Jalinan Sejati Cinta Kasih Universal

Jurnalis : Florentina (He Qi Utara), Fotografer : Tjhauw Kok Kiong (He Qi Utara)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi tengah memberi perhatian kepada Lin Yang De Mei, warga negara Taiwan yang terkena stroke saat pesawat yang ditumpanginya melintas di Indonesia dalam perjalanan dari Taiwan menuju Australia.

Hari Selasa tanggal 5 April 2011, dari Taiwan dengan pesawat Singapore Airlines, Lin Yang De Mei bersama suaminya terbang menuju Brisbane Australia untuk mengunjungi anak perempuan mereka sekaligus dalam rangka berlibur di negeri kangguru tersebut. Dalam perjalanan menuju Australia, setelah pindah pesawat di Singapura, Lin Yang De Mei tiba-tiba merasa tidak enak badan dan tidak sadarkan diri. Diperkirakan ia mengalami stroke.

Beberapa awak kabin mencoba memberikan pertolongan darurat, namun tidak membawa hasil. Menyadari keadaan yang sangat serius, pilot kemudian memutuskan untuk mendarat darurat di bandar udara terdekat, yaitu Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta Indonesia dalam upaya menyelamatkan salah satu penumpang pesawatnya.

Setelah mendarat, Lin Yang De Mei segera dibawa ke Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara dan langsung dirawat di ruang ICU. Dalam waktu yang bersamaan, salah seorang staf Singapore Airline juga telah memberitahu anggota keluarga Lin yang berada di Australia melalui telepon. Anak perempuan mereka, Lin En Bei menerima berita ini pukul 2 dini hari waktu Australia Timur, dan atas bantuan para staf Singapora Airlines dengan segera dapat menghubungi suami Lin Yang De Mei guna mengetahui kondisi istrinya. Suami Lin yang De Mei juga terbang ke Jakarta dengan penerbangan pertama pada tanggal 7 April 2011 dan langsung menuju ke rumah sakit. Di bawah tekanan rasa cemas yang amat sangat membuat suami Lin jatuh sakit dan juga dirawat di ruang ICU RS PIK Jakarta Utara.

Cinta Kasih Insan Tzu Chi Indonesia
Secara kebetulan, Lilies Abdi yang bertugas di bagaian keuangan Rumah Sakit PIK adalah relawan Tzu Chi yang juga donatur dari anggota Komite Lie Xiu Bin. Ketika ia mengetahui bahwa ada pasangan suami-istri asal Taiwan sedang mengalami kesulitan di tempat asing tanpa sanak famili dan sulit berkomunikasi karena hambatan bahasa, Lilies bisa membayangkan betapa cemasnya hati mereka. Oleh karena itu, pada tanggal 9 April dia kemudian menelpon Lie Xiu Bin Shijie memohon bantuan pada relawan Tzu Chi untuk membantu pasangan suami-istri yang sedang bingung dan tidak berdaya ini.

Setelah memperoleh berita ini, Zhu Zhao Xuan dan Zeng Xiu Zhu Shijie segera menuju ke rumah sakit untuk menjenguk dan memberi perhatian. Lin yang baru siuman dari pingsannya meneteskan air mata ketika bertemu dengan relawan Tzu Chi, bagaikan telah bertemu dengan sanak saudaranya. Di tempat itu mereka juga bertemu dengan putri Lin Yang De Mei,  Lin En Bei. Xiu Zhu Shijie bertindak sebagai penerjemah untuk mengatasi kendala bahasa. Pada malam harinya juga datang Zheng Yu Ling Shijie yang datang menjenguk. Dia adalah seorang wanita asal Taiwan yang menikah dengan orang Indonesia. Suami Lin Yang De Mei dan keluarga merasa sangat terharu dan sukacita saat bertemu dengan Zheng Yu Ling Shijie. Ia  merasa senang telah bertemu dengan orang sekampungnya di negeri orang. Logat dialek daerah yang kental telah membuat hati mereka merasa lebih tenang.

foto  foto

Keterangan :

  • Jauh dari sanak keluarga membuat Lin Yang De Mei merasa terharu dengan perhatian yang diberikan oleh relawan Tzu Chi Indonesia saat ia dirawat di RS Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara.(kiri)
  • Selama dirawat di RS PIK Jakarta Utara, setiap hari relawan Tzu Chi mendampingi dan memberi perhatian kepada Lin Yang De Mei dan suaminya.(kanan)

Untuk memudahkan Lin En Bei merawat ibunya, Zheng Yu Ling Shijie secara khusus memberitahukan Apartemen Senior Club yang berlokasi di seberang Rumah Sakit PIK sebagai tempat menginap mereka. Lin Guo Zhen Shijie juga meminjamkan perangkat I-padnya kepada Lin En Bei agar ia dapat berkomunikasi dengan suami, kakak dan anaknya yang berada jauh di Australia.

Pada tanggal 10 April, suami, kakak dan anak Lin En Bei juga telah datang ke Jakarta. Relawan Tzu Chi, Lin Guo Zhen bersama dengan suami Lin Yang De Mei menjemput mereka di Bandara Soekarno-Hatta dan mengatur tempat menginap mereka dengan sangat baik. Dengan berkumpulnya anggota keluarga mereka, tidak berarti insan Tzu Chi bisa melepas beban tanggung jawab, karena mereka masih membutuhkan berbagai bantuan, seperti urusan banl, menghubungi Kantor Perwakilan Perdagangan Taiwan di Jakarta dan Kedutaan Australia serta membantu membelikan berbagai kebutuhan darurat yang mereka perlukan. Hal-hal ini semua telah berhasil dilakukan dengan baik atas bantuan relawan Tzu Chi yang dengan tulus dan antusias mendampingi mereka.

Pada saat Lin Yang De Mei dirawat di rumah sakit, setiap hari selalu ada relawan Tzu Chi yang datang untuk menjenguk dan memberi perhatian. Xiu Zhu Shijie juga mengantarkan makanan vegetarian yang menyehatkan kepada pasien dan keluarganya. Jalinan persahabatan seperti ini membuat mereka merasakan suasana kekeluargaan yang hangat dan juga merasakan cinta kasih insan Tzu Chi yang tulus dalam membantu mereka.

foto  foto

Keterangan :

  • Putri Lin Yang De Mei, Lin En Bei dan suaminya merasa tersentuh dengan cinta kasih yang diberikan oleh relawan Tzu Chi. Mereka berjanji sekembalinya ke negara asal akan meneruskan cinta kasih ini kepada orang yang membutuhkan. (kiri)
  • Sebelum kembali ke Taiwan, keluarga Lin Yang De Mei berkesempatan mengunjungi Aula Jing Si dan gedung Tzu Chi Shool di PIK Jakarta Utara.(kanan)

Kembali ke Kampung Halaman
Tanggal 25 April petang hari, secara khusus Zheng Yu Ling  membawa Lin De Yang sekeluarga berkunjung ke Tzu Chi School dan Aula Jing Si di PIK Jakarta Utara, menjelaskan pada mereka tentang sejarah Tzu Chi dan misi serta visinya. Keesokan harinya mereka sekeluarga akan berangkat ke Taiwan. Relawan berharap sebelum berpisah mereka dapat memberikan kesan mendalam tentang insan Tzu Chi  di Indonesia, bahwa cinta kasih tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu, yang terpenting adalah bagaimana bersumbangsih diantara sesama tanpa ada batas pemisah berupa perbedaan agama, etnis dan negara, yang ada hanya cinta kasih sekeluarga!

Lin En Bei dalam suratnya mengatakan: Selama berada di Indonesia, saya sangat merasakan cinta kasih universal yang sangat mendalam dan sumbangsih tanpa pamrih dari insan Tzu Chi. Melalui tayangan Da Ai TV saya juga menyaksikan berbagai kebajikan yang dilakukan tanpa gembar-gembor, semuanya ini membuat saya mendapatkan keyakinan dan pandangan yang berbeda. Bagi saya sebagai orang Taiwan, sebenarnya organisasi Tzu Chi tidaklah asing, kami sering mendapatkan berbagai berita tentang sumbangsih Tzu Chi pada masyarakat luas melalui tayangan televisi atau pemberitaan media di Taiwan, begitu juga pada saat diperlukan bantuan baik di dalam maupun di luar negeri, kami selalu dapat menemukan wujud insan Tzu chi. Meskipun kisah tentang cinta kasih universal Tzu Chi telah banyak kami saksikan dan dengarkan, namun kami tidak pernah berhubungan langsung dengan Tzu Chi, sampai pada saat belakangan ini setelah merasakan sendiri dan mendapat jodoh baik berhubungan langsung dengan para relawan Tzu Chi, membuat kami mendapat kesempatan untuk benar benar memahami semangat dan makna sesungguhnya dari cinta kasih universal Tzu Chi.

Selain berterima kasih atas bantuan Tzu Chi, pada saat yang sama, kami juga memahami prinsip kebenaran bahwa mampu memberi lebih beruntung daripada menerima. Kami sekeluarga telah membangun sebuah kesepakatan, yaitu ketika kami kembali ke tempat kami tinggal, kami akan menjadikan relawan Tzu Chi sebagai teladan, menyumbangkan kemampuan kami membantu orang lain, menyebarkan terus cinta kasih universal Tzu Chi yang pernah kami terima, agar lebih banyak orang di sekitar diri kita dapat menikmati cahaya cinta kasih universal. Bersama ini, kami berterima kasih sekali lagi kepada seluruh relawan Tzu Chi yang telah memberikan bantuan dan perhatiannya selama kami berada di Jakarta. Kami akan membawa serta rasa syukur ini dan akan menyebarluaskan cinta kasih kalian ke tempat lain setelah kami pulang ke rumah dan akan membantu lebih banyak orang yang membutuhkan.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisattva dari Kehidupan ke Kehidupan

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisattva dari Kehidupan ke Kehidupan

08 April 2013 Di antara 14 Silent Mentor kali ini, ada anggota Tzu Cheng, anggota komite, anggota komisaris kehormatan, dan donatur Tzu Chi. Meski donatur bukanlah anggota Tzu Cheng atau komite, tetapi mereka bersedia mendonorkan tubuh mereka.
Pengobatan dan Edukasi Kesehatan untuk Lansia

Pengobatan dan Edukasi Kesehatan untuk Lansia

18 Maret 2019
Baksos kesehatan degeneratif di RPTRA Muara Angke, Minggu, 10 Maret 2019. Sebanyak 138 warga lanjut usia mendapatkan layanan kesehatan.  
Arti Penting Suatu Pertobatan

Arti Penting Suatu Pertobatan

29 Juli 2011
Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia sering terjadi, karena manusia telah terbuai oleh nafsu keinginan sehingga terus mengejar materi dan melukai bumi.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -