Suara Kasih: Menginspirasi Sesama

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
.
 

Judul Asli:

 

Menginspirasi Orang Lain dengan Penuh Kebijaksanaan

      

Giat dan bersemangat dalam mengatasi berbagai rintangan
Menginspirasi orang lain dengan kebijaksanaan
Setiap niat bajik bagaikan benih
Memanfaatkan setiap detik untuk mengemban misi Tzu Chi

 

”Kaki saya harus diangkat dengan tangan. Jika tidak, kaki saya tidak bertenaga. ’Kakak, Anda selalu mengambil dana amal dengan mengendarai sepeda motor?’ Ya. Meski tempatnya sangat jauh, saya tetap pergi dengan mengendarai sepeda motor. Ini tanda terima bulan ini. Berhubung tidak bekerja di sini lagi, saya harus terlebih dahulu mencatat data donatur. Mereka sangat sibuk, jadi tidak ada waktu untuk mencatatnya. Setelah menulisnya, saya akan menjepitnya bersama tanda terima. Saat mengambil tanda terima, donatur akan menjepit donasi mereka bersama dengan kertas ini, lalu menyerahkannya kepada adik atau kakak saya. Orang yang mengantar dana amal ke sini adalah donatur saya sejak di toko mi. Mereka sudah lama menjadi donatur saya. Mereka semua tahu cara ini. Agar cinta kasih setiap orang tidak terputus, saya pun memikirkan cara ini,” cerita seorang relawan.

Lihatlah, meski berketerbatasan dalam bergerak, batinnya tetap sangat sehat. Meski ayahnya sangat khawatir melihatnya belum menikah dan khawatir dengan masa depannya, dia tetap sangat berani dan berbakti. Dahulu dia juga membantu orang tuanya berjualan mi. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia mulai menggalang dana. Sejak belasan tahun yang lalu, dia sudah mulai mengemban misi Tzu Chi. Saat itu ia masih membantu berjualan mi. Dia selalu berbagi dan memperkenalkan Tzu Chi saat bertemu dengan orang?

“Berhubung merasa cara tersebut tidak efektif, adik Anda pun menulis kuplet. Dia sungguh artistik. Kedua sisi kuplet tersebut bertuliskan, ‘Mengundang semua insan berhati mulia di dunia untuk bersama-sama menggarap ladang berkah; puluhan ribu kuntum teratai hati membangun dunia Tzu Chi’ Di atas kuplet tersebut tertulis nama Yayasan Buddha Tzu Chi. Bagaimana hasilnya? Berhubung kami memiliki toko, begitu kuplet itu ditempel, banyak sekali orang yang bergabung. Dalam waktu 3 bulan, ada 70 keluarga yang menjadi donatur,” ceritanya.

Kakak beradik itu memiliki tekad yang sama dalam menggalang Bodhisatwa dunia. Ada orang yang merasa dirinya tidak mampu memenuhi syarat sebagai anggota komite karena harus mencari 40 keluarga donatur. Sesungguhnya, jika kita selalu berbagi tentang Tzu Chi saat bertemu dengan orang lain, maka berarti kita memiliki Tzu Chi di dalam hati. Jika kita selalu bersedia berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Chi,maka pasti akan ada orang yang terinspirasi. Tujuan kita bukan hanya ingin menggalang dana. Tidak. Yang kita inginkan adalah menggalang hati. Semakin banyak kita berbagi tentang Tzu Chi, orang yang berpartisipasi juga akan semakin banyak. Selain berbagi dan mengemban misi Tzu Chi, kita juga harus melakukan daur ulang.

 

Lihatlah, meski kakinya tidak bias bergerak dengan leluasa, dia tetap melakukan daur ulang. Dia tidak melakukannya seorang diri. Asalkan memiliki cinta kasih, kita tidak akan sendirian. Sang kakak dan teman-temannya yang berjualan mi juga turut membantunya melakukan daur ulang. Lihatlah, kita tidak akan sendirian jika memiliki cinta kasih. Inilah kehidupan. Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus bersungguh hati dan memiliki cinta kasih. Kita harus memiliki cinta kasih dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan langkah yang mantap. Kita harus memanfaatkan waktu untuk melakukan hal yang bermakna. Jika kita menyia-nyiakan waktu begitu saja, maka sungguh disayangkan.

Beberapa hari lalu, kita dapat melihat para Bodhisatwa dari wilayah Zhonghe dan Yonghe mengajak relawan komunitas kembali ke Griya Jing Si. Sejak tahun lalu, sebelum persamuhan Dharma digelar, mereka telah mulai bervegetarian dan menyelami Dharma. Hingga kini, mereka masih terus bervegetarian dan mendalami Dharma di komunitas. Mereka terus mendalami Dharma, bervegetarian, dan mengadakan kegiatan bedah buku. Bukankah ini semua menciptakan keharmonisan dalam komunitas? Dengan demikian, bukankah setiap orang akan menjadi mitra yang baik? Dengan demikian, bukankah kita akan dikelilingi oleh Bodhisatwa? Setiap orang menghormati kehidupan dengan bevegetarian serta mendedikasikan diri dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih.

Lihatlah, asalkan kita bersedia berbagi tentang Tzu Chi, maka akan ada orang  yang bersedia mendengarnya. Para relawan di wilayah Zhonghe dan Yonghe telah melakukannya.Jika setiap tempat bisa melakukan hal ini, bukankah di dalam masyarakat akan tercipta Tanah Suci? Mengundang semua insan berhati mulia di dunia untuk bersama-sama menggarap ladang berkah. Selanjutnya apa? Puluhan ribu kuntum teratai hati membangun dunia Tzu Chi. Benar. Kita harus menggarap ladang berkah ini agar hati setiap orang dapat tersucikan bagai teratai. Di tengah dunia yang diliputi Lima Kekeruhan ini, jika hati setiap orang dapat menjadi bagai bunga teratai yang tidak tercemar meski tumbuh di lumpur, maka alangkah baiknya. Inilah harapan yang dapat kita lihat di masyarakat.

Saya sungguh bersyukur melihat setiap orang menyucikan batin. Kita juga melihat berita tentang Haiti. Setiap orang mungkin masih ingat bulan Januari tahun 2010 lalu, Haiti diguncang gempa bumi yang dahsyat. Gempa bumi itu menghancurkan ibu kota Haiti. Insan Tzu Chi bergerak guna mengimbau orang yang berada dalam kondisi aman di seluruh dunia untuk mengulurkan tangan membantu negara yang dilanda bencana. Pada saat itu, insan Tzu Chi di AS yang bertanggung jawab atas penyaluran bantuan ke Haiti. Saya sungguh berterima kasih kepada mereka. Setiap hari, saya selalu mengadakan rapat melalui konferensi video dengan mereka.

Kita dapat melihat Relawan James Chen. Sejak tahun 2010 hingga kini, dia telah bolak-balik ke Haiti sebanyak 17 kali. Setiap kali ke Haiti, dia selalu tinggal di sana selama beberapa waktu. Saya juga memintanya untuk membantu merenovasi tiga gedung sekolah milik yayasan Katolik. Kini proyek konstruksi 3 gedung sekolah itu tengah dijalankan. Kita juga dapat melihat perusahaan konstruksi dari Taiwan sudah mengirimkan timnya. OECC sudah berada di Haiti selama hampir 12 tahun. “Ini merupakan proyek ke-47 kami. Gedung sekolah ini seharusnya  bisa bertahan selama 1.000 tahun. Asalkan seluruh Pulau Haiti tidak terbalik, mungkin ia akan bertahan selama itu. Bagi saya, proyek pembangunan ini sama dengan kegiatan amal. Marilah kita mengukir sejarah dengan melakukannya sebaik mungkin,” ucapnya.

Saya juga berdoa dengan tulus untuk sekolah di sana semoga bisa membina insan berkualitas bagi Haiti. Inilah tujuan dan harapan kita semua. Saya juga melihat insan Tzu Chi yang memikul tanggung jawab yang berat. Ada yang bertanya pada relawan James Chen, Selama 17 kali perjalanan itu, apakah dia pernah berpikir untuk menyerah dan tidak mau kembali ke sini lagi? Dia pun menjawab, “Tidak pernah sama sekali. Apa pun yang ingin dilakukan oleh Master, saya sebagai murid harus berusaha melakukannya.” Demi membantu saya mencapai tujuan, dia membangun tekad yang kokoh. Dia bolak-balik ke Haiti sebanyak 17 kali. Setiap kali tiba di Haiti, dia selalu tinggal di sana selama beberapa waktu. Melihat kontribusinya, saya sangat berterima kasih sekaligus tersentuh. Karena itu, kita sungguh harus menghimpun kekuatan cinta kasih.

Selain sumbangsih penuh cinta kasih dari banyak orang, kita juga memerlukan orang yang bersedia memikul tanggung jawab. Kita sungguh harus berterima kasih kepada banyak orang, terlebih lagi kepada orang yang bersedia memikul tanggung jawab. Inilah yang patut kita syukuri setiap saat. Kontribusi insan Tzu Chi di seluruh dunia sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Masih banyak kontribusi insan Tzu Chi di dunia internasional yang tidak sempat saya ceritakan satu per satu. Baiklah. Bodhisatwa sekalian, dengan menyaksikan Da Ai TV, kalian akan mengetahui ada begitu banyak orang baik yang bersumbangsih bagi dunia. Bodhisatwa dunia sangatlah banyak. Bodhisatwa sekalian, selama sesuatu itu sudah benar, maka lakukan saja. Kita harus terus melangkah maju dengan penuh semangat untuk menapaki Jalan Buddha yang penuh kesadaran. Jalani saja. Diterjemahkan oleh: Laurencia Lou.

 

 
 

Artikel Terkait

Kamp 4 in 1 2019: Sentuhan Kasih di Tzu Chi Hospital

Kamp 4 in 1 2019: Sentuhan Kasih di Tzu Chi Hospital

30 Juli 2019
“Bila sebuah rumah sakit penuh cinta kasih, apakah kita akan merasa nyaman di sana? Kenapa? Karena ini adalah Tzu Chi,” kata Huang Ming Yue, relawan Komite Tzu Chi asal Taiwan yang menjadi pembicara dalam Kamp 4 in 1 2019, di Tzu Chi Center Jakarta, 27 Juli 2019. 
Bersama Mempersiapkan Generasi Masa Depan

Bersama Mempersiapkan Generasi Masa Depan

31 Agustus 2017

Dalam rangka Bulan Bakti untuk Negeri di HUT ke XII HIMPAUDI, Himpunan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) bekerja sama dengan Tzu Chi mengadakan Seminar Gerakan Nasional Perbaikan Gizi Anak Usia Dini bertema Upaya Promotif, Preventif, dan Kuratif Menyongsong Generasi Cerdas Berintegritas di Jiang Jing Tang, Aula Jing Si Lt. 4, Tzu Chi Center, Rabu 30 Agustus 2017.

Ajaran Baru, Semangat Baru

Ajaran Baru, Semangat Baru

23 Juli 2014

Lingkungan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi anak, sedangkan lingkungan yang kurang baik bisa berdampak buruk bagi kepribadian anak. Melalui lembaga Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun ini diharapkan dapat membentuk karakter anak yang baik dengan adanya pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak dini pada diri anak agar nantinya menjadi orang yang mempunyai pengetahuan yang didasari moral baik. 

Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -