilai

25 Maret 2013 Setibanya di sana, dr Gunawan Ingkokusumo, relawan Tzu Chi Jayapura  langsung mengajak saya menuju kamar rawat inap. Menurutnya di kamar itu ada pasien anak yang menderita katarak datang dari Distrik yang jauh. Dan ini adalah gambaran ketulusan seorang ibu dalam memperjuangkan pengobatan bagi anaknya.
Toleransi dalam Keberagaman

Toleransi dalam Keberagaman

21 Agustus 2015 Menyambung silaturahmi dengan warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di bulan suci Ramadan kembali dilakukan oleh relawan Tzu Chi dengan melakukan kegiatan Buka Puasa Bersama.
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -