Suara Kasih: Memperpanjang Usia Barang

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Melakukan Daur Ulang dan Memperpanjang Usia Barang

Banyak barang berserakan di jalan menjelang Tahun Baru Imlek
Mengumpulkan barang daur ulang dan memperpanjang usia barang
Insan Tzu Chi memiliki hati yang murni dan tidak tergiur oleh uang
Menciptakan berkah dan menghimpun pahala dalam menyambut Tahun Baru Imlek

 

Banyak orang berkata bahwa menjelang Tahun Baru Imlek, kita harus membersihkan seluruh rumah dan membuang barang-barang lama. Dari laporan berita, kita dapat melihat para petugas kebersihan sangat sibuk belakangan ini. Mereka sibuk memungut barang-barang yang dibuang oleh orang. Orang yang membuang barang sangatlah banyak. Bukankah ini berarti bahwa kehidupan warga Taiwan sangat berlimpah? Meski memiliki kehidupan yang berlimpah, kita juga harus tetap menghargai berkah. Ada sebuah ungkapan berbunyi, “Kekayaan besar bergantung pada langit, kekayaan kecil bergantung pada pola hidup hemat.” Akan tetapi, orang masa kini jika melihat barang-barang yang lebih indah dan tren, mereka akan membuang barang-barang lama. Kita juga dapat melihat sekelompok orang yang memungut barang-barang yang masih layak pakai. Mereka adalah orang yang menghargai berkah. Saat ada orang yang membuang berkah, mereka segera memungutnya kembali. Orang yang bijaksana akan menghargai berkah. Kita juga melihat insan Tzu Chi di Taichung. Saat semua orang sedang membeli barang-barang kebutuhan Tahun Baru Imlek, insan Tzu Chi berada di tengah keramaian orang untuk mensosialisasikan daur ulang. Ini sungguh menunjukkan perbedaan yang kontras. Saat orang-orang terus membeli barang dan bersikap konsumtif, relawan Tzu Chi tak henti-hentinya mengimbau orang untuk menghargai berkah. Inilah pemandangan yang terlihat di Taiwan.

Dari siaran berita Da Ai TV, kita dapat melihat para pengungsi hidup dalam kondisi yang berbahaya dan dilanda kelaparan. Mereka tak memiliki apa-apa. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Sebaliknya, lihatlah warga Taiwan yang gemar menghamburkan sumber daya alam, begitu boros, dan bergaya hidup mewah. Jika kondisi keduanya dibandingkan, saya sungguh merasa tidak tega. Saya sungguh tidak tega melihat orang yang hidup dalam penderitaan itu, sekaligus sangat mengasihi orang-orang yang tidak tahu menghargai berkah. Saat membuang barang, sesungguhnya mereka tengah mengikis berkah mereka. Akan tetapi, kita juga dapat melihat sekelompok besar relawan daur ulang. Pada saat seperti ini, banyak orang yang membersihkan rumah dan membuang banyak barang. Karenanya, para relawan Tzu Chi harus lebih bekerja keras untuk melakukan pemilahan.

Melihat mereka begitu mengasihi sumber daya alam, sungguh membuat orang mengasihi mereka. Saat melakukan pemilahan barang daur ulang, mereka sering menemukan barang berharga di tengah timbunan barang. Awalnya, saya berpikir itu adalah mainan anak-anak. Saat membukanya, saya melihat ada uang di dalam dan merasa sangat gembira. Meski relawan lansia ini sangat gembira karena menemukan uang, tetapi dia tidak menyimpannya untuk diri sendiri. Mengingat pemilik uang tersebut pasti akan sangat panik,dia segera mengantarkan uang tersebut ke kantor polisi dengan harapan semoga polisi bisa segera mencari pemilik 100.000 dolar NT tersebut. Dia tidak tergiur oleh uang karena hatinya sangat jernih dan murni.

Kita dapat melihat menjelang Tahun Baru Imlek, barang yang dibuang oleh orang sungguh sangat banyak. Sebelum barang dibuang, hendaknya kita mengeceknya terlebih dahulu untuk melihat apakah ada barang berharga. Janganlah gegabah dalam membuang barang. Kita sungguh harus menghargai sumber daya alam. Setiap orang hendaknya menumbuhkan hati yang berwelas asih dengan menjalani kehidupan yang bersahaja. Kita harus menghargai sumber daya alam dan menciptakan berkah. Dengan demikian, maka setiap hari bagaikan Tahun Baru. Jika menghargai suatu barang, kita akan menjaganya hingga sangat bersih dan menggunakannya dengan sangat baik. Janganlah kita membeli sesuatu karena rasa ingin, lalu membuangnya sesuka hati. Kehidupan kita sudah cukup berada. Orang yang hidup dalam kondisi cukup berada hendaknya lebih menghargai berkah. Banyak barang yang setelah diperbaiki, masih bisa dipergunakan kembali atau diberikan kepada orang yang membutuhkan. Kita juga melihat para relawan daur ulang yang saling mengasihi. Sungguh penuh kehangatan. Di Keelung, ada seorang relawan lansia yang juga merupakan teladan bagi kita. Jika ada truk daur ulang yang akan keluar, dia selalu bersikeras untuk ikut. “Suatu kali, kami tidak mengizinkan dia ikut, dia malah berkata, ‘Tidak bisa. Jika ada saya, kalian akan lebih aman’. Dia akan merasa lebih tenang. Saya bisa menjaga mereka. Saya sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka karena mereka harus naik-turun. Jika ada relawan berusia lanjut yang akan turun dari truk, saya akan menopang pinggang mereka sebentar sebelum mereka turun. Keselamatan paling penting,” kata seorang relawan.

“Adakalanya, saat sedang kurang sehat, dia tetap bersikeras untuk melakukan daur ulang. Ini sungguh membuat saya merasa kami harus lebih meneladani beliau. Di bawah bimbingannya, relawan di posko daur ulang kami semakin hari semakin bertambah. Selain itu, setiap orang juga sangat berinisiatif. Ini semua berkat Kakak Bai telah menjadi teladan yang sangat baik bagi kami,” kata relawan lainnya. Selain itu, dia juga mencari tahu berapa lama perjalanan yang akan ditempuh relawan, apakah akan melewati siang hari atau tidak. Dia akan menyiapkan camilan atau nasi kotak agar para relawan tidak kelaparan. Dia juga sangat kreatif. Karena khawatir relawan lain akan kehujanan, dia menggunakan kain payung bekas untuk membuat jas hujan.

Dia sungguh telah mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan. Dalam mencurahkan perhatian bagi relawan lain, dia membangkitkan cinta kasih bagai seorang ibu; untuk membimbing para relawan lain, dia mengembangkan kebijaksanaannya. Dengan penuh kebijaksanaan dan hati yang welas asih, dia membawa kehangatan bagi setiap orang. Dengan hati yang penuh kehangatan, dia menginspirasi setiap orang untuk bersumbangsih dengan penuh sukacita bagai satu keluarga besar. Di seluruh wilayah Taiwan, kita dapat melihat para relawan daur ulang saling memerhatikan bagai satu keluarga.

Menjelang Tahun Baru Imlek, para relawan daur ulang juga berkumpul dan mengadakan acara makan bersama untuk mempererat tali silaturahmi serta berterima kasih atas sumbangsih Bodhisatwa daur ulang sepanjang tahun ini. Lihatlah setiap orang dipenuhi sukacita. Kita juga dapat melihat hidangan yang begitu lezat dan wangi. Saya sungguh bisa merasakan cinta kasih di antara mereka. Meski tidak bisa mengikuti acara mereka, tetapi saya sungguh merasa tersentuh dari lubuk hati terdalam. Saya sungguh merasa tersentuh. Melihat mereka, saya sungguh merasa hati saya sangat dekat dengan setiap murid saya. Saya sungguh berterima kasih kepada para relawan yang telah memanfaatkan setiap detik untuk bersumbangsih. Nilai kehidupan mereka terus-menerus meningkat. Iniah yang dimaksud menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Setiap relawan memiliki kehidupan yang cemerlang. Setiap hari, mereka membaharui diri dan membersihkan batin agar senantiasa jernih dan murni. Mereka sungguh membersihkan noda batin di dalam hati. Meski dikelilingi oleh sampah daur ulang, tetapi setiap hari, mereka membersihkan noda dan kegelapan batin. Melihat itu, saya sungguh berbahagia untuk mereka. Saya sungguh berterima kasih kepada mereka. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Membangun Kesadaran Melindungi Bumi

Membangun Kesadaran Melindungi Bumi

16 September 2020
Sebanyak 38 peserta yang berpartisipasi dalam kelas Tzu Shao pada Minggu 30 Agustus 2020. Dalam kelas online kali ini para peserta diajak untuk terus melestarikan lingkungan dan menerapkan prinsip 5R dalam kehidupan mereka sehari-hari.Sebanyak 38 peserta yang berpartisipasi dalam kelas Tzu Shao pada Minggu 30 Agustus 2020. Dalam kelas online kali ini para peserta diajak untuk terus melestarikan lingkungan dan menerapkan prinsip 5R dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Belajar untuk Mandiri

Belajar untuk Mandiri

08 Januari 2010 Kegiatan diawali dengan meliput beberapa tempat yang runtuh akibat gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter yang melanda Kota Padang dan sekitarnya pada 30 September 2009 lalu. Selanjutnya rombongan relawan Tzu Chi Padang dan Tim Da Ai TV Taiwan melanjutkan perjalanan menuju daerah Ulu Gadut Padang, yang berjarak kurang lebih 15 km dari kota Padang untuk melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Anak-anak Mentawai,
Menanam Benih Kebajikan

Menanam Benih Kebajikan

18 Mei 2016 Minggu, 1 Mei 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung menggelar penuangan celengan SMAT di Wihara Avalokitesvara Vipasassana Graha Bandung di Jln. Komplek Taman Kopo Indah III Blok A3 No 2. Bandung.
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -