Sebanyak 68 relawan Komite Tzu Chi Medan berkumpul untuk mengikuti acara Gathering Relawan Komite Tzu Chi 2025 secara hybrid di Jingsi Books & Café Medan.
Bertempat di Jingsi Books & Café Medan, sebanyak 68 relawan Komite Tzu Chi Medan berkumpul untuk mengikuti acara Gathering Relawan Komite Tzu Chi 2025 secara hybrid dari Tzu Chi Center, PIK, Jakrta pada 27 Juli 2025. Acara dibuka dengan penuh semangat oleh Ketua Kelas, Elsa yang menjelaskan bahwa gathering ini bertujuan untuk mempererat keakraban antar relawan komite, mengingat kembali tekad awal saat pertama kali bergabung di Tzu Chi, dan mengisi ulang semangat melalui kisah-kisah inspiratif.
Pada sesi pertama, gathering ini menghadirkan relawan Komite Tzu Chi, Chia Wen Yue yang membagikan rasa syukurnya atas ketulusan para relawan Tzu Chi dalam menjalankan misi kemanusiaan. Ia menyoroti momen membanggakan saat penyampaian laporan tahunan di Hualien, Taiwan pada 23 Mei 2025, yang dihadiri oleh sekitar 60 perwakilan dari Indonesia. Dalam laporan tersebut, relawan Indonesia memperoleh pujian dari Main CEO Tzu Chi, yang menyatakan bahwa laporan dari Indonesia merupakan yang terbaik yang pernah ia dengar.
Dalam laporan tersebut, relawan dan staf menyampaikan mengenai Gambaran Umum Struktur Organisasi Indonesia yang sudah semakin baik. Sementara itu saat pulang ke Hualien bulan Februari 2025, relawan Tzu Chi, Hendry Chow melaporkan bagaimana Tzu Chi Indonesia menghadapi tantangan keadaan saat ini, seperti penyebaran informasi melalui platform digital seperti Facebook, Instagram, Tiktok dan lain-lain untuk menarik generasi muda. Dalam pelaporannya, Hendry juga menyampaikan mengenai pengembangan metode donasi yang lebih efektif, tentang internal pemberian beasiswa kepada staf untuk melanjutkan pendidikan dan penggunaan AI dalam menterjemahkan dan berkomunikasi dengan Tzu Chi Pusat di Taiwan.
"Tzu Chi Taiwan juga sedang giat bagaimana supaya Buddha Dharma bisa menarik anak-anak jaman sekarang," lanjut Chia Wen Yue.
Berikutnya juga ada laporan Ketua He Xin 2, Like Hermansyah Shijie yang membimbing 18 Kantor Tzu Chi di luar kota yang terdiri dari 7 He Qi, 22 Hu Ai, dan 74 Xie Li. Like Hermansyah Shijie juga sangat bersungguh hati dalam menjalankan Misi-Misi Tzu Chi, hal ini terlihat dari perkembangan dirinya yang mampu menyampaikan laporan dalam bahasa Mandarin, padahal awalnya ia sama sekali tidak mengerti.
Dalam laporan ini juga ada relawan Tzu Chi, Denasari yang berhasil mendampingi anak asuhnya Siska hingga menjadi staf perawat di Rumah Sakit Tzu Chi. Laporan tahunan lainnya kepada Master Cheng Yen juga menarik termasuk laporan tentang tiga sekolah Tzu Chi, dua Rumah Sakit Tzu Chi, serta DAAI TV. Selain itu ada juga laporan dari berbagai Kantor Tzu Chi di seperti Medan, Aceh, maupun Pekanbaru yang turut memeriahkan sesi ini dengan kisah-kisah inspirasi yang menunjukkan bagaimana semangat para relawan dalam menghadapi tantangan.
Inspirasi dari Hari Kedua di Hua Lien
Dalam sesi ramah tamah dengan Master Cheng Yen hari kedua di Taiwan, juga banyak cerita inspiratif yang dibagikan seperti kisah Lynda Shijie menyediakan konsumsi untuk 2.500 orang di Waisak, namun yang hadir 2.900 orang, dan tetap mampu melayani semua. Kemudian ada Liang May Shijie dipuji karena semakin cantik berkat kebahagiaan dalam bertugas di bidang dekorasi. Ada juga Hartini Shijie merasakan kebahagiaan dalam melayani di bidang konsumsi. Dan ada Budiankes Shixiong, yang biasanya pendiam namun memberi sharing yang mengharukan dan membekas di hati peserta.
Relawan Komite Senior Tzu Chi Indonesia, Chia Wen Yue membagikan rasa syukurnya atas ketulusan para relawan Tzu Chi dalam menjalankan misi kemanusiaan.
Para relawan ini berbicara tentang pengalaman mereka dalam menjalankan Misi-Misi Tzu Chi, dan bagaimana peran mereka berkontribusi dalam perkembangan Tzu Chi Indonesia. "Kita semua karena berjodoh dengan Master Cheng Yen, maka hari ini bisa berada di Tzu Chi," ungkap Chia Wen Yue. Ia juga mengingatkan agar semua relawan untuk terus berlatih diri dan membangun karakter penuh kasih seperti yang diajarkan oleh Master Cheng Yen.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan isyarat tangan oleh para relawan Komite Tzu Chi yang menciptakan suasana yang penuh kekompakan dan kekeluargaan.
Talk Show Bersama Relawan
Pada sesi kedua, acara diisi dengan talk show yang dipandu oleh Wylen Shijie, yang menghadirkan narasumber Like Hermansyah Shijie dan Livia Tjin Shijie, dua relawan senior yang telah bergabung di Tzu Chi selama 28 tahun dan 21 tahun. Dalam sesi ini, mereka berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka bisa bertahan dan terus melanjutkan perjalanan sebagai relawan Tzu Chi. Menurut Like maupun Livia, relawan Komite Tzu Chi adalah seorang yang sudah berkomitmen menjadi murid Master Cheng Yen dan siap mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen, memahami Filosofi dan Misi-Misi Tzu Chi, menyebarkan ajaran Jing Si dan Mazhab Tzu Chi.
Para peserta Gathering Relawan Komite Tzu Chi 2025 menyimak pemaparan kisah inspiratif dengan antusias dari para relawan-relawan Tzu Chi.
"Harus berani memikul tanggung jawab agar bisa berkembang," jelas Ketua Tim Tanggap darurat (TTD) Tzu Chi Indonesia, Joe Riadi Shixiong. Sementara Lulu Shijie yang selalu menunjukkan semangat tinggi, juga berbagi pengalamannya mengenai perubahan signifikan dalam perkembangan relawan Tzu Chi. "Dulu sarana dan prasarana sangat minim, namun semuanya tetap bisa berjalan. Sekarang semua fasilitas sudah ada, dan harapannya Tzu Chi akan semakin berkembang," kata Lulu Shijie dengan penuh semangat.
Dalam acara ini, Andry Zulman, Kepala Departemen External Relation Tzu Chi Indonesia, turut mempresentasikan salah satu program unggulan Tzu Chi Indonesia, yaitu Program Benah Kampung. Program ini bertujuan untuk merenovasi rumah tinggal yang tidak layak huni di berbagai daerah di Indonesia. Dalam pemaparannya, Tzu Chi berencana untuk merenovasi 4.000 rumah di 8 kota di Indonesia dengan motto "Sehat Lingkungan, Sehat Keluarga, dan Sehat Ekonominya". Kegiatan ini juga mengkampanyekan kepada masyarakat tentang “Satu Donasi Sejuta Berkah.” Program ini juga menjadi bagian dari Program Nasional Tzu Chi dan diharapkan dapat memberi dampak besar bagi masyarakat.
Pesan Cinta Kasih dan Harapan ke Depan
Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei Shijie dalam kesempatan gathering ini sangat mengapresiasi kontribusi para relawan senior yang telah memberikan semangat dan tekad mereka di jalan Bodhisatwa. Ia juga mengingatkan bahwa para relawan generasi penerus harus melanjutkan semangat dan komitmen yang telah diwariskan oleh generasi-generasi sebelumnya. "Asalkan semua bersatu hati dan berani memikul tanggung jawab, pasti tidak akan ada masalah," ujar Lie Su Mei.
Pesan cinta kasih dari para relawan Komite Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Cabang Medan yakni Shelin, Sylvia Chuwardi, Steel Edwin, Hasan Tina.
Para relawan Komite Tzu Chi laki-laki memperagakan isyarat tangan.
Di Medan Sylvia Chuwardi, Shelin, Hasan Tina, dan Steel Edwin turut memberikan pesan cinta kasih, mengajak semua relawan Komite Tzu Chi Medan bersatu hati menggalang dana serta galang hati membangun Aula Jing Si.
Kesempatan Gathering Relawan Komite Tzu Chi Indonesia 2025 ini juga dimanfaatkan oleh para peserta untuk lebih mengakrabkan diri dengan canda tawa dan meminta para relawan Komite Tzu Chi laki-laki untuk memperagakan isyarat tangan seperti yang dilakukan oleh para relawan Komite Tzu Chi di Tzu Chi Center, Jakarta.
Rimba Kosasih, peserta yang dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi pada tahun 2023 bertekad untuk bisa terus bersumbangsih.
Rimba Kosasih, salah seorang peserta yang dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi pada tahun 2023 merasakan bahwa gathering ini semakin menguatkan tekad awalnya bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. Ia berharap dapat lebih banyak bersumbangsih dan ikut mengembangkan Tzu Chi dengan mengajak lebih banyak orang untuk bergabung Tzu Chi. “Komite berkomitmen untuk memikul tanggung jawab dan membimbing serta mendampingi relawan baru," ungkap Rimba Kosasih.
Sebagai penutup, Augustina selaku PIC kegiatan mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran acara yang berjalan berkat kerja sama antara panitia dan seluruh relawan. "Tujuan gathering ini untuk me-refresh dan mengingat kembali semangat para relawan Komite Tzu Chi agar tidak melupakan tahun itu, hari itu, dan orang itu," ungkap Augustina. Ia berharap agar setelah acara ini, para relawan tetap aktif dan tidak merasa bahwa tugas mereka telah selesai hanya karena telah dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi.
Editor: Arimami Suryo A.