Survei Ke-2 Renovasi Rumah Tak Layak Huni Digelar di Kampung Rawa, Johar Baru

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Agus Minan bersama relawan kembang Bayu Agus Aji, Yasin, dan Gerry dari ASG menyurvei Saipudin yang di wakili Eka Yulianti (istri) di wilayah Rt. 01/03, Kp. Rawa. Saipudin yang pekerja serabutan menempati rumah peninggalan orang tuanya dengan dua lantai dengan luas tanah 21 meter persegi.

Senyum harapan tampak di wajah warga Kelurahan Kampung Rawa, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat ketika 40 relawan Tzu Chi bersama relawan kembang dari Agung Sedayu Group (ASG) datang untuk menyurvei rumah-rumah warga. Ada 55 unit rumah tidak layak huni menjadi sasaran program renovasi rumah tak layak huni dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain itu relawan juga membagikan uang sewa bagi warga tahap 1 yang rumahnya sedang dalam renovasi.

Kamis pagi itu 25 September 2025, para relawan dibagi ke dalam 13 kelompok. Dengan difasilitasi kendaraan dari kelurahan Kampung Rawa, mereka menyusuri gang-gang sempit yang memisahkan RW satu dengan lainnya. Setiap kelompok ditemani staf kelurahan agar lebih mudah mengenali lokasi.

Tim Sekretariat Eexternal Tzu Chi Reinardo menjelaskan kepada tim survei form pertanyaan yang harus di isi hasil wawancara dengan pemilik rumah. Hal ini dilakukan agar proses survei seragam dengan yang dibutuhkan oleh Yayasan Tzu Chi.

Agus Minan bersama relawan dari ASG melihat langsung kondisi rumah lantai atas rumah Saipudin. Lantai atas rumah Saipudin dibangun dari papan yang kondisinya sudah lapuk dan resiko ambruk.

Bagi Junaedi (50), salah seorang warga calon penerima program, kunjungan relawan Tzu Chi ini terasa bagaikan jawaban dari doa-doa keluarga besarnya. Rumah orang tuanya sudah sejak tahun 70 an belum pernah sekalipun di renovasi. Atap bocor dan dinding mengelupas, lantai atas menggunakan papan banyak yang lapuk dimakan usia.

“Kalau hujan, atap di atas lantai atas pada bocor, air masuk sampai ke bawah. Papan-papan pada keropos. Saya waktu dengar ada program renovasi rumah dari Tzu Chi, kami sekeluarga senang sekali. Saya disuruh lengkapi berkas kepemilikan rumah, foto-foto rumah, dan langsung saya serahkan ke petugas kelurahan. Kalau ada yang mau bantu memperbaiki, tentu kami sangat setuju,” ujar Junaedi yang berprofesi sebagai ojek online dengan mata berbinar.

Bagi keluarga besar Junaedi, rumahnya kini di huni oleh dua kepala keluarga dan beberapa orang cucu, rumah ini adalah tempat berkumpul yang penuh kenangan. Namun kini, lebih dari sekadar kenangan, mereka menaruh harapan agar rumah itu bisa kembali menjadi tempat tinggal yang aman dan layak.

Relawan kembang dari ASG meyurvei rumah Junaedi di RT.06/05 Kp. Rawa. Ada sekitar 25 relawan kembang dari ASG yang turut bergabung melakukan suvei program renovasi rumah tidak layak huni di Kp. Rawa, Kec. Johar Baru, Jakarta Pusat.

Agus Minan, salah seorang relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi PIK, mendapat tugas menyurvei dua rumah di RW 05 dan RW 03. Menurutnya, kondisi yang Agus lihat di lapangan sangat memprihatinkan.

“Menurut saya lantai bawah ada yang perlu direnovasi, trus kamar mandi, dapur, kamar tidur, dan ruang tamu. Lantai atas bahkan lebih parah, atapnya banyak yang  bocor, plafon rusak, bangunan atasnya semi permanen, dan pada keropos. Sangat membahayakan anggota keluarga, bisa kejeblos, artinya tidak layak untuk dihuni,” jelas Agus.

Relawan Tzu Chi bersama relawan kembang dari ASG menyurvei rumah-rumah warga yang tidak layak huni seperti rumah yang rendah, kayu-kayu yang keropos dan atap rumah yang bocor.

Agus juga menekankan pentingnya kesadaran warga untuk merawat dan menjaga kebersihan rumah yang nantinya bila di setujui untuk direnovasi. “Kami sampaikan kepada pemilik rumah, kalau nanti disetujui direnovasi, rumah ini dijaga dengan baik agar nyaman untuk seluruh keluarga. Anak-anak bisa tinggal lebih sehat dan nyaman, orang tua bisa hidup lebih tenang,” tutur Agus dengan penuh semangat.

Lebih dari sekadar survei, kegiatan ini menjadi kesempatan bagi relawan Tzu Chi  untuk melihat langsung kehidupan rumah warga yang tidak layak huni. “Kalau kita tidak turun ke lapangan, kita tidak bisa melihat bagaimana penderitaan orang yang rumahnya tidak layak. Ada yang susah sekali, ada yang masih bisa bertahan. Dari sini kita belajar bersyukur dan bisa memberi manfaat untuk orang lain,” tambah Agus dengan penuh haru.

Sutrisno salah satu anggota keluarga dari Junaedi menunjukkan salah satu sisi rumah bagian atas yang sudah lapuk, keropos kepada tim survei.

Program renovasi tidak layak huni ini mendapat dukungan penuh dari staf Kelurahan Kampung Rawa. Mereka tidak hanya menyediakan tempat aula untuk pertemuan warga tetapi juga menyediakan kendaraan untuk relawan yang akan survei dan juga mendampingi relawan para relawan Tzu Chi selama proses survei. Sinergi antara staf kelurahan, relawan Tzu Chi, dan relawan kembang ASG menjadi fondasi kuat untuk mewujudkan perubahan yang lebih layak untuk warga Kampung Rawa.

“Renovasi rumah bukan sekadar mengganti papan atau memperbaiki atap. Ini tentang memberi rasa aman, nyaman, rumah yang sehat, dan martabat bagi keluarga. Itu yang membuat kami semangat turun ke lapangan,” Agus Minan.

Dari gang-gang sempit Kampung Rawa, kini tumbuh harapan baru. Harapan bahwa di balik dinding retak dan atap bocor, sebentar lagi akan berdiri rumah yang layak, rumah yang bisa menjadi tempat berteduh, bercengkerama, dan membangun masa depan  generasi yang lebih baik.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Program Renovasi Rumah: Relawan Menyapa dari Pintu ke Pintu, Membangun Harapan di Johar Baru

Program Renovasi Rumah: Relawan Menyapa dari Pintu ke Pintu, Membangun Harapan di Johar Baru

22 April 2025

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali melanjutkan program "Bebenah Kampung" di kawasan padat penduduk di Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Survei Ke-2 Renovasi Rumah Tak Layak Huni Digelar di Kampung Rawa, Johar Baru

Survei Ke-2 Renovasi Rumah Tak Layak Huni Digelar di Kampung Rawa, Johar Baru

26 September 2025

Relawan Tzu Chi bersama Agung Sedayu Group (ASG) menyusuri gang-gang sempit di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, untuk menyurvei 55 unit rumah tidak layak huni.

Menghadirkan Perubahan di Kelurahan Kampung Rawa

Menghadirkan Perubahan di Kelurahan Kampung Rawa

22 Juli 2025

Ketika mendengar seseorang tinggal di rumah empat lantai, mungkin yang pertama terlintas di benak kita adalah, “Wah, pasti orang kaya.” Namun begitu melihat langsung kondisi rumah milik Katwa, kesan itu seketika sirna.

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -