Tzu Chi dalam Keluarga Besar Pademangan

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto, Rianto Budiman (He Qi Pusat)
 
 

foto
Sebanyak 500 warga menerima celengan bambu sebagai wujud kepedulian pada kegiatan kemanusiaan Tzu Chi.

Minggu, 28 Juli 2013, puluhan relawan Tzu Chi bersama ratusan warga Pademangan mengadakan buka puasa bersama di Gedung Olah Raga Pangkalan Utama Angkatan Laut III (Lantamal III). Buka puasa bersama dengan para penerima bantuan bedah rumah ini merupakan agenda rutin yang diadakan setiap tahun. Namun untuk tahun ini jumlah warga yang datang menghadiri buka puasa bersama ini mencapai 500 orang, yang terdiri dari para pemuka agama, pengurus kelurahan, dan penerima bantuan bedah rumah.

Yoppie Budianto selaku koordinator acara ini menjelaskan, bahwa melalui acara buka puasa bersama, diharapkan bukan hanya penerima bantuan saja yang lebih mengenal Tzu Chi, tapi juga masyarakat yang lebih luas bisa memahami Misi, Visi Tzu Chi. Atas ide inilah maka relawan-relawan Tzu Chi segera mengundang beberapa pemuka agama dan majelis kerohanian di daerah Pademangan Barat. Dan hasilnya memang sesuai yang diharapkan. Hampir semua pemuka agama dan majelis kerohanian di Pademangan Barat datang menghadiri acara buka puasa bersama. Bahkan di akhir acara mereka juga bersedia menerima celengan bambu.

Agus Yatim, seorang relawan Tzu Chi asal Pademangan Barat menjelaskan bahwa selama beberapa tahun ini masyarakat Pademangan Barat telah memandang Tzu Chi sebagai organisasi yang murni kemanusiaan. Selain program bedah rumah, Tzu Chi juga telah melakukan banyak kegiatan sosial lainnya seperti baksos kesehatan, bantuan beras, donor darah, dan pelestarian lingkungan. Makanya selain dipandang sebagai organisasi murni kemanusiaan, para warga Pademangan Barat juga percaya dengan program yang akan diberikan oleh Tzu Chi kepada warga. “Nyatanya sekarang setiap kita mengadakan acara banyak warga yang antusias. Bahkan dari pemuka agamanya pun turut mendukung. Hari ini saya merasa puas, karena banyak sahabat-sahabat saya dari pemuka agama yang hadir bahkan antusias mengikuti acara ini,” kata Agus bangga.

foto   foto

Keterangan :

  • Warga yang sudah aktif menabung di celengan bambu pada hari itu menyerahkan isinya untuk di donasikan ke Tzu Chi (kiri).
  • Para relawan menuliskan nama dan alamat di setiap celengan bambu yang diberikan ke para warga (kanan).

Sama halnya dengan Agus Yatim, seorang penerima bedah rumah yang bernama Kartini juga merasa bangga melihat banyak pemuka agama di daerahnya yang hadir. Meski ia bukan relawan Tzu Chi, tapi ia merasa bahwa para pemuka agama dan majelis kerohanian harus mengenal lebih dekat dengan Tzu Chi. Sebabnya menurut Kartini semua kegiatan Tzu Chi bersifat kemanusiaan yang tak memandang perbedaan agama. Makanya keberadaan Tzu Chi di Pademangan harus sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. “Untungnya ada Tzu Chi, jadi banyak warga yang tidak mampu, bisa membangun rumah kembali. Kegiatan ini sudah dikenal oleh banyak warga Pademangan dan sudah dipercaya,” kata Kartini.

  
 

Artikel Terkait

Internasional : Pemb. Akhir Tahun di Sri Lanka

Internasional : Pemb. Akhir Tahun di Sri Lanka

07 Februari 2011 Pemberkahan untuk pertama kalinya dilakukan di Ibukota Sri Lanka, Kolombo, dan yang kedua di Hambantota, di mana Yayasan Buddha Tzu Chi membangun Desa Cinta Kasih untuk korban Tsunami Asia Tenggara tahun 2004.
Suara Kasih : Merangkul Alam Semesta

Suara Kasih : Merangkul Alam Semesta

06 Oktober 2010 1 Oktober lalu, Rektor National Central University Kemarin, rektor Universitas Nasional Pusat beserta seorang profesor bidang astronomi, kepala observatorium, dan staf lainnya datang ke Griya Jing Si. Mereka menunjukkan ukiran sistem tata surya dan memberikannya pada Tzu Chi. Mereka pun menjelaskan pada saya bahwa mereka menemukan sebuah planet minor.
Internasional : Sebuah Misi

Internasional : Sebuah Misi

21 Juni 2010
Hidup dengan misi adalah lebih dari sekadar pergi untuk melakukan pekerjaan dan memenuhi tanggung jawab. Tentu saja, orang yang setia menjalankan tanggung jawabnya patut dipuji. Tapi jangan terhenti sampai di situ.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -