Tzu Ching Camp: Jodoh yang Baik
Jurnalis : Mikidana (Tzu Ching), Fotografer : Edy Kurniawan, Mikidana (Tzu Ching)
|
| |
Selama mengikuti camp, mereka didampingi oleh 2 pendamping, yaitu 12 mentor besar yang terdiri dari Shigu dan Shibo yang meluangkan waktunya untuk membimbing peserta serta 12 mentor kecil yang terdiri dari para Tzu Ching dimana mereka dapat membantu apabila ada beberapa peserta yang mungkin malu bertanya kepada Shigu dan Shibo. Tzu Ching Camp kali ini bertema “Melihat Dunia dengan Hati” yang berarti bahwa apabila kita melihat sekitar kita dengan mata hati kita pasti merasakan bahwa semua makhluk hidup di sekitar kita adalah bagian dari diri kita, baik kepedulian dalam pelestarian lingkungan maupun peduli kepada sesama manusia tanpa membeda-bedakan.
Keterangan :
Pada hari pertama pukul 08.30 WIB, registrasi dibuka di depan halaman RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Setiap peserta yang datang diberikan kartu identitas Tzu Ching. Camp kali ini sangat spesial karena tidaklah mudah untuk ikut serta dalam Tzu Ching Camp 6 sebab mereka yang boleh mengikuti camp ini adalah orang-orang yang sudah pernah mengikuti sosialisasi, kegiatan Tzu Chi, dan telah memiliki seragam. Persyaratan–persyaratan ini diterapkan guna untuk menyaring peserta yang benar-benar ingin berkontribusi besar pada setiap kegiatan Tzu Chi dan mendalami visi dan misi Tzu Chi. Meskipun jumlah peserta lebih sedikit dari tahun kemarin, namun kali ini selama 3 hari peserta mendapatkan banyak acara yang berbeda dari tahun–tahun sebelumnya, seperti materi yang lebih mendalam, kunjungan ke Aula Jing Si yang ada di Pantai Indah Kapuk (PIK) yang dilakukan pada hari kedua, pelestarian lingkungan dimana peserta turun langsung membersihkan sampah–sampah di sekitar Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, pembuatan bio enzym dari kulit buah-buahan, kunjungan kasih ke rumah Gan En Hu dan pementasan drama dari buku “Mengatasi 20 Kesulitan dalam Kehidupan”.
Keterangan :
Rasa Cinta Kasih dan Kekeluargaan Peserta lainnya, Handy Purnama juga menyampaikan kesan-kesannya selama mengikuti camp. Awalnya ia diajak ikut Tzu Ching Camp ke-VI ini oleh temannya. ”Kata teman acaranya seru dan saya ingin hadir di acara Tzu Ching Camp 6 ini. Saya sudah menyiapkan baju terbaik, dengan jam tangan dan bersepatu agar terlihat keren di acara tersebut. Tetapi ternyata..., saya terkejut di hari pertama kita disuruh membersihkan sampah dan dilihat oleh orang banyak. Awalnya malu dan ternyata di sini saya sadar bahwa barang mewah tidaklah penting, yang terpenting adalah rasa peduli kepada sesama,” ucapnya. Di sini Handy pun mendapatkan sahabat baru yang tidak pernah terlupakan baginya yaitu Hok Lay Shibo. Handy pun berpelukan dengan Hok Lay Shibo pada saat ia menyampaikan sharingnya. Di sinilah jalinan jodoh yang baik yang dapat mempertemukan setiap individu yang tidak saling mengenal, tetapi karena ada rasa cinta kasih dan kekeluargaan seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Dalam menghadapi makhluk hidup maupun benda mati, kita harus hadapi dengan sikap hormat, sayang, dan penuh rasa syukur. Kita harus menghargai jalinan jodoh dan berkah.”
|
Artikel Terkait

Baksos Palembang: Mata yang Kembali Terang
02 Mei 2011
Mengenal dan Mendalami Tzu Chi
06 Juli 2012 Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan bisa bertambahnya barisan Tzu Chi dalam menyalurkan cinta kasih yang tulus untuk menolong sesama makhluk hidup. Semoga bibit Bodhisatwa ini dapat terus berkembang untuk menebarkan cinta kasih Tzu Chi pada semua insan di muka bumi.
Bedah Rumah Tahap Ke-6 di Kamal Muara Siap Dimulai
25 November 2024Tzu Chi Indonesia kembali menjalankan Program Bebenah Kampung Tzu Chi tahap ke-6 di wilayah Kamal Muara. Sebanyak 13 rumah milik calon penerima bantuan di RW 04, Kamal Muara disurvei relawan.