Sofyan Hadi bersama istri datang ke pos RW 12 untuk memenuhi undangan penandatanganan kesepakatan bersama merenovasi rumah yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sekaligus menerima bantuan uang sewa rumah sementara.
Usia senja seharusnya menjadi masa menikmati hidup dengan tenang. Namun, bagi Sofyan Hadi (77), hari-harinya diisi dengan kekhawatiran yang sederhana namun mendalam. Khawatir atap rumah roboh, bocor saat hujan, khawatir cucu tertimpa kayu atap yang sudah keropos, tidak punya tempat tidur yang layak, dan khawatir akan terus hidup di rumah yang rapuh.
Sofyan Hadi atau yang akrab disapa Pak Sofyan adalah warga RT 004/12, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Ia tinggal bersama dan satu anaknya di rumah yang sederhana. Sebelum direnovasi, rumah itu jauh dari kata nyaman. Atapnya bocor, plafon rumah rendah, pintu dan jendela sudah lapuk dimakan usia. Bagian sisi belakang rumah ada loteng yang dibangun seadanya untuk tempat anaknya berteduh. Tidak ada kamar, hanya ruang-ruang yang disesuaikan sebisanya dengan keadaan.

Teksan Luis, Koordinator Program Bebenah Kampung Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menjelaskan kepada Pak Hadi bahwa batuan renovasi rumah tidak dipungut biaya sedikitpun dari pemilik rumah.
“Wah, dulu bocor..., bocor..., dan bocor. Plafonnya juga rendah,” kata Pak Sofyan dengan suara pelan, seolah mengingat masa yang tak ingin diulang.
Hingga suatu hari, harapan datang mengetuk. Ketua RT 004 datang ke rumahnya, membawa kabar bahwa rumah Pak Sofyan termasuk dalam program renovasi rumah tidak layak huni dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Tanpa pikir panjang, ia mau ikut program tersebut. “Saya bilang mau. Memang keadaan rumah saya seperti ini (tidak layak huni),” ucap Pak Sofyan.
Dulu Pak Sofyan bekerja sebagai buruh bangunan di sebuah proyek. Pernah juga membuka bengkel otomotif di depan rumahnya. Kini dengan usia yang makin bertambah dan penyakit sesak napas membuat Pak Sofyan harus berhenti bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Pak Sofyan di bantu seadanya oleh anak-anaknya yang sudah bekerja dan berkeluarga.
Selama proses renovasi, Pak Sofyan mengontrak rumah selama dua bulan. Biaya sewa kontrakan ditanggung oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia hingga rumah yang sedang dalam renovasi selesai dan siap untuk dihuni kembali. Pak Sofyan menyaksikan setiap hari perlahan rumah lamanya berubah wajah.

Penampakan rumah Pak Sofyan Hadi sebelum di renovasi dana sesudah di renovasi. Program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Kelurahan Tanah Tinggi telah menyelesaikan 14 unit rumah dari 28 rumah yang akan direnovasi.
Kini, rumah tersebut memiliki plafon yang lebih tinggi, dinding rumah dicat bersih, pintu dan jendela sudah diganti yang baru, atap rumah keseluruhan sudah diganti baru. Lantai bawah difungsikan sebagai ruang tamu, dapur, dan kamar mandi. Di lantai atas, akhirnya ada kamar khusus untuk cucunya.
“Rumah saya sekarang lebih bersih, bagus, dan yang pasti nyaman. Saya nggak khawatir ketiban kayu lagi kalau hujan gede,” katanya dengan mata berkaca-kaca. “Yang pasti sekarang rumahnya nyaman untuk ditempati,” ucap Pak Sofyan dengan suara terbata-bata.
Yang membuat Pak Sofyan makin bersyukur, ia tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk merenovasi rumahnya. “Enggak sama sekali keluar biaya saya,” ujar Pak Sofyan sambil menekankan kata-katanya. Bantuan Progran Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni dari Tzu Chi benar-benar meringankan beban hidupnya di usia tua.
Pak Sofyan menerima berita acara serah terima kunci rumah dari tim sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berlangsung di pos RW 12 yang dihadiri oleh relawan Tzu Chi, Camat Johar Baru Ishran Prasetiawan, dan Lurah Tanah Tinggi, Chotibul Umam.
Ketika menerima kunci rumah, Pak Sofyan hanya bisa mengucap syukur berkali-kali. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, terima kasih banyak,” ucapnya lirih namun penuh makna. Di balik ucapan itu, tersimpan rasa lega, haru, dan bahagia seorang kakek yang akhirnya bisa menikmati tempat tinggal yang layak, tempat di mana Pak Sofyan dan keluarga bisa menjalani hari-harinya dengan lebih tenang bersama istri dan anaknya.
Program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni merupakan program dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Kementerian PKP yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hunian yang tidak layak huni menjadi tempat tinggal yang bersih, sehat, dan nyaman. Di Kelurahan Tanah Tinggi, program renovasi rumah ini sudah terpilih 28 unit rumah dan sudah selesai di renovasi 14 unit rumah. Renovasi dilakukan secara bertahap tanpa membebani pemilik rumah dengan biaya.
Sofyan Hadi duduk di teras rumahnya yang telah siap di huni kembali setelah di renovasi oleh Tzu Chi. Kondisi rumahnya kini plofonnya lebih tinggi, pintu dan jendela di ganti baru, dan atap rumah di ganti seluruhnya.
“Program ini bukan hanya membangun rumah, tetapi membangun kembali harapan dan rasa aman bagi warga Tanah Tinggi,” ujar Teksan Luis, Koordinator Program Bebenah Kampung Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Kami ingin warga bisa tinggal dengan layak, terutama Lansia seperti Pak Sofyan yang memang sangat membutuhkan,” sambungnya.
Lewat program ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menunjukkan bahwa menghilangkan penderitaan bisa diwujudkan dalam tindakan nyata, dari dinding yang dicat bersih hingga jendela yang bisa dibuka untuk menyambut pagi tanpa rasa cemas. Bagi Pak Sofyan, bantuan ini adalah hadiah kehidupan yang begitu berarti.
Editor: Arimami Suryo A