Waisak 2019: Lantunan Doa Perayaan Waisak

Jurnalis : Henny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir, Soit, Lukman, Lily Hermanto (Tzu Chi Medan)


Peringatan tiga hari besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia di Medan diadakan di Tiara Convention Center Jalan Cut Mutia No.1 Medan.

Bulan Mei adalah bulan penuh syukur karena pada bulan ini merupakan peringatan tiga hari besar penting di antaranya Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Setiap tahunnya Tzu Chi Medan mengadakan peringatan tiga hari besar ini pada Minggu kedua bulan Mei. Dalam kegiatan ini insan Tzu Chi mengajak warga kota Medan bersama-sama memanjatkan doa untuk membalas budi luhur Buddha, Orang Tua, dan semua makhluk hidup.

Acara ini dilaksanakan pada Minggu 12 Mei 2019 di Tiara Convention Center Jalan Cut Mutia No.1 Medan yang dihadiri oleh 1.046 orang terdiri dari 810 tamu, 236 relawan dan anggota TIMA Medan.

Acara dibuka dengan tabuhan genta dan genderang yang dibawakan oleh relawan, Tzu Ching, dan siswa kelas budi pekerti Tzu Shao Medan. Suara Genta dan Genderang Jing Si juga menampilkan semangat dari Mazhab Tzu Chi yaitu ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kejujuran serta berwelas asih, berbelas kasih, bersukacita, dan keikhlasan, dalam bersumbangsih.


Sebanyak 1.046 orang terdiri dari 810 tamu, 236 relawan, dan anggota TIMA Medan larut dalam doa yang khidmat.

Dilanjutkan bersama-sama melantunkan Gatha Pendupaan, para relawan pembawa pelita air dan bunga mulai berjalan ke meja prosesi pemandian rupang Buddha. Persembahan tersebut merupakan penghormatan kepada yang Maha Sadar di alam semesta. Prosesi pemandian rupang Buddha pun dimulai dan dipimpin oleh anggota Sangha.

Setiap gerakan dalam prosesi pemandian Rupang Buddha memiliki makna. Misalnya menyentuh air melambangkan pembersihan batin sendiri, bertobat atas kesalahan masa lampau, dan kembali pada kondisi batin yang jernih. Mengambil bunga melambangkan menerima harumnya kebajikan dan kebenaran. Balik badan ke tempat masing-masing juga memiliki arti bahwa setelah menerima kebenaran jangan lupa menciptakan berkah dengan bertekad membangkitkan niat berwelas-asih, berbelas kasih, bersuka cita atas keberhasilan orang lain, dan keikhlasan dalam bersumbangsih.

Di akhir acara hadirin melakukan pelimpahan jasa dan penghormatan paling tulus. Sebagai penutup Juliana mewakili Tzu Chi Medan mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada tamu undangan yang telah meringankan langkah hadir dalam Waisak ini.


Menyentuh air melambangkan pembersihan batin sendiri, bertobat atas kesalahan masa lampau, dan kembali pada kondisi batin yang jernih.

Susanto Tao salah satu tamu undangan acara Waisak mengaku mendapatkan manfaat dari pemandian rupang Buddha. “Saya merasa lebih tenang dan damai, siap menghadapi hari esok yang penuh kepenatan kerja,” ungkap Susanto yang setiap tahun mengikuti Waisak Tzu Chi. “Tahun depan saya akan kembali ke acara Waisak ini dengan membawa orang tua dan saudara,” imbuhnya.

Kim Hong, Koordinator Acara Waisak bersyukur acara Waisak berjalan dengan khidmat berkat kerja sama semua relawan dan tamu undangan yang hadir. “Harapan saya para tamu undangan mendapat manfaat dari prosesi pemandian rupang Buddha dan akan lebih banyak lagi tamu undangan yang hadir di tahun depan,” ungkapnya.


Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Gema Doa Sejuta Insan di Singkawang

Gema Doa Sejuta Insan di Singkawang

09 Juni 2014 Melihat begitu banyaknya bencana yang terjadi dan penderitaan manusia yang tiada henti, maka tema yang diusung untuk perayaan tahun ini adalah “Doa Sejuta Insan”. Harapan dan doa jutaan orang dalam waktu yang bersamaan di seluruh daerah diyakini mampu menghalau berbagai bencana dan penderitaaan yang akan terjadi.
Waisak, Membangkitkan Kembali Pelatihan Diri

Waisak, Membangkitkan Kembali Pelatihan Diri

10 Mei 2010
Menurut Agus Rijanto pelatihan diri  adalah sebuah proses. “Jadi di dalam setiap kesempatan dalam kehidupan semuanya adalah proses pelatihan diri. Proses dimana kita memperbaiki perilaku kita dan memeperbaiki kondisi hati kita,” katanya.
Waisak 2017: Memperingati Waisak dengan Berbakti Kepada Orangtua

Waisak 2017: Memperingati Waisak dengan Berbakti Kepada Orangtua

22 Mei 2017
Pada peringatan Waisak kali ini banyak peserta yang mengajak serta orangtua atau anaknya. Salah satunya Lilyanti yang mengajak sang ibu, Tjhai Siau Tjhiang. Ibu berusia 80 tahun ini sebelumnya sempat melarang kedua anaknya, Lilyanti dan Widyanti yang adalah komite di Tzu Chi untuk ikut kegiatan.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -