Bantuan Bencana Banjir di Sumatra: Relawan Tzu Chi di Banda Aceh dan Bireuen Salurkan Bantuan Pertama

Jurnalis : Ronaldo (Tzu Chi Aceh), Fotografer : Ismanova (Tzu Chi Aceh)

Relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan darurat kepada warga yang terdampak banjir di Bireuen.

Banjir besar yang melanda berbagai wilayah di Sumatra, khususnya Aceh, menyebabkan ribuan warga terisolasi selama berhari-hari. Dalam kondisi akses yang hampir sepenuhnya terputus, relawan Tzu Chi dari Banda Aceh dan Bireuen berhasil menyalurkan bantuan pertama kepada warga terdampak di kawasan Bireuen dan daerah-daerah lain yang lebih parah, Minggu, 30 November 2025.

Relawan Tzu Chi Komunitas Banda Aceh dan Bireuen menyalurkan berbagai kebutuhan pokok seperti beras 2.500 kg (per paket 5 kg), mi instan 42 dus, air mineral 34 pack, biskuit 53 dus, roti 100 pack, sandal 47 pasang, susu 47 pcs, diapers 20 pack, tikar 200 pcs dan selimut 200 pcs untuk warga yang terdampak banjir. Penyaluran ini dilakukan oleh sepuluh relawan yang mampu mencapai lokasi, sementara banyak relawan lain masih terjebak di daerah masing-masing karena air belum surut dan listrik padam. 

Penyaluran bantuan ini merupakan wujud cinta kasih dari donatur dan relawan Tzu Chi Komunitas Banda Aceh dan Bireuen walaupun rumah relawan juga terendam banjir.

Logistik dari Banda Aceh diturunkan dan disortir sebelum dibawa ke titik distribusi di Bireuen.

Jalan raya berubah menjadi lumpur tebal, membuat kendaraan sulit melintas dan memperlambat penyaluran bantuan.

“Untuk Kota Bireuen sulit mendapatkan pasokan barang. Jadi harus diantar dari Banda Aceh. Kebutuhan barang bantuan sangat banyak dan mendesak,” terang Shu Tjeng, relawan Tzu Chi.

Hingga kini, akses dari Bireuen menuju Aceh Utara dan Aceh Tengah masih terputus total. Banjir besar ini juga menyebabkan jalur transportasi dari Kabupaten Aceh Tengan dan Kota Medan menjadi terputus total. Banyak wilayah tidak dapat dijangkau sama sekali karena jembatan runtuh dan jalan terendam banjir. Kondisi di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur bahkan jauh lebih kritis yang mana warga telah memasuki hari keenam tanpa transportasi, listrik, maupun jaringan komunikasi sehingga ancaman kelaparan semakin meningkat. Satu-satunya rute yang masih mungkin digunakan adalah jalur laut dari Pangkalan Susu menuju Kuala Simpang, namun itu pun membutuhkan pengamanan dari TNI.

Raut wajah salah satu warga yang tampak letih setelah berhari-hari terisolir.

Asap dari tungku dapur umum mengepul, memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir.

Mardiana penduduk kecamatan Kutablang salah seorang korban terdampak bencana menceritakan bagaimana dahsyatnya banjir menghantam rumah dia. "Rumah kami tertimbun banjir dan tidak membawa baju apapun, hingga hari ini kami masih mengenakan baju yang sama, kami sangat membutuhkan bantuan kelambu dan lain-lain," ujarnya penuh rasa khawatir.

Para relawan Tzu Chi di Aceh terus berupaya memastikan bantuan dapat menjangkau desa-desa yang benar-benar terisolir. Di tengah keterbatasan dan situasi yang sulit, dukungan dan kerja sama antara relawan Tzu Chi dan masyarakat menjadi kekuatan yang membantu mereka bertahan menghadapi bencana yang memutus hampir seluruh akses di wilayah tersebut.

Warga Desa Kutablang menerima bantuan dari relawan Tzu Chi, membawa harapan baru setelah berhari-hari terisolir.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bantuan Bencana Banjir di Sumatra: Relawan Tzu Chi di Banda Aceh dan Bireuen Salurkan Bantuan Pertama

Bantuan Bencana Banjir di Sumatra: Relawan Tzu Chi di Banda Aceh dan Bireuen Salurkan Bantuan Pertama

01 Desember 2025

Banjir besar di Aceh menyebabkan banyak desa terisolir. Relawan Tzu Chi dari Banda Aceh dan Bireuen menyalurkan bantuan darurat meski harus melewati medan berat.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -