Suara Kasih: Melakukan Daur Ulang

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

  Melakukan Kegiatan Daur Ulang dan Menyucikan batin

 

Warga di komunitas Hanwang melakukan daur ulang dan menghargai sumber daya alam
Menjaga kebersihan bumi dan menyucikan batin
Memberikan bantuan dana tunai kepada korban bencana
Menjadi teladan dan membabarkan Dharma

“Daur ulang. Botol bekas yang saya kumpulkan baru saja saya berikan kepada para relawan. Jika melihat barang daur ulang saat keluar, saya akan mengambilnya. Saya menggunakan kantong untuk membawa barang-barang itu pulang. Anak saya juga mengumpulkan barang daur ulang dan diberikan pada saya. Saat pergi keluar, saya juga mengumpulkan barang daur ulang. Saya memiliki temperamen yang buruk. Begitu juga dengan suami saya. Bicara sedikit saja sudah bertengkar. Namun, sejak bergabung dengan Tzu Chi, jika ada masalah di antara kami, maksimal setelah satu dua hari saling berdiam diri, sudah beres. Sejak pindah ke rumah baru, kami pun tidak pernah bertengkar lagi,” cerita seorang relawan.

Saya sungguh bersyukur dan tersentuh melihat relawan kita di Sichuan yang begitu penuh semangat. Sudah 3 tahun lebih insan Tzu Chi memberi perhatian kepada korban gempa di Sichuan, dan selama jangka waktu itu, telah banyak orang yang ikut menjadi relawan. Saat itu, di Hanwang kita terus mendampingi warga. Di perumahan sementara bagi korban gempa, kita juga mendirikan pusat kegiatan. Insan Tzu Chi sering berkunjung ke sana dan mengajak orang-orang untuk melakukan kegiatan daur ulang. Saat perumahan permanen selesai dibangun, kegiatan daur ulang yang berlangsung di tempat lama terus berlanjut di tempat baru. Jadi, setiap keluarga telah menjaga kebersihan mulai dari sumbernya. Perumahan baru tersebut telah menjadi komunitas teladan dalam melakukan kegiatan daur ulang. Sisa material dari perumahan sementara yang lama digunakan oleh insan Tzu Chi untuk membangun posko daur ulang. Lihatlah setiap warga perumahan begitu gembira dalam melakukan daur ulang. Sungguh, posko daur ulang adalah ladang pelatihan. Setelah posko daur ulang dibangun, kita dapat melihat ladang pelatihan yang tak berwujud.

 

Pencapaian mereka sungguh mengagumkan. Tentu saja, saya juga harus berterima kasih atas dukungan dari warga setempat. Salah satunya adalah Tuan Huang. Dahulu ia adalah pejabat pemerintah setempat. Tahun lalu, ia berikrar untuk melakukan daur ulang. Karena itu, ia sangat bersungguh hati. Setiap hari, kita dapat melihatnya memanggul keranjang bambu dan turun ke jalan besar, gang-gang kecil, maupun selokan yang berbau tidak sedap untuk mengumpulkan barang daur ulang. Ia sangat giat melakukan daur ulang, yang lainnya ia tak peduli. ”Saat pergi ke kelenteng, saya mengumpulkan semua barang daur ulang yang saya temukan di sana.

 

Saya tidak khawatir dengan perkataan orang. Apa yang harus saya khawatirkan? Mengumpulkan barang daur ulang adalah hal baik. Kami berkontribusi dan melakukan hal baik. Tiada yang perlu dikhawatirkan. Ada orang yang berkata, ‘Botol kosong saja bisa buat Anda tertarik.’ Saya menjawab, ”Anda tak mengerti, saya sedang melakukan kegiatan daur ulang,” ucapnya.

Karena dahulu ia adalah pejabat pemerintah, banyak orang yang sangat menghormatinya. Karenanya, kegiatannya mendapat respon positif dan banyak orang yang terinspirasi. Ia sungguh menjadi teladan dan bukan hanya sekadar bicara saja. Ini karena ia telah memahami bahwa pelestarian lingkungan sangatlah penting dan berkaitan dengan bumi. Terlebih lagi, pelestarian lingkungan haruslah menjadi perhatian bagi setiap warga. Sungguh, kita harus menjaga hati sebaik mungkin. Lihatlah berbagai bencana yang terjadi di dunia ini. Contohnya Turki. Gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter telah mendatangkan kerusakan yang parah. Di Australia juga terjadi kebakaran hutan. Ketidakselarasan empat unsur alam mendatangkan bencana banjir, kebakaran, topan, maupun gempa bumi. Bencana terjadi silih berganti karena bumi telah mengirimkan sinyal darurat. Kita yang berada di Taiwan juga harus meningkatkan kewaspadaan.

Beberapa hari yang lalu, saya mengadakan rapat dengan para relawan di Thailand melalui konferensi video. Saya mendengar bahwa ada beberapa pabrik milik insan Tzu Chi yang telah tergenang air. Di antaranya adalah pabrik milik Xiu Jia. Ia dan suaminya sangat mendedikasikan diri. Ia berkata bahwa pabriknya telah tergenang air, namun suaminya tetap membagikan bantuan dana tunai kepada setiap karyawannya. Ia membagikan 5.000 Baht atau 4.000 dolar NT (1,2 juta rupiah) kepada setiap karyawannya. Hal ini sungguh tidak mudah. Sebagai insan Tzu Chi, ia dapat merasakan penderitaan orang lain. Karena dapat merasakan kesulitan yang dialami oleh para karyawannya, ia mengulurkan tangan untuk membantu mereka. Ia telah melakukan hal yang benar. Para relawan di Thailand juga berkata bahwa mereka akan mulai merelokasikan para pasien penerima bantuan Tzu Chi yang memiliki keterbatasan dalam bergerak ke tempat yang lebih aman. Saya sangat berterima kasih kepada mereka.  

 

Singkat kata, kita harus melindungi diri sebaik mungkin dan memerhatikan saudara se-Dharma. Namun, saya juga mengingatkan mereka agar lebih bersyukur. Curah hujan yang rendah sudah sangat membantu. Tuhan sudah sangat membantu kita. Kita harus mawas diri dan berhati tulus. Insan Tzu Chi di seluruh dunia tengah berdoa bagi warga Thailand. Demikian pula dengan insan Tzu Chi di Taiwan. Mendengar hal itu, para insan Tzu Chi di Thailand terus berkata, “Terima kasih atas doa insan Tzu Chi di seluruh dunia.” Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus berdoa bagi dunia ini. Kita harus mawas diri, menjalankan kewajiban, dan lebih banyak menciptakan berkah.

 

Saya juga menerima berita dari Kanada yang sangat menghangatkan hati. Beberapa hari lalu, Walikota Vancouver bertemu dengan para insan Tzu Chi. Beliau berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang telah membawa budaya humanis ke Kanada. Selain itu, mereka juga mensosialisasikan kegiatan daur ulang di sana. Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, beliau menetapkan tanggal 21 Oktober sebagai “Hari Master Cheng Yen”. Karena itu, saya sungguh berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Saya tak pernah berkunjung ke Kanada. Insan Tzu Chi memberikan jasa kontribusi mereka kepada saya. Saya sungguh tidak pantas menerimanya. Selain itu, saat ada imigran baru di Kanada, hakim setempat selalu meminta mereka untuk mengucapkan sumpah di pengadilan. Insan Tzu Chi selalu diundang untuk pidato. Hakim setempat berkata bahwa insan Tzu Chi adalah teladan serta meminta para imigran baru untuk mempelajari budaya humanis Tzu Chi.

Bagaimana saya tidak berterima kasih? Jadi, hanya manusia yang dapat membabarkan Dharma dan bukan sebaliknya. Karena itu, kita harus lebih bersungguh hati untuk membabarkan Dharma dan semangat ini bagi para calon Bodhisatwa dan juga mewariskannya kepada para sesama Bodhisatwa dunia. Ini adalah tanggung jawab setiap orang. Baiklah. Singkat kata, kita harus mempraktikkan Dharma di tengah umat manusia. Asalkan bersungguh hati, kita dapat melihat kebenaran tertinggi di seluruh dunia. Baiklah. Kita harus lebih bersungguh hati.

 

 


Artikel Terkait

"Kami Sedang Melakukannya"

06 Desember 2010 Tzu Chi dalam kegiatan sosialisasi pelestarian lingkungan pada tanggal 14 November 2010 di Sekretariat RW 008 Taman Aries sambil membawa barang-barang yang bisa didaur ulang. Ini adalah kesempatan warga untuk  mengetahui apa saja yang bisa mereka lakukan demi bumi, di mulai dari rumah sendiri.
Harapan dan Semangat Baru untuk Pelestarian Lingkungan

Harapan dan Semangat Baru untuk Pelestarian Lingkungan

21 Maret 2019

Minggu, 24 Februari 2019 relawan Tzu Chi He Qi Pusat melakukan pemilahan barang daur ulang di titik baru kegiatan pelestarian lingkungan yang berlokasi di lahan parkir rumah makan vegetarian Yang Sen, Sunter, Jakarta Utara.

Selamanya berjalan di jalan Tzu Chi

Selamanya berjalan di jalan Tzu Chi

14 November 2012 Dengan pelantikan relawan biru putih ini merupakan langkah awal bagi saya untuk makin giat melatih dan membina diri serta terus bersemangat dalam bersumbangsih. Kita bisa di Tzu Chi karena adanya jalinan jodoh yang luar biasa.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -