Tak Ingin Menadahkan Tangan Terus

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto, Roann
 
foto

"Bingkisan ini untuk Ibu, dan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 Hijriyah," tutur relawan Tzu Chi kepada seorang penerima bantuan khusus Tzu Chi yang menghadiri acara Buka Puasa Bersama Tzu Chi He Qi Barat dan Timur.

Sore itu, tanggal 21 September 2008, Dadi Somamiharja (67) dengan tatapan penuh perhatian mengikuti acara buka puasa bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia He Qi Timur dan Barat. Ditemani sang istri, Masiah, dan kedua anaknya, Ikbal dan Ganjar, mereka serius mengikuti setiap acara yang ditampilkan.

Ia menderita diabetes sejak tahun 1992. Selama 10 tahun pula, ia bergelut mengobati penyakit itu. Pengobatan yang dilakukan pun tidak maksimal karena keterbatasan biaya. Tak hanya itu, ketidakakuratan informasi seputar tata cara pengobatan diabetes pun tak didapatkan dengan baik. Termasuk beberapa pantangan untuk tidak memakan buah kelengkeng, misalnya.

Di tahun 2007, ia pernah pingsan selama 4 hari. Ia pun dibawa ke Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat dan Tangerang, namun karena ketiadaan tempat, maka ia pun dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Di sinilah, di awal tahun 2007, ia harus merelakan kaki kirinya diamputasi. Di sana, ia menjalani beberapa kali pengobatan, namun karena keterbatasan biaya, ia memutuskan untuk menghentikan proses pengobatan. Saat itu, ia harus menandatangani surat pengajuan penghentian proses penyembuhan karena ia sudah habis-habisan mencari uang untuk membiayai pengobatan dirinya. Dadi Somamiharja ini memiliki usaha bengkel elektronik. Ia juga mempunyai banyak anak buah, namun tak urung karena diabetes yang ia derita, kehidupan ekonominya juga terguncang. “Apapun yang bisa dijual, saya jual,” tuturnya.

foto  foto

Ket : - Dahulu Dadi menjadi penerima bantuan, kini ia telah membuktikan meski hanya memiliki sebuah kaki,
           ia tetap dapat melakukan kebajikan untuk orang lain. Dari yang tadinya dibantu kini menjadi yang membantu.
           Tak lagi menadahkan tangan meminta. (kiri)
         - Ie Lan Hoa menuangkan air minum kepada 2 undangan Buka Puasa Bersama Tzu Chi He Qi Timur
           dan Barat. (kanan)

Di bulan Juli 2007, salah satu anaknya mengalami kecelakaan di Sumur Bor, Cengkareng, Jakarta. Saat itulah, berkat pertolongan dari Kasminto –relawan Tzu Chi, anaknya berhasil dioperasi hingga kondisinya pulih kembali. Dari cerita anaknya pula, akhirnya relawan Tzu Chi mengetahui kondisi Dadi Somamiharja yang kakinya baru saja diamputasi dan tidak ada dana. Oleh Lulu –relawan Tzu Chi yang lain, ia dibawa ke Rumah Sakit Khusus Bedah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Di sana ia menjalani pengobatan lebih lanjut, dan terbebas dari diabetes yang selama ini merongrongnya. Tak hanya itu, katarak yang dideritanya pun mendapatkan bantuan pengobatan dari Tzu Chi. “Jasa Tzu Chi sangat besar sekali. Tidak hanya mengobati diabetes dan katarak saya, namun juga membangkitkan semangat hidup saya,” ujarnya. “Rasa percaya diri saya pun timbul. Tzu Chi begitu menyentuh dari sisi kemanusiaan,” ungkapnya lebih lanjut. Selanjutnya, Dadi pun akan mengundurkan diri sebagai pasien kasus penerima bantuan.

foto  foto

Ket : - Para undangan Buka Puasa Bersama Tzu Chi He Qi Timur dan Barat sedang menyimak video tentang
           isyarat tangan para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Bogor. (kiri)
         - Rita, anggota Tzu Ching Indonesia sedang menawarkan buah kurma kepada seorang ibu yang hadir
           bersama anaknya. Buah Kurma biasa dihidangkan pada saat berbuka di bulan Ramadan. (kanan)

“Saya tersinggung dalam hal positif, sampai kapan saya akan menadahkan tangan terus tanpa rasa untuk bangkit? Saya akan menjadi penyumbang untuk yayasan, walaupun relatif tidak besar,” kata Dadi yang juga menyatakan ia merasa malu karena masih banyak orang lain yang lebih membutuhkan daripada dirinya. Karena itu, sejak 6 bulan lalu ia telah bergabung menjadi relawan daur ulang Tzu Chi. Ia mengumpulkan plastik-plastik daur ulang dari beberapa pasien kasus yang ditangani bersama istrinya. Sampah daur ulang itu kemudian dikumpulkan dan diambil oleh relawan Tzu Chi lainnya untuk dibawa ke Pos Daur Ulang Tzu Chi Cengkareng. Tidak hanya itu, ia juga berperan aktif dalam program celengan bambu. Sejak 2 bulan lalu ia telah bergabung dengan barisan cinta kasih program celengan bambu Tzu Chi.

Sebelum mengenal Tzu Chi, ia telah memberikan pelatihan keterampilan elektronika kepada anak-anak tidak mampu. Telah banyak anak didiknya yang berhasil memiliki bengkel sendiri. Berbekal keterampilan itu, mereka banyak yang kembali ke kampung halaman dan hidup mandiri. “Sebelum mengenal Tzu Chi, saya sudah melakukan itu, apalagi sekarang setelah mengenal Tzu Chi. Hati saya bangga melihat anak didik saya berhasil,” ucap syukur meluncur dari bibir Dadi.

foto  foto

Ket : - Salah satu putra Enjah, salah seorang mantan penerima bantuan khusus Tzu Chi, memberikan sebuah
           celengan bambu kepada Lulu saat berbagi pengalaman hidupnya. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi membungkuk dan mengucapkan terima kasih kepada para pasien dan keluarganya yang
           telah menerima bantuan dari Tzu Chi untuk menyambut datangnya hari raya Idul Fitri 1429 Hijriah. (kanan)

“Pak Dadi, kita tidak saja mengajarkan mereka keterampilan, namun juga gairah hidup untuk mandiri,” ujar Dadi menirukan ucapan yang dilontarkan Lulu kepadanya. Tidak saja Dadi, istrinya pun aktif membantu di Tzu Chi. Ia dengan penuh keikhlasan menemani para pasien kasus yang berobat di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, bahkan ia kadang sampai menginap. Namun, ia berpesan kepada istrinya, tidak boleh menerima pemberian uang, ikhlas. “Batin kita jadi tenang, hidup pun jadi sempurna. Kalau mau nyumbang nunggu kaya, kapan kayanya?” serunya menutup wawancara.

 

Artikel Terkait

Tekad di HUT ke-2 Xie Li Cikarang

Tekad di HUT ke-2 Xie Li Cikarang

13 November 2019

Dalam rangka memperingati hari jadi Xie Lie Cikarang yang ke-2, dilakukan kegiatan tur ke Jing Si Tang pada hari Sabtu, 9 November 2019 di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan ini diikuti 62 orang, terdiri dari relawan Komite, Abu Putih dan Relawan Kembang. 

Dalam rangka memperingati hari jadinya Xie Lie Cikarang yang ke-2, dilakukan kegiatan tur ke Jing Si Tang pada hari Sabtu, 9 November 2019 di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan ini  tepatnya pukul 06.00 pagi yang diikuti 62 orang, terdiri dari relawan KKomite, Abu Putih dan Relawan Kembang. Dengan semangat yang luar biasa, para relawan berkumpul di Lippo Cikarang, bus menjemput para relawan di mulai dari Sentral Grosir Cikarang sampai Lippo Cikarang dan kemudian berangkat menuju tujuan sekitar jam 6.30 dari Lippo Cikarang.

 

Membangun Gizi Bersama Tzu Chi

Membangun Gizi Bersama Tzu Chi

07 Februari 2017

Dalam memperingati hari gizi, para relawan menggelar acara sarapan bersama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai di sekolah-sekolah yang tersebar di 17 wilayah Xie Li. Sebanyak 6.599 pelajar ikut dalam perayaan Hari Gizi yang digelar pada tanggal 21-27 Januari 2017.

Memantapkan Hati di Jalan Bodhisatwa

Memantapkan Hati di Jalan Bodhisatwa

05 Januari 2010 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Batam mengadakan pelatihan relawan pada 15 Desember 2009. Ada 3 narasumber asal Taiwan yang sharing tentang mengalang dana dan hati untuk menginspirasi para pengusaha. Dengan demikian, maka akan semakin banyak orang yang memiliki hati Bodhisatwa.
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -