Suara Kasih: Membersihkan Batin

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

 

Membersihkan Batin dengan Dharma

 

Pikiran manusia bagaikan pelukis
Kembali ke hakikat yang murni dan menumbuhkan kebijaksanaan
Menggerakkan perahu cinta kasih dan merawatnya dengan baik
Berpegang teguh pada tekad

Saya sering berkata bahwa saat merobek kalender setiap hari, kehidupan kita juga berkurang satu hari. Tak ada yang tahu berapa lama kehidupan kita. Karena itu, kita harus menggunakan waktu kita dengan sebaik mungkin dan tidak terus terjerumus dalam ketersesatan. Saat orang hidup dalam ketersesatan, mereka akan mudah percaya dengan takhayul.

Sesungguhnya, itu semua hanya akan menambah kekeruhan batin kita. Kita hanya perlu mempercayai ajaran yang dibabarkan Buddha,yaitu hukum karma. Hukum karma sangatlah penting.Pada pementasan adaptasi kali ini,kita dapat melihat seorang pelukis yang melukis segala sesuatu di pikirannya. Saat kegelapan manusia terbangkitkan, maka akan sangat sulit untuk dihentikan sehingga akan menimbulkan banyak kekacauan. Bagaimana cara kita untuk kembali pada hakikat murni? Inilah yang harus kita renungkan. Akan tetapi, hati kita sangat mudah terpengaruh oleh kondisi luar. Sangatlah mudah untuk menyelesaikan masalah di luar, namun tak mudah untuk melenyapkan nafsu keinginan.

Karena itu, kondisi luar terus berubah, sedangkan hati manusia awam terus terjebak dalam ketersesatan dan terus menciptakan kotoran batin dari kehidupan ke kehidupan. Meski kondisi luar sangat rumit dan terus berubah, namun tidaklah sulit bagi kita untuk mengubahnya. Saat pikiran kita bergejolak, maka akan sulit bagi kita untuk kembali pada hakikat yang murni dan jernih. Inilah yang dinamakan membina diri.

Ada orang berpikir bahwa membina diri bukan hal yang mudah karena ajaran Buddha sangatlah dalam. Sesungguhnya tidaklah demikian. Asalkan kita bertekad untuk membina diri, maka semua itu akan menjadi sangat mudah. Contohnya saat melihat lantai yang kotor, kita akan berpikir lantai itu menjadi kotor karena orang membuang sampah sembarangan. Asalkan kita bersedia membawa sapu untuk menyapunya, maka tempat itu akan menjadi bersih. Hal ini sama seperti kita membersihkan batin. 

 

Kondisi luar berubah dengan sangat cepat, namun apakah kita sudah bersungguh-sungguh membersihkan batin? Kita menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, namun kita jarang membersihkan kotoran batin dan terus menjalani hidup sesuai tabiat kita.Kehidupan kita sangatlah terbatas. Sungguh sulit bagi kita untuk terlahir dalam zaman sekarang ini dan bisa saling melatih diri di dalam organisasi besar seperti Tzu Chi. Buddha memberi tahu kita bahwa setiap orang memiliki hakikat Kebuddhaan. Kita semua harus mempercayainya.

 

Lihatlah anak-anak yang mengikuti pementasan adaptasi Sutra tahun ini. Mereka mengingat setiap gerakan isyarat tangan dengan sangat jelas. Jika kita tak membimbing mereka dengan baik, maka semakin lama mereka akan tercemar oleh kondisi masyarakat. Kini Da Ai TV memiliki sebuah program "Dharma Without Words". Saya berharap setelah pementasan adaptasi Sutra, setiap orang tidak melupakan lirik lagu dan gerakan isyarat tangan.

Semoga setiap orang bisa menjaga hatinya dengan baik. Kita harus menjaga hati Bodhisatwa ini sebaik mungkin dan senantiasa mengingat Dharma di dalam hati. Dengan demikian, saat berinteraksi antarsesama, kita tak akan terpengaruh kondisi luar dan terus mengakumulasi kegelapan batin.

Inilah alasan mengapa manusia awam tak bisa mencapai kebuddhaan. Ajaran Buddha sangat berkembang di Taiwan. Karena itu, kita harus berterima kasih kepada para sesepuh yang membawa ajaran Buddha dari Tiongkok ke Taiwan. Buddha mengajarkan kita tentang prinsip kebenaran. Kita harus memahaminya. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan penting, yaitu membuka pikiran dan membimbing manusia menyadari kebenaran. Apakah kita telah tersadarkan?

Buddha terus menunggu umat manusia bisa tersadarkan. Buddha datang untuk membuka pikiran dan membimbing semua murid-Nya agar mencapai pencerahan. Akan tetapi, apakah kita telah tersadarkan? Apakah kita sudah menyerap Dharma ke dalam hati? Inilah yang dimaksud menyelami pengetahuan Buddha.

Kita harus segera tersadarkan dan menyerap Dharma ke dalam hati. Kehidupan manusia ada batasnya. Berhubung kalian telah masuk ke dalam kehidupan saya, maka kalian adalah bagian dari hidup saya. Tanpa kalian, Tzu Chi tak mungkin bisa berdiri. Saya sering memberi tahu kalian bahwa pekerjaan Tzu Chi dilakukan oleh seluruh insan Tzu Chi, dan tak boleh kurang seorang pun. Setiap orang bertanggung jawab atas semua masalah di dunia ini.

Dengan bersumbangsih, barulah kita bisa mengembangkan jiwa kebijaksanaan. Dharma bagaikan air yang bisa membersihkan noda batin manusia. Jika giat melatih diri, maka kita bisa memahami inti sari Dharma dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jika kita membersihkan dan menjaga hati kita dengan baik serta lebih banyak menyerap Dharma, maka jiwa kebijaksanaan kita pun akan bertumbuh. Ini sama seperti kita makan untuk menambah nutrisi tubuh. Pola makan vegetarian tak hanya menyehatkan tubuh, namun juga bermanfaat bagi batin. Ini juga merupakan cara kita mengasihi bumi dan menghormati kehidupan.

Jadi, saya berharap setiap orang bisa bervegetarian. Inilah yang kita sosialisasikan tahun ini. Salah satu syarat untuk berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra kali ini adalah harus bervegetarian. Bukan masalah berapa banyak uang donasi kalian, melainkan sudah bervegetarian atau tidak. Inilah yang kita sosialisasikan dalam pementasan adaptasi Sutra tahun ini.

Lihatlah perahu Dharma telah mulai bergerak menuju lautan Dharma yang luas. Kali ini, baik peserta di atas maupun di bawah panggung, semuanya bagaikan lautan Dharma yang tenang. Meski ombaknya sangat tenang, namun airnya tetap bergerak sehingga perahu Dharma bisa bergerak. Untuk menjalankan perahu, kita memerlukan air. Karena itu, saya berharap kalian bisa terus menjalankan perahu Dharma.

Kita harus terus mengimbau relawan komunitas untuk menyelami Dharma dan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Setelah mereka menyelami Dharma, kita harus menjelaskan makna lirik pertobatan dengan kata yang sederhana agar mereka bisa memahaminya dengan jelas dan menyerapnya ke dalam hati. “Apakah kalian mengerti?” tanya Master Cheng Yen.  “Ya,” jawab para relawan.

Kalian juga demikian. Kalian harus terus menggerakkan dan menjaga perahu Dharma ini sama seperti kalian sedang merawat mobil setiap hari. Kalian harus menjaga perahu ini dengan baik. Tak peduli berapa jumlah perahu yang berlabuh, kita harus merawatnya dan sering menggerakkannya. Kita juga harus merawat lautan Dharma dan tak membiarkannya kering begitu saja. Untuk berlayar, kita membutuhkan air. Karena itu, kalian harus berpegang teguh pada tekad. Ladang pelatihan yang agung ada di dalam batin setiap orang. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

 

 
 

Artikel Terkait

Kehendak Bervegetarian dari Gadis Bernama Putri

Kehendak Bervegetarian dari Gadis Bernama Putri

25 Agustus 2015 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan “Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah” pada Minggu,  23 Agustus 2015, di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara yang menampilkan drama musikal bertemakan pelestarian lingkungan. Sela-sela drama disusupi pemeragaan isyarat tangan. Salah satunya yang berjudul “Ciak Cai Siong Kai Can” yang dibawakan oleh relawan komunitas He Qi Timur berlatarkan bazar vegetarian Tzu Chi. Isyarat tangan bernuansa ceria dengan gerakan tangan dan badan yang jenaka.
Serunya Belajar dan Bermain dengan Bahasa Mandarin

Serunya Belajar dan Bermain dengan Bahasa Mandarin

26 Februari 2019

Mandarin Day menjadi salah satu program wajib di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng setiap tahunnya. Senin, 25 februari 2019, SD Cinta Kasih Tzu Ci mengadakan Mandarin Day dengan lomba-lomba yang menggunakan bahasa Mandarin.

Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan : Duo Yong Xing

Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan : Duo Yong Xing

04 Maret 2014 Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan kembali diadakan di Kantor Tzu Chi Medan komplek Cemara Asri, Medan.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -