Waisak di Tzu Chi Bandung, Menapaki Jalan Kebajikan

Jurnalis : Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Muhammad Dayar (Tzu Chi Bandung)

Sebanyak 367 tamu memenuhi Aula Jiang Jing Tang lantai empat Aula Jing Si Tzu Chi Bandung.

Hari yang cerah mengiringi ratusan doa yang digemakan di Aula Jing Si Tzu Chi Bandung pada Minggu 11 Mei 2025 dalam Peringatan Hari Waisak 2569 BE. Sebanyak 367 tamu hadir, juga para Bhikkhu dan Bhikkhuni dari Vihara Avalokitesvara Vidya Sasana, Vihara Vippasana Graha dan Vihara Tantrayana.

Acara diawali dengan membawa persembahan pelita, air wangi, dan bunga oleh relawan Tzu Chi. Para tamu tampak begitu khidmat mengikuti setiap prosesi. Bhikkhu Nimala Sasana (Suhu Xue Hua) dengan tenang memimpin meditasi. “Untuk memaknai Waisak dengan merelaksikan semua badan agar mendapatkan ketenteraman batin,” ucap Bhikkhu Nimala Sasana.

Meski acara berlangsung selama tiga jam saja, tidak mengurangi rasa hangat dan ketenteraman waisak. Tamu yang hadir sangat bahagia dan menjadi pengalaman bermakna, serangkaian acara di hari Waisak ini menjadi pengingat untuk selalu melakukan kebajikan tanpa pamrih.

Waisak juga merupakan momen untuk mengenang perjalanan spiritual Siddharta Gautama yang telah berjuang membabarkan Dharma demi kebahagiaan semua makhluk.

Peringatan Waisak ini menjadi momentum yang baik untuk melebur perbedaan dan menumbuhkan tekad yang kuat dalam menjalani jalan kebajikan.

“Kita diajarkan cinta kasih, perdamaian dunia yang dimulai dari mengubah diri kita sendiri. Jadi ini sangat bermanfaat, khususnya di hari Waisak ini kita memperingati tiga peristiwa penting dalam hidup Buddha.” Ucap Rahayu salah satu tamu yang hadir.

Rangkaian acara hari itu tidak hanya memperingati Waisak saja, namun juga Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia. Bertemakan “Membalas Budi Luhur Buddha, Orang Tua Kita dan semua makhluk”, Waisak bukan sekadar peringatan semata, namun juga mengenang jasa perjalanan spiritual Siddharta Gautama yang telah berjuang untuk membabarkan Dharma untuk semua makhluk.

“Peringatan Waisak bisa jadi momentum buat semua orang yang hadir maupun para relawan untuk mau meneladani dan mempraktikkan welas asih ke tengah masyarakat,” ucap relawan Tzu Chi, Laura Indrayani.

Bhikkhu Nimala Sasana dengan tenang memimpin meditasi untuk ketenangan batin.

Rahayu (baju merah) mengaku sangat terkesan dapat menghadiri peringatan Waisak yang digelar Tzu Chi Bandung.

Terkait Peringatan Hari Tzu Chi Sedunia, Henking Wargana, Wakil Ketua Tzu Chi Bandung mengatakan Tzu Chi bukan hanya berusaha untuk menebarkan cinta kasih, akan tetapi menyatukan semua hati tanpa melihat perbedaan. Acara peringatan Waisak ini menjadi salah satu momentum baik untuk melebur perbedaan agar memiliki tekad kuat dengan kuntum teratai yang tertanam di dalam hati. 

“Semoga dengan ajaran dari Master Cheng Yen kita semua bisa terus makin mawas diri, sadar diri, makin peduli dengan sesama dan bisa lebih banyak menggalang hati. Karena kita yakin sebenarnya setiap orang itu punya hati nurani yang bersih dan luar biasa,” katanya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Perayaan Waisak di Tzu Chi Biak:  Doa Bersama, Pelestarian Lingkungan, dan Aksi Kemanusiaan

Perayaan Waisak di Tzu Chi Biak: Doa Bersama, Pelestarian Lingkungan, dan Aksi Kemanusiaan

15 Mei 2025

Perayaan Waisak Tzu Chi di Biak, Papua diwarnai prosesi basuh kaki sebagai ungkapan bakti anak kepada orang tua. Momen haru ini menggugah hati para peserta dan hadirin.

Waisak 2025: Kebersamaan Penuh Makna dalam Perayaan Waisak Tzu Chi

Waisak 2025: Kebersamaan Penuh Makna dalam Perayaan Waisak Tzu Chi

11 Mei 2025
Di balik khidmatnya prosesi Waisak dan megahnya formasi, tersembunyi cerita-cerita sederhana akan sukacita perayaan Waisak bersama Tzu Chi. Semua menyuarakan satu semangat: berbagi dan bersatu dalam kasih tanpa pamrih.
Waisak di Tzu Chi Bandung, Menapaki Jalan Kebajikan

Waisak di Tzu Chi Bandung, Menapaki Jalan Kebajikan

16 Mei 2025

Dalam suasana penuh kehangatan, Peringatan Hari Waisak digelar di Aula Jing Si Tzu Chi Bandung Minggu, 11 Mei 2025. Acara ini dihadiri 367 tamu, termasuk para Bhikkhu dan Bhikkhuni dari berbagai wihara.

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -