Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Layanan Kesehatan untuk Pengungsi di Aceh Tamiang

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)
Tim medis TIMA memeriksakan kesehatan warga pengungsi di Aceh Tamiang. Selama berada di kamp pengungsian, banyak dari warga yang kesehatannya menurun.

Setelah berbagai kebutuhan dasar terpenuhi pascabanjir, kesehatan warga menjadi perhatian utama. Menyadari hal tersebut, relawan Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA) Indonesia bersama relawan Tzu Chi Medan kembali bergerak memberikan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak banjir di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang.

Pada Minggu, 14 Desember 2025, sebanyak 9 tenaga medis TIMA Medan didampingi 14 relawan Tzu Chi Medan berangkat menuju lokasi pengungsian untuk melaksanakan bakti sosial kesehatan di Posko Utama Penanganan Banjir, yang berlokasi di kawasan Kantor Bupati Aceh Tamiang.

Rombongan relawan Tzu Chi dan TIMA berangkat dari kantor Tzu Chi di komplek Jati Junction Medan, pukul 06.00 WIB untuk menuju Kuala Simpang dengan menempuh perjalanan sejauh 130 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 3,5 jam. Rombongan relawan tiba di lokasi sekitar pukul 9.30. Setelah sampai di lokasi, relawan dengan sigap memasang tenda serta menyusun meja dan kursi untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan. Namun relawan mendapat kabar kalau mobil yang ditumpangi dokter TIMA mengalami pecah ban sehingga harus ganti ban terlebih dahulu.

Untuk menghibur anak-anak di kamp pengungsi, relawan Tzu Chi berkomunikasi dan berbagi cerita dengan mereka. Tak lupa juga relawan Tzu Chi mengajak anak-anak untuk bernyanyi bersama.

Sembari menunggu kedatangan para dokter TIMA yang terhambat perjalanannya, relawan Tzu Chi banyak berkomunikas dengan anak-anak di lokasi baksos. Di sela-sela obrolan, anak-anak tersebut menceritakan kejadian banjir yang merendam kampung halamannya.

Mereka adalah Fauzan yang dipanggil Ozan (8) dan Zuliyan (10), kedua anak ini menceritakan bagaimana mereka bertahan selama dua malam berdiam di atas atap. “Ketika air mulai masuk ke rumah sekitar jam 11 malam 26 November2025, kala itu masih seperti banjir biasa. Namun air naik begitu cepat sekitar jam dua dini hari. Kami yang sedang enak tidur dibangunkan untuk memanjat ke rumah tetangga yang ada lantai atas yang lebih tinggi, namun air naik terus sehingga kami harus naik lagi ke atap rumah tetangga,” kata Zuliyan. “Kala itu air sangat deras, akhirnya rumah kami hanyut dibawa air,” Ozan menambahkan.

Tim medis TIMA, merewat warga yang tangannya terluka akibat serpihan kaca yang terbawa aliran banjir.

Setelah mendengar certita Ozan dan Zuliyan, rasa simpati dan haru terbesit dihati relawan Tzu Chi. Dengan rasa peduli para relawan Tzu Chi menayakan bagaimana anak-anak tersebut dapat bertahan selama dua hari dua malam di atap rumah, apa mereka tidak lapar? Dengan polos Ozan menjawab. “Kami lapar dan haus, jadi kami makan gula”. Relawan Tzu Chi terkejut kenapa mereka makan gula? Ozan menjelaskan bahwa mereka makan apa yang lewat di depan mereka, kala itu ada gula yang terbawa air lalu mereka memakannya.

Karena tim dokter TIMA belum kunjung sampai, untuk menghibur anak-anak relawan mengajak mereka untuk bernyanyi bersama lagu Bungong Jeumpa, Di sini Senang Di sana Senang, dan mengajari lagu Satu Keluarga.

Setelah lebih dari dua minggu banjir melanda Aceh Tamiang, berbagai bantuan kebutuhan hidup terus berdatangan dari banyak pihak, termasuk dari Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah enam kali menyalurkan bantuan berupa makanan dan keperluan rumah tangga.

Tim medis TIMA saat memeriksakan kesehatan seorang bayi pada baksos kesehatan untuk warga pengngsi di Aceh Tamiang.

Namun, kondisi di pengungsian mulai memunculkan persoalan baru yaitu kesehatan warga yang berangsur menurun. Berbagai keluhan mulai dirasakan, di antaranya:
  • Nyeri sendi dan otot
  • Batuk dan pilek
  • Demam
  • Gangguan lambung
  • Luka pada tangan hingga kaki akibat genangan air serta lumpur

Akhirnya pukul 14.30 WIB, tim dokter TIMA tiba di lokasi baksos dan langsung memeriksa kesehatan warga yang sudah daftar terlebih dahulu. Untuk luka baik tangan maupun kaki akibat banyak pecahan kaca sisa banjir, dokter membantu warga membersihkan lukanya serta memberikan obat bagi yang lukanya sudah infeksi.

Tidak hanya melayani warga yang datang ke posko kesehatan, dokter dan tenaga medis TIMA juga mendatangi langsung pengungsi yang tidak leluasa berjalan akibat kondisi fisik yang lemah. Dengan penuh ketulusan, pelayanan kesehatan diberikan dari satu tenda ke tenda lainnya, memastikan tidak ada warga yang terlewatkan.

Dr. Lenny Wijaya, merawat Ibu Nurmaini yang mengalami sesak di kamp pengungsian.

Saat tim dokter TIMA menuju ke kamp pengungsi, tiba-tiba tetangga dari Ibu Nurmaini memanggil dokter dan mengatakan kalau Ibu Nurmaini mengalami sesak. Dari riwayat medis ternyata Ibu Nurmaini sudah pasang ring di jantungnya. Lalu, dr. Lenny Wijaya dengan sigap masuk ke kamp pengungsian untuk memeriksanya. Tabung oksigen di posko disiapkan untuk membantu Ibu Nurmaini supaya tidak sesak dan lalu ia diberi obat oleh dokter.

“Jumlah warga yang mendapatkan pelayanan kesehatan mencapai 160 orang. Kehadiran layanan kesehatan ini diharapkan dapat membantu warga mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses pemulihan, sehingga mereka memiliki kekuatan untuk kembali bangkit dari bencana yang melanda. Karena di tengah keterbatasan, perhatian dan kepedulian menjadi obat yang tak kalah penting. Semoga bakti sosial kesehatan ini membawa kehangatan, ketenangan, dan harapan bagi warga Aceh Tamiang,” ujar Elvi relawan Tzu Chi Medan yang menjadi koordinator kegiatan baksos kesehatan ini.

Editor: Fikhri Fathoni

Artikel Terkait

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Ketulusan Warga Siantar untuk Sumatera

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Ketulusan Warga Siantar untuk Sumatera

17 Desember 2025
Banyak cara untuk membantu warga yang terdampak bencana. Salah satunya menggalang dana dengan kotak donasi yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi di Pematang Siantar.
Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Kehangatan di Tengah Banjir yang Masih Menggenang

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Kehangatan di Tengah Banjir yang Masih Menggenang

09 Desember 2025

Relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Mandala dan Perintis bersama Babinsa menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir di Pasar VII Tembung dan Kampong Baru.

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Bantuan Sembako dan Layanan Medis untuk Warga Tapanuli Tengah

Bantuan Bencana Banjir di Sumatera: Bantuan Sembako dan Layanan Medis untuk Warga Tapanuli Tengah

04 Desember 2025

Relawan Tzu Chi membawa bantuan berupa paket sembako dan obat-obatan menuju posko pengungsian warga Desa Garoga, Hutagodang, dan Batang Toru, Kecamatan Batang Toru.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -