Suara Kasih : Menabur Benih Kebajikan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menabur  Benih Kebajikan
Demi Terciptanya Dunia yang Damai
 

Penyaluran bantuan berjalan dengan lancar berkat jalinan jodoh yang baik
Merencanakan penyaluran bantuan  sebaik mungkin bagi warga Pakistan
Menaburkan benih cinta kasih  di tengah penyaluran bantuan

 

Kita sering berkata bahwa kita tak tega melihat bumi terluka dan melihat penderitaan semua makhluk. Namun, bagaimana cara kita membantu orang-orang yang menderita di dunia ini? Untuk menolong orang yang menderita, kita harus melindungi bumi terlebih dahulu. Ketika bumi dalam keadaan sehat dan aman, manusia akan hidup tenteram. Meski dalam kehidupan masyarakat terdapat kesenjangan sosial, namun, terlepas dari hal itu, asalkan 4 Unsur Alam dapat berjalan selaras dan bumi dalam kondisi sehat, maka kita dapat melewati setiap hari dengan tenteram. Namun, bila bumi terluka, baik orang kaya maupun miskin akan mengalami penderitaan batin dan fisik yang sama. Jadi, baik kesehatan batin maupun fisik, asalkan bumi dalam keadaan sehat, maka manusia pun dapat hidup tenteram.

Kini, bumi telah terluka. Seluruh permukaan bumi penuh dengan “luka”. Bumi sungguh telah menanggung segala kerusakan yang manusia ciptakan. Namun, manusia masih tak bersyukur malah terus merusak bumi. Hal ini bagaikan anak durhaka yang tak bersyukur atas budi luhur ibunya, malah terus menyakiti sang ibu. Tanpa merasa bersalah, manusia terus merusak bumi bahkan berpikir bahwa kekuatan manusia melebihi kekuatan alam. Namun lihatlah, ketika bencana terjadi, manusia sungguh tak berdaya. Inilah buah dari karma kolektif semua makhluk. Jika manusia tak menciptakan karma baik, ia akan hidup dalam penderitaan.

Lihatlah di Haiti. Kini warga setempat tengah panik akan datangnya badai tropis. Namun, apa yang dapat mereka lakukan? Mereka sangat ketakutan dan terus memikirkan cara untuk menghadapi badai tropis kali ini. Semua orang sangat ketakutan, namun mereka tak berdaya. Akibat gempa yang terjadi awal tahun ini, ibukota Haiti, Port-au-Prince, luluh lantak. Bencana ini telah berlalu hampir 10 bulan. Tenda sementara para korban bencana bahkan sulit melindungi mereka dari angin dan hujan.

 

Bagaimana cara mereka mengantisipasi badai tropis? Banyak organisasi kemanusiaan di dunia yang ingin membantu Haiti. Namun, tanpa kerja sama dari pemerintah Haiti, program bantuan akan sulit terlaksana. Warga Haiti sungguh menderita akibat bencana alam dan wabah penyakit yang datang melanda. Semua ini sungguh mengkhawatirkan. Warga Haiti tak berdaya membangun kembali negaranya sendiri dan memerlukan bantuan dari banyak pihak.

Namun, menjelang pemilu, banyak kegiatan pemulihan yang dihentikan. Penderitaan korban bencana tak dipedulikan. Inilah buah dari karma kolektif manusia. Warga Haiti memiliki karma yang sama sehingga mereka terlahir di negara yang penuh penderitaan ini. Mereka harus hidup dalam keterbatasan dan ketidakberdayaan. Sungguh penderitaan tak terkira.

Cile juga diguncang gempa berkekuatan 8,8 skala Richter beberapa waktu lalu. Meski gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan yang parah, namun pemerintah Cile segera merespon dengan menyalurkan bantuan kepada warganya. Selain itu, pemerintah setempat juga sangat mendukung dan bekerja sama dengan organisasi lain yang menyalurkan bantuan. Karena itu, kehidupan warga Cile dapat pulih dengan cepat.

Pakistan juga dilanda bencana banjir yang serius. Warga yang terkena dampaknya mencapai lebih dari 20 juta orang. Banjir melanda dari wilayah utara hingga selatan dan berlangsung dalam waktu yang lama. Mengapa warga setempat mengalami penderitaan seberat ini? Selain faktor curah hujan, pertikaian politik dan agama yang terus berlangsung membuat banyak pihak enggan menyalurkan bantuan. Meski insan Tzu Chi tak segera berangkat, namun mereka mempersiapkan diri sebaik mungkin. Jalinan jodoh ini bermula dari seorang relawan di Indonesia yang mengenal seorang pengusaha di Pakistan. Dari pengusaha tersebut, kita mengenal banyak pengusaha Taiwan yang berada di Pakistan. Setelah menghubungi banyak pihak, kita pun merencanakan penyaluran bantuan dengan seteliti mungkin agar prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan bantuan diterima langsung oleh korban bencana.

Kita juga menunjukkan budaya humanis Tzu Chi kepada warga setempat. Selain menyurvei lokasi bencana, tim Tzu Chi juga menaburkan benih cinta kasih dalam hati setiap orang. Kini, benih itu telah bertunas dan bertumbuh. Insan

Tzu Chi terus membimbing para korban bencana untuk menginspirasi lebih banyak orang. Jalinan jodoh kali ini sungguh baik. Terima kasih kepada insan Tzu Chi dari Taiwan yang datang ke Pakistan untuk menolong para korban bencana banjir. “Saya sungguh senang dapat bekerja sama dengan kalian. Semoga kami dapat melakukannya sebaik mungkin dan tidak mengecewakan kalian. Dari kalian, saya belajar bagaimana cara menolong orang yang tertimpa bencana,” ucap insane Tzu Chi tersebut.

Sekelompok mahasiswa, pengusaha, dan pejabat pemerintah setempat bekerja sama dengan kita. Karena itu, kita harus berdoa dengan tulus agar penyaluran bantuan kali ini dapat berjalan dengan lancar. Semoga para korban bencana dapat menerima barang yang mereka butuhkan dengan penuh sukacita. Semua orang di dunia adalah satu keluarga. Bumi pertiwi yang penuh cinta kasih ini telah menanggung segala kerusakan yang diciptakan manusia. Melihat banyak negara yang tengah dilanda bencana alam, apakah kita tak berintrospeksi diri dan tak mengambil hikmahnya? Karena itu, kita semua harus mawas diri, berhati tulus, dan senantiasa mendoakan dunia ini. Bencana alam mengakibatkan kerusakan dan penderitaan bagi manusia. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Membantu Menurunkan Angka Stunting

Membantu Menurunkan Angka Stunting

26 April 2024

Relawan Xie Li Lampung mendukung pencegahan stunting bagi 36 anak di Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Mesuji selama 3 bulan terakhir. Dukungan ini mampu menurunkan angka stunting dari 36 anak menjadi 6 anak.

Gempa Palu: Panas dan Hujan Tak Pernah Menjadi Alasan

Gempa Palu: Panas dan Hujan Tak Pernah Menjadi Alasan

19 Oktober 2018
Dalam kondisi terik maupun hujan, relawan Tzu Chi tetap menyalurkan bantuan bagi warga di Palu, Donggala, dan Sigi. Sore kemarin, Kamis 18 Oktober 2018, hujan deras mengguyur lapangan terbuka di Desa Kavaya, Sindue, Kabupaten Donggala. Setelah hujan mereda, relawan pun akhirnya menyalurkan 98 paket bantuan.
Berdoa dan Berikrar di Bulan Vegetarian

Berdoa dan Berikrar di Bulan Vegetarian

27 Mei 2009 Di salah satu ruang kelas, di depannya terpampang dua buah kata, ”berdoa dan berikrar”. Sebuah anjuran bagi setiap orang untuk ikut serta bervegetarian di bulan Mei ini. Di bawah tulisan itu, sebuah meja kecil lengkap dengan kertas ikrar dan alat tulis telah menanti sentuhan tangan mereka yang hendak berikrar.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -