Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148: Kebaikan yang Menyinari Kota Tanjungbalai

Jurnalis : Gunawan, Liani (Tzu Chi Medan), Khusnul Khotimah , Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan), Erik Wardi (Tzu Chi Tebing Tinggi), Khusnul Khotimah


Ahmad Yusuf ditemani putrinya Manda bersyukur dengan adanya Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148 yang digelar di kota mereka, Tanjungbalai, Sumatra Utara. Keinginannya untuk operasi katarak pun telah terwujud.

Ahmad Yusuf (65) meninggalkan RSUD dr. Tengku Mansyur dengan perasaan plong. Tahapan operasi katarak mulai dari screening, operasi, hingga buka perban mata telah dilalui. Dokter mengatakan, setelah sepekan penglihatan mata kanannya akan jauh lebih maksimal asal mengikuti semua saran dokter.

“Lega, plong, begitu. Tadi malam pun tidur enak, tidak ada denyutan. Pelayanan dari pertama sampai sekarang tidak mengecewakan,” ujar Yusuf yang didampingi putrinya, Manda.

“Saya sangat bersyukur karena keingian ayah yang pertama yaitu operasi sudah tercapai. Tengok ayah bahagia, saya juga bahagia,” sambung Manda.
Penurunan fungsi penglihatan Yusuf awalnya bukan karena katarak. Melainkan melonjaknya tekanan darah tinggi setelah anak sulungnya meninggal tiba-tiba pada tahun 2015. Saat itu si sulung baru berusia 31 tahun.

Akibat tekanan darah yang sangat tinggi, syaraf mata Yusuf rusak. Dokter mengatakan ada opsi operasi namun kemungkinan berhasil hanya 50 persen. Namun jika gagal, ada kemungkinan ia buta. Ia pun urung, dan takut operasi.

Yusuf yang sebelumnya berjualan martabak manis akhirnya tak sanggup lagi melayani pembeli. Apalagi ia sering merugi karena salah memberikan uang kembalian. Sang istri akhirnya turun tangan berjualan ditemani sang anak. Adapun Yusuf kini bertugas membuat adonan martabak di rumah, sebelum adonan tersebut dibawa sang istri sore hari.

 

Ahmad Yusuf tak serta merta berpangku tangan, ia menyiapkan adonan martabak serta peralatan membuat martabak sebelum gerobak dibawa istri dan anaknya ke jalan besar di Tanjungbalai setiap sore.



Ahmad Yusuf (tengah) merasa sangat puas dengan pelayanan kesehatan Tzu Chi.

Tak hanya berimbas pada kemampuannya mencari nafkah, penglihatan yang tak terang juga membuat Yusuf enggan keluar rumah. “Rasanya gamang kalau di luar. Jadi kegiatan di rumah ya ini-ini saja lah. Membuat adonan, kalau ibu pulang jualan kan peralatan dagang kotor semua, jadi saya cuci,” kata Yusuf.

“Kalau kami ajak keluar, selalu tak mau. Ayo Ayah kita makan keluar yuk, enggak mau karena mungkin ayah segan, undangan kenduri pun ayah tak mau datang, sudah insecure. Karena harus ditemani, harus dipegang, kalau sendiri dia tidak bisa” jelas Manda.

Namun semakin lama, penglihatan Yusuf memburuk. Matanya mudah berair, terasa seperti ada yang menyangkut di kelopak mata. Keinginan operasi mata pun muncul. Hingga satu ketika, tetangganya yang bekerja di dinas kesehatan pun memberitahu tentang Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148 yang bakal digelar di RSUD dr. Tengku Mansyur, Tanjungbalai. Yusuf pun sangat senang dan mengaku siap untuk mencoba ikut screening, barangkali ia bisa dioperasi. Benar saja, operasi katarak bisa dilakukan pada mata kanannya.

“Kali ini enggak ragu, saya memang ingin sembuh karena sudah mengganggu, tak ada takut.” Kata Yusuf dua hari jelang operasi. Menyadari tekanan darahnya mudah naik turun, ia pun menjaga pola makan dan jam tidurnya.

Kini mata kanan Ahmad Yusuf telah dioperasi. Ia sudah tak sabar untuk kembali beraktivitas lagi. “Kalau sudah bisa melihat, saya mau rajin ibadah, kalau bisa balik ke masjid lagi,” kata Yusuf sambil tersenyum lebar.

Edukasi Pasien dan Kebahagiaan Mendalam Para Relawan Tzu Chi


 

Dokter Lenny Wijaya dari TIMA Medan dengan sabar memberikan penjelasan kepada para pasien katarak dan pterygium.

Sementara itu agar operasi yang dijalani para pasien mencapai hasil yang maksimal, tim medis Tzu Chi tak bosan-bosan memberikan serangkaian edukasi, baik bagi pasien, maupun anggota keluarga yang mendampingi. Dokter Lenny Wijaya dari TIMA Medan tampak begitu telaten menyampaikan edukasi pada para pasien katarak dan pterygium. Ia menjelaskan pentingnya perawatan mata pascaoperasi, karena banyak pasien yang belum mengetahui cara merawat mata mereka dengan benar setelah tindakan medis. Edukasi yang diberikan mencakup pola makan dan pola hidup sehat, cara merawat luka operasi, serta hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan pemulihan pascaoperasi.

“Misalnya para lansia itu kan kebanyakan susah buang air besar. Jadi dia kurang asupan serat, jadi mengedan, ada tekanan, yang mana waktu mengedan itu kan kontraksi mata juga bisa menyebabkan ketegangan otot kita, trus tekanan intraokuler kita juga bisa naik, jadi penyembuhan lukanya gagal,” tutur Dokter Lenny yang menjadi anggota TIMA Indonesia atau tim medis Tzu Chi sejak tahun 2016. Saat ini Dokter Lenny menjadi Bendahara TIMA Medan.  

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148 yang digelar di Kota Tanjungbalai, Sumatra Utara memang sudah berlalu lebih dari sepekan. Namun kebahagiaan masih dirasakan tak hanya bagi ke-177 pasien yang mendapatkan kesembuhan, juga bagi para relawan Tzu Chi.



Vijay Kumar bersyukur atas kesempatan untuk menempa diri melalui Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148.

Ketika diajak untuk menjadi salah satu koordinator Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148, Vijay Kumar menjadikannya sebagai sebuah tantangan. Tanpa ragu ia menyanggupi karena Tanjungbalai merupakan tempat kelahirannya. Untuk semakin memahami bagaimana baksos skala besar Tzu Chi dapat terlaksana, ia bersama beberapa relawan Tzu Chi di Tanjungbalai pun hadir pada Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-146 yang digelar di Kota Banda Aceh pada Desember 2024. Tentu saja selain bersumbangsih, mereka yang terutama adalah belajar.

Dari situ, mulailah Vijay bersama para relawan Tzu Chi di Tanjungbalai menyusun konsep serta perencanaan. Dengan pendampingan dari kepala lingkungan (kepling) dan pihak kelurahan, dalam waktu tiga bulan ia bersama tim berhasil mendata dan mensurvei calon pasien.

Baksos kesehatan ini akhirnya dimulai dengan screening atau pemeriksaan awal di Gedung Serbaguna Katolik, Giafranco Cruder SX pada Sabtu 26 April 2025 dengan jumlah pasien sekitar 700 orang. Lalu pelaksanaan baksosnya pada Sabtu 3 Mei 2025 di RSUD dr. Tengku Mansyur. Vijay mengaku sangat berterima kasih kepada para relawan baik dari Jakarta, Medan, Tebing Tinggi, Asahan, Pematang Siantar juga Tanjungbalai yang bersungguh-sungguh sehinga baksos berjalan lancar.

“Yang membuat saya terharu adalah bahwa kami bisa diberikan kesempatan melayani bukan hanya satu atau dua orang, tapi ratusan warga. Melalui baksos ini kami belajar banyak hal, terutama bagaimana menempa diri,” kata Vijay yang sudah tiga tahun ini mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi dan resmi menjadi relawan Tzu Chi pada 2024 lalu. Di luar aktivitasnya sebagai relawan, Vijay masih aktif sebagai guru dan assessor pendidikan.



Wardi (kiri) sangat bahagia melihat antusiasme masyarakat dalam mengikuti bakti sosial ini, termasuk yang turut menjadi sukarelawan.

Sebagai salah satu pembina para relawan di Tanjungbalai, Wardi, Ketua Tzu Chi Tebing Tinggi mengaku sangat bahagia dengan antusias masyarakat yang mengikuti baksos ini. Juga antusias masyarakat yang menjadi sukarelawan. Ia berharap para sukarelawan ini dapat terus bersumbangsih di Tzu Chi dan kemudian menjadi relawan Tzu Chi supaya dapat lebih banyak lagi melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat Tanjungbalai.

“Di Tanjungbalai ini memang kita sangat butuhkan sekali Tzu Chi, karena Tzu Chi betul-betul menyentuh hati, bukan hanya memberikan bantuan materi saja, tapi yang paling penting sentuhan hati mereka. Tzu Chi di Tanjungbalai ini sudah berjalan menginjak tahun ke-3, perkembangannya luar biasa. Ini yang saya sangat senang dan puas sekali atas gerakan dan langkah ini. Mereka betul-betul sudah melangkah di Jalan Bodhisatwa yang benar,” pungkas Wardi.

 
Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148: Sebuah Dedikasi dan Keteladanan

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148: Sebuah Dedikasi dan Keteladanan

07 Mei 2025

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148 di Tanjungbalai memberikan harapan bagi pasien seperti Usman yang bertahun-tahun menderita hernia. Dedikasi tim medis dan relawan telah menghadirkan apa yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148: Kebaikan yang Menyinari Kota Tanjungbalai

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148: Kebaikan yang Menyinari Kota Tanjungbalai

13 Mei 2025

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148 di Kota Tanjungbalai memang sudah berlalu lebih dari sepekan. Namun kebahagiaan masih dirasakan tak hanya bagi ke-177 pasien yang mendapatkan kesembuhan, tapi juga bagi para relawan Tzu Chi.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148: Semangat Baru Cau Hok Ho dan Warga Tanjungbalai Lainnya

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-148: Semangat Baru Cau Hok Ho dan Warga Tanjungbalai Lainnya

05 Mei 2025
Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-148 di Tanjungbalai menjadi momen penuh makna bagi ratusan pasien, termasuk Cau Hok Ho yang kembali bisa melihat setelah operasi katarak.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -