Banjir Sumatera: Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk warga Desa Sukajadi
Jurnalis : Synhanny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Synhanny (Tzu Chi Medan)
Relawan Tzu Ching melayani warga yang ingin mendaftar untuk mendapatkan pelayanan di baksos kesehatan.
Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera sejak November lalu meninggalkan dampak besar bagi kehidupan masyarakat, termasuk warga Desa Sukajadi di Kabupaten Aceh Tamiang. Selain kerusakan fasilitas dan lingkungan, kondisi pascabanjir juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan akibat keterbatasan air bersih, makanan, pakaian layak, dan layanan medis untuk warga.
Di Minggu pagi, 21 Desember 2025, sejak pukul 5.30 WIB para relawan Tzu Chi Medan bersama tim medis TIMA (Tzu Chi International Medical Association) Indonesia, dan Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) berkumpul di Komplek Jati Junction Medan untuk bersiap mengadakan baksos kesehatan untuk warga di Desa Sukajadi, Aceh Taminag. Rombongan menempuh perjalanan sejauh 130 km menuju Kota Kuala Simpang sebelum melanjutkan perjalanan ke Desa Sukajadi yang berjarak sekitar 1 jam dari pusat kota Kuala Simpang.
Kehadiran 17 relawan yang terdiri dari gabungan relawan Tzu Chi dan Tzu Ching Medan, bersama 12 relawan medis TIMA Indonesia hadir di Desa Sukajadi membawa secercah harapan bagi warga terdampak banjir. Pascabanjir melanda, kondisi lingkungan yang kurang higienis serta udara kotor akibat debu bekas lumpur menambah derita baru bagi warga. Penyakit seperti ISPA (infeksi saluran pernafasan akut), infeksi kulit, hingga luka fisik pun mulai bermunculan.

Relawan Tzu Chi medan melayani warga yang ingin mendaftar untuk mengikuti baksos kesehatan

Salah satu tim medis TIMA mengobati kaki seorang warga yang terluka pascabencana.
Fauziah, salah seorang warga terdampak bencana menjelaskan kesulitan mendapatkan air bersih dan kondisi kesehatan warga yang cukup memprihatinkan. “Terutama air bersih, air minum itu susah banget. Makanan juga,” ujar Fauziah.
Ia juga menjelaskan bahwa masih sangat banyak anak-anak maupun orang dewasa yang terkena diare, batuk-batuk, hingga muntah mencret. “Alhamdulilah ada dapat beras. Tapi yang paling perlu itu air bersih,” ucap Fauziah.
Sebanyak 194 warga mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis yang mencakup pengecekan tekanan darah, pemeriksaan kondisi umum, serta konsultasi kesehatan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu masyarakat memantau kondisi kesehatan mereka sekaligus memberikan penanganan awal terhadap keluhan yang dialami pasca banjir.

Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan, warga juga bisa menebus obat yang telah di dsediakan.

Dengan penuh cinta kasih, relawan medis TIMA memeriksa tekanan darah salah satu pasien.
Salah satu relawan medis TIMA Medan dr. Lenny Wijaya, M.Biomed memaparkan banyak pasien tidak tahu cara merawat luka mereka, sehingga menyebabkan sekunder infeksi lantaran rumah sakit dan puskesmas tutup pasca banjir. “Mudah-mudahan para pasien yang mengerti apa yang harus mereka jaga pasca bencana banjir ini. Semoga bencana cepat berlalu dan bisa kembali beraktivitas normal secepatnya,” harap dr. Lenny Wijaya.
Pemeriksaan kesehatan di Desa Sukajadi ini menjadi bukti kebersamaan dan gotong royong dalam membantu warga menata kembali kehidupan mereka pascabanjir.
Editor: Fikhri Fathoni
Artikel Terkait
Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Ringankan Duka Warga Sunggal
05 Desember 2025Suasana hangat menyelimuti warga Kelurahan Sunggal saat relawan Tzu Chi menyalurkan 440 paket bantuan tanggap darurat pascabanjir. Selain makanan, selimut, dan peralatan kebersihan, relawan juga memberikan dukungan moril.
Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Paket Bantuan untuk Aceh, Padang, dan Sumatera
01 Desember 2025Mendukung relawan Tzu Chi di Aceh, Padang, dan Medan, Tzu Chi Indonesia berkoordinasi dengan TNI dan Kemenhan RI mengirimkan paket bantuan ketiga provinsi terdampak.
Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Kembali Hadir Membantu Korban Bencana di Kabupaten Bireuen
15 Desember 2025Penyaluran kembali bantuan untuk bencana banjir Sumatera ke 10 Titik di Kabupaten Bireuen, Pada Tanggal 09 Desember 2025 oleh komunitas Tzu Chi Banda Aceh dan Bireuen.







Sitemap