Mengingat Budi Luhur Buddha di Waisak 2025 Pematang Siantar

Jurnalis : Iwan (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Ai Ly (Tzu Chi Tebing Tinggi)
Suasana damai dan penuh ketenangan menyelimuti perayaan Waisak 2025 Tzu Chi di Pematang Siantar yang dihadiri 160 tamu undangan dan 40 relawan.

Malam hari, tanggal 18 Mei 2025, aula Perguruan Sultan Agung dipenuhi suasana damai. Lantunan gatha pujian untuk Buddha dan para Bodhisatwa menggema, diiringi semerbak harum air Dharma yang memenuhi ruangan, menandai dimulainya perayaan Waisak Tzu Chi 2025 di Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Perayaan ini dihadiri oleh 160 tamu peserta, 30 relawan lokal, serta 10 relawan dari Tanjung Balai. Dengan tertib, para tamu memasuki aula dan menempati posisi yang telah disiapkan. Prosesi pembuka berupa persembahan pelita, air, dan bunga dipimpin oleh dua anggota Sangha: Bhikkhu Ven. Vipasyana Jnana Mahasthavira dari Vihara Dharma Prathama dan Bhikkhu Y.M. Nyanadhamma dari Vihara Sakyamula.

Para peserta mengikuti doa Waisak dengan khidmat, diawali persembahan pelita, air, dan bunga.

Prosesi pemandian rupang Buddha dimulai oleh anggota Sangha dan dipandu oleh Iwan selaku koordinator acara.

Hadir pula 12 biarawati dari Panti Harapan Jaya, Panti St. Pius IX, dan Kesusteran Monteluco, bersama Pandita Ani Djingga dan umat dari Maha Vihara Vidya Maitreya, Vihara Dharma Prathama, Vihara Sakyamula, dan Vihara Samiddha Bhagya. Perwakilan Walubi serta organisasi sosial kemanusiaan Kota Siantar juga turut mengikuti prosesi pemandian rupang Buddha dengan khidmat.

Suster Ferdinanda Lumbantoruan mengungkapkan kesan yang mendalam, “Suasananya begitu damai. Saya jadi semakin menghargai pentingnya ketenangan batin dan kasih sayang terhadap sesama. Ini menumbuhkan hati yang penuh kebijaksanaan,” ungkapnya dengan haru.

Prosesi berjalan lancar dan penuh khidmat. Para tamu mengikuti setiap rangkaian doa dan pujian hingga selesai. Rasa kagum dari para Bhikkhu pun terpancar sepanjang acara.

Para biarawati dari Panti Harapan Jaya, Panti St. Pius IX, dan Kesusteran Monteluco turut serta dalam prosesi pemandian rupang Buddha., dipandu dengan penuh hormat oleh relawan.

Doa tulus dipanjatkan kepada Sang Buddha agar hati manusia tersucikan dan cahaya kebaikan menerangi dunia.

Iwan, selaku koordinator acara, menyampaikan rasa haru dan syukur atas suksesnya perayaan Waisak. “Tema Waisak tahun ini sangat indah, yaitu Berterima kasih atas budi luhur Buddha, orang tua, dan semua makhluk. Tema ini mengajak kita memiliki cinta kasih tanpa batas seperti hati Buddha, berbakti kepada orang tua, dan menyayangi semua makhluk hidup. Saya sangat bersyukur atas kerja sama relawan Siantar yang bergotong royong menyukseskan acara Hari Ibu dan Waisak, mulai dari latihan hingga pelaksanaan dari siang hingga malam hari,” ucapnya tulus. Ia juga berharap momen Waisak ini menjadi kesempatan untuk menyucikan batin semua manusia.

Semoga perayaan doa Waisak yang penuh makna ini menumbuhkan hati penuh welas asih, menciptakan kehidupan yang harmonis tanpa pertentangan, serta mengajak kita semua untuk bersyukur atas budi luhur Buddha, membersihkan kekotoran batin, dan lebih berbakti kepada orang tua.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Perayaan Waisak di Tzu Chi Biak:  Doa Bersama, Pelestarian Lingkungan, dan Aksi Kemanusiaan

Perayaan Waisak di Tzu Chi Biak: Doa Bersama, Pelestarian Lingkungan, dan Aksi Kemanusiaan

15 Mei 2025

Perayaan Waisak Tzu Chi di Biak, Papua diwarnai prosesi basuh kaki sebagai ungkapan bakti anak kepada orang tua. Momen haru ini menggugah hati para peserta dan hadirin.

Mendedikasikan Cinta Kepada Satu-Satunya Ibu

Mendedikasikan Cinta Kepada Satu-Satunya Ibu

23 Mei 2025

Dengan mengusung tema “Du Yi Wu Er de Ma Ma” yang berarti “Satu-Satunya Ibu”, perayaan Hari Ibu Tzu Chi Batam berlangsung hangat, haru, dan penuh makna. Sebanyak 37 orang tua dan 59 murid berpartisipasi dalam perayaan Hari Ibu.

Waisak 2025: Kebersamaan Penuh Makna dalam Perayaan Waisak Tzu Chi

Waisak 2025: Kebersamaan Penuh Makna dalam Perayaan Waisak Tzu Chi

11 Mei 2025
Di balik khidmatnya prosesi Waisak dan megahnya formasi, tersembunyi cerita-cerita sederhana akan sukacita perayaan Waisak bersama Tzu Chi. Semua menyuarakan satu semangat: berbagi dan bersatu dalam kasih tanpa pamrih.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -