Bulan 7 Penuh Berkah: Dari Syukur Lahir Kebajikan, Dari Bakti Mengalir Berkah

Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Calvin, Wais Al Kharny (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Relawan Tzu Chi dengan penuh semangat menyiapkan hidangan Vegan Serumpun bagi 135 peserta di Tanjung Balai Karimun.

Dalam tradisi Tionghoa, bulan ketujuh dalam penanggalan Imlek sering disebut sebagai bulan hantu karena diyakini sebagai masa ketika “pintu neraka terbuka” dan roh-roh berkeliaran di dunia. Banyak orang kemudian merasa enggan melakukan kegiatan penting pada bulan ini. Namun, Yayasan Buddha Tzu Chi memandangnya dari sudut pandang berbeda. Bagi Tzu Chi bulan ketujuh justru dimaknai sebagai Bulan 7 Penuh Berkah, yaitu bulan penuh rasa syukur, kebajikan, serta kesempatan untuk berbakti kepada orang tua.

Pemaknaan ini mengajak setiap orang untuk menumbuhkan kebajikan, mengasihi sesama, dan mengisi bulan tersebut dengan perbuatan yang membawa manfaat bagi banyak makhluk. Makna ini berakar dari kisah Ulambana, ketika Maha Mogallana, salah satu murid utama Buddha, menolong ibunya yang terjerumus di alam kelaparan. Dengan mempersembahkan jasa dan doa, Mogallana menunjukkan bahwa kasih sayang seorang anak dapat membebaskan orang tuanya dari penderitaan. Dari sinilah bulan ketujuh dipahami sebagai saat yang tepat untuk mendoakan leluhur, menumbuhkan rasa bakti, dan mengamalkan kebaikan.

Terus bergerak tanpa henti, para relawan memasak hidangan vegan untuk ratusan porsi di dapur Tzu Chi. Mulai dari menyiapkan bahan hingga meracik bumbu dan mengolahnya dalam kuali besar, mereka bekerja dari pagi hingga malam.

Para relawan menyiapkan dan membagikan takaran makanan vegan ke kotak bekal peserta.

Sebagai wujud nyata pemaknaan tersebut, pada 24–30 Agustus 2025, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menyelenggarakan kegiatan bertema Vegan Serumpun dengan sajian kuliner khas Asia. Sebanyak 135 peserta ikut berpartisipasi. Sebelum kegiatan dimulai mereka terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran dengan salah satu pertanyaan khusus: “Mau berapa lama anda akan menjalani pola hidup vegetarian?”

Setiap hari, ratusan porsi makanan vegan disiapkan oleh para relawan. Sejak pagi hingga malam, dapur Tzu Chi tak pernah sepi. Dari mempersiapkan bahan, meracik bumbu, hingga memasak dalam jumlah besar, para relawan nyaris tak berhenti bergerak. Riuh suara masakan seolah menjadi irama kebersamaan mereka. Menjelang sore, tepat pukul 17.00 WIB, para peserta hadir untuk mengambil bekal vegan yang telah dimasak dengan penuh cinta kasih.

Meski melelahkan, para relawan tetap bersemangat. Di tengah kepenatan, mereka kerap menghibur diri dengan bercanda, berbincang ringan, bahkan menyanyikan lagu agar suasana dapur tetap hangat. Selama seminggu, berbagai menu vegan disajikan, mulai dari Mie Ayam Vegan, Nasi Padang Vegan, Tomyam Vegan, Bubur Ikan Vegan, Ma La Xiang Guo Vegan, Jamur Cabe Rawit, hingga Nasi Liwet Vegan.

Di balik hidangan lezat Bulan 7 Penuh Berkah, Suriati hadir sebagai nakhoda dapur. Dengan semangat dan dedikasi, ia memasak untuk menyebarkan kebahagiaan kepada banyak orang.

Rika Farzanawati membantu kegiatan Tzu Chi dengan keahliannya sebagai koki, sambil menebar kebaikan dan keberkahan.

Di balik kesuksesan penyajian menu tersebut, ada sosok nakhoda dapur bernama Suriati (43), relawan komite sekaligus koki utama yang sudah beberapa tahun dipercaya memegang peran ini. Meski kini berdomisili di Batam, ia selalu menyempatkan diri kembali ke Karimun untuk mendukung kegiatan Bulan 7 Penuh Berkah.

“Saya merasa senang bisa ikut berkontribusi. Saat dibutuhkan, saya bersedia karena ini kesempatan untuk bersumbangsih melalui apa yang saya bisa, yaitu memasak. Walaupun melelahkan, justru saya merasa bahagia karena bisa memberikan yang terbaik. Ada kepuasan tersendiri ketika bisa memasak untuk banyak orang,” ungkapnya.

Hasil kerja kerasnya pun mendapat apresiasi besar dari para peserta. Menu Nasi Padang Vegan menjadi salah satu favorit yang ramai diperbincangkan di grup peserta. “Hampir semua menu diterima dengan baik. Tapi kalau dilihat dari respon para peserta, yang paling menonjol adalah menu nasi padang. Banyak yang bilang rasanya enak sekali. Bahkan meskipun porsinya dibilang banyak, tetap saja mereka habiskan sampai bersih. Rasanya sangat senang sekali melihat begitu banyak yang menyukai masakan saya,” tambah Suriati.

Hidangan Nasi Padang Vegan menarik perhatian peserta dengan rempah dan lauknya yang menggugah selera, menerima banyak pujian.

Para relawan mengabadikan momen setelah membungkus Nasi Padang vegan, yang mendapat respons positif dari peserta vegan serumpun.

Selain Suriati, hadir pula Rika Farzanawati (38) yang baru naik jenjang menjadi relawan abu putih pada tahun 2025. Sehari-hari ia berprofesi sebagai koki di sebuah kafe, dan kali ini ia memanfaatkan keahliannya untuk mendukung kegiatan Tzu Chi.

“Alasannya bisa sambil beramal dengan meluangkan tenaga saya. Bisa menghargai diri sendiri dan mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati, dan ingin mendapatkan keberkahan,” tuturnya.

Tak hanya membantu di dapur, Rika juga ikut sebagai peserta kegiatan Bulan 7 Penuh Berkah. Ia mengaku awalnya sulit beralih ke pola makan vegan, namun ia merasakan manfaat positif bagi kesehatan. “Sulit, karena selama ini saya lebih banyak makan makanan hewani dibandingkan makanan yang berbahan nabati. Dorongan saya ingin makan vegan agar bisa lebih menjalankan pola hidup sehat,” tambahnya.

Para relawan setiap hari menunggu peserta untuk membagikan hidangan vegan sebagai santap malam mereka.

Para relawan mengabadikan momen kebersamaan di photobooth setelah seminggu memasak dan menyantap hidangan vegan serumpun, dengan frame bertuliskan “Animals are my friends.” Kegiatan ini diharapkan menginspirasi lebih banyak orang untuk mencintai sesama makhluk hidup melalui pola hidup bervegetaris.

Bagi Suriati, kegiatan ini bukan sekadar memasak, tetapi juga sarana edukasi dan pembiasaan. Ia berharap semakin banyak orang yang berani mencoba pola hidup vegan. “Saya berharap ke depannya semakin banyak orang yang mau ikut serta, sehingga lebih banyak yang bisa belajar dan mencoba makanan vegan. Dengan begitu, kita semua bisa lebih terbiasa dengan pola makan sehat dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Bulan 7 Penuh Berkah akhirnya bukan hanya menjadi rangkaian kegiatan, melainkan sebuah perjalanan batin. Dari peluh para relawan, tawa yang menghapus lelah, hingga aroma masakan yang menenangkan hati, tersirat pesan bahwa kebahagiaan sejati lahir dari memberi. Setiap hidangan yang tersaji bukan sekadar makanan, melainkan ungkapan cinta kasih yang menumbuhkan syukur, membangkitkan semangat berbakti, dan menghadirkan berkah bagi semua makhluk.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Sukacita Bulan Tujuh Penuh Berkah dalam Wujud Bervegetaris

Sukacita Bulan Tujuh Penuh Berkah dalam Wujud Bervegetaris

15 Agustus 2024

Pada perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada tanggal 4 Agustus 2024, Tzu Chi Batam mengadakan sosialisasi pola makan vegetaris yang diikuti 434 peserta.

Berkah Warisan Jingsi di Bulan Tujuh

Berkah Warisan Jingsi di Bulan Tujuh

22 Agustus 2016
Kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah digelar di JingSi Tang Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk dan dihadiri oleh hampir 700 orang. Dari serangkaian kegiatan, Jingsi Tour merupakan salah satu kegiatan yang menarik perhatian.
Doa Bersama

Doa Bersama

18 September 2015 Dalam persiapan hingga pelaksanaan, relawan telah mengadakan beberapa kegiatan pendukung, seperti sosialisasi tentang tujuan, tata cara dan makna ‘Bulan Tujuh Penuh Berkah’ kepada seluruh relawan dan komunitas wihara dan masyarakat. Acara ini bisa berjalan lancar berkat kesungguhan hati dari setiap orang.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -