Cinta Kasih Bersemi

Jurnalis : Stephen Ang (He Qi Utara), Fotografer : Kenny (Tzu Shao)
 
 

fotoMelalui kunjugan kasih, relawan Tzu Chi ke Gan En Hu, kita dapat memahami sekaligus menyadari betapa bersyukur dan bermaknanya sebuah kehidupan.

Minggu pagi, 7 Juli 2013 pukul 8.30 WIB saya datang ke Jing Si Books & Café Pluit untuk melakukan kunjungan kasih ke para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) bersama relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Utara. Liwan Shixiongdatang menghampiri saya dan berkata, “Masih ingat dengan pasien bernama Erik yang tidak bisa berjalan dan tinggal di sebuah rumah sempit? Nanti kita pergi ke sana ya.” Dengan perasaan bahagia, saya bersama Liwan Shixiong dan lima relawan lainnya berangkat menuju ke tempat Erik.

Mengingat kembali September 2012, ketika saya bersama Liwan Shixiong mengunjungi Erik di Tanah Pasir, masuk ke sebuah lorong gelap, menaiki tangga yang cukup terjal dan melewati teras yang sangat sempit untuk dapat sampai ke rumah kontrakannya. Erik yang kakinya sangat kurus dan kurang bertenaga membuatnya tidak bisa berjalan, bahkan berdiri pun sulit. Setiap kali harus mengandalkan ayahnya (Iskandar) untuk mengendongnya keluar dari rumah dan membawanya dengan kursi roda. Karena kondisi tempat yang cukup berbahaya bagi pasien, kami pun sempat menyarankan keluarga Erik agar dapat mencari tempat tinggal yang lebih fleksibel dan aman tanpa harus naik turun tangga.

Saat ini Erik sudah pindah ke kontrakan yang jauh lebih aman daripada sebelumnya. Iskandar yang baru saja pulang bekerja menuntun kita semua menelusuri gang kecil menuju tempat tinggal yang baru. Erik yang duduk dalam kamar menyambut kedatangan kami dengan penuh kehangatan. Sekarang terlihat semakin ceria dan lebih segar. Liwan Shixiong pun berbincang-bincang untuk mengetahui perkembangan terbaru dari kondisi keluarga Erik. Ibunya (Oniwati) sudah mendapatkan pekerjaan kembali sebagai pembantu rumah tangga. Sedangkan adik-adiknya ada yang ikut mencari nafkah dan ada yang masih sekolah.

Hal yang membuat saya terharu adalah sebuah celengan bambu yang sebelumnya diberikan ke Erik ternyata sudah terisi penuh. Karena sudah tidak muat, dengan inisiatif dan semangatnya, Erik menambahkan lagi sendiri satu celengan. Sungguh sebuah kehidupan sederhana yang penuh berkah dan rasa syukur. Cinta kasih dari keluarga Gan En Hu ini dapat terjalin baik karena adanya ketulusan dari relawan yang terus membimbing memberi perhatian layaknya keluarga sendiri. Dengan terkumpulnya dua celengan bambu, maka cinta kasih yang penuh makna ini dapat terus berlanjut kepada orang-orang yang lebih membutuhkan dan akan semakin bersemi.

Menjelang siang hari kami pun berpamitan satu sama lain. Tak lupa semua relawan yang datang pada hari itu juga ikut memberikan dorongan kepada Erik agar lebih giat lagi untuk menggerakkan kaki kanannya yang tidak bisa diluruskan, dan agar satu keluarga dapat terus berjuang menjalani hidup. Sambil menepuk bahu memberi semangat kepada Erik, saya berkata “Sampai Jumpa ya Erik”. “See You Next Time,” balas Erik dengan penuh sukacita dan wajah bahagia. Sebelum pulang, Liwan Shixiong juga menitipkan sebuah celengan bambu yang baru kepada Erik agar dapat diisi kembali.

Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Nilai sesungguhnya daripada kehidupan adalah melakukan perbuatan yang bermakna bagi kehidupan.” Karena hidup itu tidak kekal maka selagi tubuh kita masih sehat gunakanlah waktu dengan bijak dan manfaatkan untuk hal yang berguna.

 

 
 
 

Artikel Terkait

Voice of DAAI 2019, Kompetisi Bernyanyi yang Next Level

Voice of DAAI 2019, Kompetisi Bernyanyi yang Next Level

14 Oktober 2019

Lagu Indonesia Jiwaku dinyanyikan Billy Wino Talahatu dengan sangat apik. Suaranya merdu, warna suaranya khas, dan mampu menyampaikan isi pesan lagu dengan baik. Lagu ciptaan Guruh Soekarnoputra ini mengantarkan Billy, finalis dari kota Jakarta menjadi juara Voice of DAAI 2019 yang digelar di Auditorium Konferensi Internasional, Aula Jing Si Tzu Chi Center, PIK, Minggu, 13 Oktober 2019.

Seutas Senyuman dari Para Pelestari Lingkungan

Seutas Senyuman dari Para Pelestari Lingkungan

17 Maret 2023

Dari kejauhan, beberapa relawan Tzu Chi tengah menunggu Wasrun. Para relawan hendak memberikannya paket beras 5 kilogram, seperti yang sudah diterima puluhan pemulung lainnya di TPA Cipayung Depok. 

Pekan Amal Tzu Chi 2025

Pekan Amal Tzu Chi 2025

09 Juni 2025
Setelah sempat vakum hampir 6 tahun, Pekan Amal Tzu Chi kembali dilaksanakan pada 7-8 Juni 2025 di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan yang diramaikan oleh 212 stan dari Jabodetabek dan luar kota ini menjual berbagai produk dan makanan. 
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -