Jing Si Talk: Menghargai Jodoh Baik

Jurnalis : Junet Lee (He Qi Barat), Fotografer : Nandar (He Qi Barat)

fotoHendry Zhou, selaku pembicara dalam kegiatan Jing Si Talk mengajak para peserta untuk menghargai jodoh baik kali ini untuk menyebarkan semangat Tzu Chi ke seluruh dunia.

Judul di atas mungkin menjadi salah satu titik awal mengapa banyak orang akhirnya memilih menjadi relawan Tzu Chi. Salah satu di antara mereka adalah Carolina Shijie. ”Saya memilih Yayasan Buddha Tzu Chi karena saya melihat di Tzu Chi semua orang baik itu kaya, miskin, berbeda suku, maupun agama, semuanya dapat bergabung di situ dan ketika melihat drama-drama DAAi TV, sikap para relawan dalam bersumbangsih kepada masyarakat sangat menyentuh,” ujar Carolina Shijie.

 

“Mengapa Tzu Chi?” Itulah judul acara Jing Si Talk yang diadakan relawan Tzu Chi di wilayah He Qi Baratpada hari Minggu tanggal 13 November 2011, tepatnya pukul 10.00 WIB, di Aula Serba Guna lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang dibawakan oleh Hendry Zhou, salah satu Boddhisatwa Penanggungjawab Acara “Sanubari Teduh” di DAAI TV Indonesia . Ini merupakan kesempatan yang sangat berbahagia sekali karena Hendry Zhou  membawakan Jing Si Talk dengan judul yang sangat unik sekali dan tentunya sangat menginspirasi para relawan Tzu Chi He Qi Barat.

Shixiong dan Shijie sekalian, sebelum kita membahas judul di atas, marilah kita merenungkan kembali “Mengapa Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi? Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi karena melihat ketidakkekalan dari wafatnya sang ayah dan untuk menumbuhkan kembali teratai-teratai hati di setiap hati manusia,” jelas Hendry .

Hendry juga bertanya kepada para peserta pernahkah mereka berpikir mengapa mereka memilih Tzu Chi untuk menjadi wadah sebagai pelatihan diri,  padahal di Tzu Chi begitu banyak peraturan, mulai dari cara makan, tidur sampai berpakaian. Selain itu, mereka juga diharuskan menaati 10 sila Tzu Chi. Hendry juga menambahkan jika itu semua diadakan  karena di Tzu Chi kita bukan hanya kerja sosial semata akan tetapi kita juga membina diri kita untuk menjadi lebih bijaksana.

foto  foto

Keterangan :

  • Dalam kegiatan bedah buku ini para peserta juga dapat bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. (kiri)
  • Di penghujung acara relawan menampilkan gerak isyarat tangan (shou yu) yang merupakan salah satu budaya humanis Tzu Chi.(kanan)

Mewariskan Ajaran Jing Si
Di sela- sela acara sharing, Hendry  menayangkan Video Ceramah Master Cheng Yen yang berkata, ”Ini adalah jodoh di antara kita. Cepat atau lambat, saya (Master Cheng Yen -red) akan meninggal. Jika suatu saat saya telah tiada, bagaimana Tzu Chi selanjutnya?” Kata-kata tersebut membuat hati saya bergetar dan air mata saya menetes keluar karena dalam hati saya berpikir dimana saya bisa berjodoh lagi dengan guru yang begitu welas asih dan bijaksana. Lalu dalam tayangan video ceramahnya, Master Cheng Yen berkata, ”Tzu Chi ke depannya setelah saya tiada bergantung kepada kalian (relawan Tzu Chi-red), oleh karena itu kalian semua harus selalu He Xin (Bersatu Hati), He Qi (Ramah Tamah), Hu Ai (Saling Menyayangi), dan Xie Li (Gotong Royong).”

Di penutup sharing Jing Si Talk Hendry Zhou menyimpulkan, “Tzu Chi adalah tempat kita berbuat baik dan melatih diri, oleh karena itu jadikanlah Tzu Chi sebagai Life Style, serta setelah itu jangan lupa membalas budi baik Master Cheng Yen yang telah mendirikan Tzu Chi dengan mengemban lebih banyak tanggung jawab,” ujar Hendry.

Waktu berlalu dengan cepat. Akhirnya setelah siang menjelang maka acara Jing Si Talk hari itu pun telah selesai. Tika Shijie, salah seorang relawan Tzu Chi yang baru saja mengikuti kegiatan Sosialisasi Tzu Chi di Kantor Pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengatakan bahwa ia sangat bersyukur karena dirinya mengikuti acara Jing Si Talk ini karena kini ia menjadi lebih mengerti apa itu Tzu Chi dan dia juga mengatakan bahwa dia akan terus bersumbangsih di Tzu Chi .

Master Cheng Yen berkata kepada relawan Tzu Chi agar menghargai jodoh baik ini. “Dalam berjalan di jalan Tzu Chi, kita harus memiliki kesatuan hati agar kita dapat dekat satu sama lain. Kalian harus giat menggalang Bodhisatwa dunia karena setiap orang adalah Bodhisatwa. Saya berharap kalian semua makin giat dan dapat menjadi anggota Komite Tzu Chi. Saya senantiasa mendoakan kalian. Semoga kita bisa menghargai jalinan jodoh ini dan bergandengan tangan dengan erat untuk menyebarkan semangat Tzu Chi sehingga cinta kasih banyak orang dapat terbangkitkan,” ujar Master Cheng Yen.


Artikel Terkait

“Gan En, Gan En Hu”

“Gan En, Gan En Hu”

09 Maret 2011 Hari Minggu, 20 Februari 2011, saat jarum baru menunjukkan pukul 8 pagi, para relawan sudah terlihat sibuk mempersiapkan tempat acara, mulai dari menyusun bangku dan meja, mempersiapkan minuman sampai peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kegiatan Gan En Hu.
Suara Kasih: Memulihkan Bumi yang  Rusak

Suara Kasih: Memulihkan Bumi yang Rusak

28 Juni 2012 Manusia sungguh telah menciptakan banyak karma buruk. Karma kolektif semua makhluk mengakibatkan empat unsur alam menjadi tidak selaras. Lihatlah hujan terus turun bagaikan ada lubang di langit. Di wilayah pegunungan, tanah longsor yang terus terjadi bagaikan gunung yang sedang menangis. Bumi pertiwi tengah mengerang kesakitan.
Mendapat Layanan Kesehatan Sekaligus Bersumbangsih

Mendapat Layanan Kesehatan Sekaligus Bersumbangsih

19 Oktober 2016

Relawan Tzu Chi kembali mengadakan bakti sosial kesehatan degeneratif untuk warga lansia kurang mampu di kawasan Kapuk Muara Jakarta Utara. Dalam kegiatan ini, warga tak hanya mendapatkan layanan kesehatan, namun warga juga turut bersumbangsih.

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -