Waisak 2557 : Bersatu Hati Mewujudkan Kebijaksanaan

Jurnalis : Imelda Kristanti (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Ferry Mutiara, Hari Tedjo, dan Stanley (Tzu Chi Surabaya)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi Surabaya membentuk formasi daun Bodhi dalam perayaan Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Bulan Mei merupakan bulan yang istimewa bagi insan Tzu Chi, karena di bulan Mei, insan Tzu Chi memperingati  Tri Suci Waisak,  Hari Ibu  International dan juga Hari Tzu Chi Sedunia.  Melalui perayaan Waisak, kita bersyukur dan berterima kasih atas budi luhur Sang Buddha, melalui perayaan Hari Ibu kita berterima kasih atas budi luhur orangtua, dan melalui perayaan Hari Tzu Chi Sedunia, kita berterima kasih atas dukungan dari semua mahluk di dunia ini.

Tanggal 12 Mei 2013, bertempat di Hall Mangga Dua Center, Jagir Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur,  Tzu Chi Surabaya merayakan perayaan Waisak . Dihadiri oleh 285 relawan, tamu undangan dan juga para Gan En Hu , upacara perayaan waisak berlangsung  dengan penuh khidmat dan agung.

Prosesi Waisak diawali dengan persembahan pelita, bunga, dan air kepada para Buddha dan Bodhisatwa, sebagai lambang  puja penuh penghormatan  kepada Sang Maha Penerangan Sempurna di seluruh alam semesta. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi pemandian Rupang Buddha dengan kedua telapak menyentuh air harum dan membungkukkan badan untuk namaskara, yang melambangkan sikap paling tulus dan hormat. Mengatupkan kedua telapak tangan untuk beranjali dan mengambil semerbak bunga, yang melambangkan semerbak moral, semerbak Dharma dan semerbak batin Buddha telah meresap ke dalam batin yang paling dalam. Setelah pemandian Buddha rupang, dilanjutkan dengan menerima daun Bodhi  sebagai lambang  membawa harta Dharma yakni kebijaksanaan.

Prosesi Pemandian Rupang Buddha dilakukan secara bergantian baris demi baris, dimulai dari barisan Tzu Cheng dan Komite Tzu Chi, relawan berseragam biru putih, relawan berseragam abu putih, dan berakhir pada hadirin dari masyarakat umum.

foto   foto

Keterangan :

  • Tanggal 12 Mei 2013, bertempat di Hall Mangga Dua Center, Jagir Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Tzu Chi Surabaya merayakan perayaan Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia (kiri).
  • Acara ini dihadiri oleh 285 relawan, tamu undangan dan juga para Gan En Hu. Para peserta melakukan prosesi pemandian Rupang Buddha dengan kedua telapak menyentuh air harum dan membungkukkan badan untuk namaskara, yang melambangkan sikap paling tulus dan hormat (kanan).

Sang Buddha mencapai penerangan kebijaksanaan sempurna di bawah pohon Bodhi, karenanya daun Bodhi memiliki makna kebijaksanaan.  Demi merayakan  Waisak yang bermakna kebijaksanaan sempurna, para relawan yang melangsungkan prosesi Waisak, bersatu membuat formasi barisan indah yang  berbentuk daun Bodhi.  Hakim Shixiong sebagai ketua pelaksana mengungkapkan, ”Tidaklah mudah untuk membentuk formasi daun Bodhi,  namun dengan ketulusan, kesungguhan niat dan bersatu hati, para relawan Tzu Chi mampu mewujudkan barisan yang indah, selaras dan tertib hingga membentuk daun Bodhi. Formasi barisan ini terdiri dari para relawan dari berbagai kalangan, dari wihara, karyawan perusahaan, juga dari berbagai kalangan agama, dengan tulus dan bersatu hati mewujudkan perayaan Waisak yang agung, tertib, dan khidmat.”

Salah seorang relawan dari Wihara Buddhayana Surabaya, Irwan Pontoh Shixiong juga mengungkapkan kebahagiaannya mengikuti acara prosesi Waisak, “Saya merasa senang dan bersyukur mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu relawan di perayaan Waisak ini. Perayaan Waisak di Tzu Chi sungguh tertib dan khidmat. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa.”  Tercatat sekitar 30 orang relawan dari Wihara Buddhayana  juga ikut membantu dalam acara Waisak ini.

Seperti ucapan Master Cheng Yen, “Dari satu benih akan tumbuh menjadi tak terhingga.” Dengan banyak orang yang tulus, bersungguh-sungguh dan bersatu hati, terbentuklah barisan yang indah, anggun, dan selaras.

Prosesi Waisak dilanjutkan dengan Pradaksina, untuk memuja moralitas Sang Buddha, mengingat budi luhur Sang Tri Ratna, orang tua dan semua makhluk. Setelah selesai prosesi Waisak, acara dilanjutkan dengan pameran Jing Si & Da Ai Technology, serta membuka celengan bambu  bersama.  Dekorasi untuk ruang pameran juga ditata secara unik, menarik, dan menggunakan bahan  daur ulang sebagai hiasan. Acara  berakhir dengan jamuan hidangan vegetarian, dan berakhirlah perayaan Waisak 2557 BE. Semoga perayaan Waisak ini membawa pencerahan dan kejernihan batin. Dengan batin yang jernih akan berkembang rasa cinta kasih kepada semua makhluk sehingga terwujudlah dunia damai dan sejahtera.

  
 

Artikel Terkait

Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh: You Are What You Eat, Bukanlah Istilah Belaka

Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh: You Are What You Eat, Bukanlah Istilah Belaka

07 Desember 2021

Pernah dengar istilah you are what you eat? Kata-kata itu bukan sekadar istilah loh, tapi memang makanan lah yang menentukan apa yang terjadi dalam tubuh Anda selanjutnya.

Internasional : Penghuni Baru di Tahun Baru Imlek

Internasional : Penghuni Baru di Tahun Baru Imlek

19 Februari 2010
KAOHSIUNG - Di saat para warga baru menempati Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Shanlin, seorang bayi telah lahir. Penghuni baru, Lin Ya Yun melahirkan putra ketiganya. Relawan Tzu Chi dengan membawa hadiah dan angpau datang ke rumah sakit untuk memberi selamat, semuanya bersama-sama menyambut kehadiran ”penghuni baru”.
Banjir Jakarta: Sepenggal Kisah Nasi Bungkus

Banjir Jakarta: Sepenggal Kisah Nasi Bungkus

19 Januari 2013
Di saat pembagian berlangsung, terlihat 2 sosok pria yang langsung memakan nasi bungkus yang baru mereka terima, tidak jauh dari antrian. Saya menghampiri mereka dan memulai perbincangan, ternyata mereka adalah ayah dan anak.
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -