Khidmat dan Menyentuh, Perayaan Waisak 2025 di Tzu Chi Pekanbaru

Jurnalis : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru) , Fotografer : Kho Ki Ho, Pricilia Fernanda Saujana, Arya Putra (Tzu Chi Pekanbaru)

Pemuka agama memulai prosesi pemandian Rupang Buddha. Ketua MBI Kota Pekanbaru, Bapak Hendra Dynatra, S.E. (tiga dari kiri) menyampaikan harapannya agar momentum Waisak menjadi ajakan untuk meningkatkan kesadaran diri, melatih batin, dan terus mengikis kekotoran batin demi menjalankan Dharma Sang Buddha.

Minggu, 11 Mei 2025 menjadi hari yang penuh berkah bagi relawan Tzu Chi Pekanbaru. Bertempat di Gedung Tzu Chi Pekanbaru, prosesi Waisak tahun 2025 atau 2569 ini berlangsung dengan khidmat dan sarat makna, diikuti sekitar 255 tamu undangan dan 67 relawan sebagai panitia.

Momen ini menjadi istimewa karena memperingati tiga hari besar yang jatuh bersamaan setiap minggu kedua di bulan Mei: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Pukul 09.50 WIB, para pemuka agama memasuki ruangan. Dengan penuh hormat, seluruh hadirin berdiri dan menyambut mereka dalam keheningan yang penuh makna. Pemandu acara menjelaskan tata cara pemandian rupang Buddha sekaligus mengajak peserta untuk memahami setiap gerakan, mulai dari bersujud, menyampaikan ikrar dengan tulus, menerima semerbak Dharma, hingga mendoakan keberkahan bagi semua makhluk.

Bapak Budi Prasetiyo, S.Pd.B., Gr. (dua dari kiri), Ketua Musyawarah Guru Pelajaran Agama Buddha, merasakan ketenangan dan keyakinan yang semakin teguh setelah mengikuti doa bersama dan prosesi Waisak Tzu Chi.

Para peserta dengan khusuk berikrar di hadapan Rupang Buddha.

Pemandu acara secara resmi menyampaikan makna dari perayaan tiga hari besar yang bersatu dalam satu prosesi ini. Kelahiran dan pencerahan Buddha, cinta kasih dan pengorbanan seorang ibu, serta 59 tahun kiprah Tzu Chi di dunia menjadi refleksi tentang welas asih, kebijaksanaan, dan ketulusan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Prosesi dilanjutkan dengan melantunkan Gatha Pendupaan (Lu Xiang Zan), (fanbai) Tebaran Bunga Surgawi mengalun lembut melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas – Bab Sifat Luhur, disertai gerakan tangan bersama-sama untuk menerima keharuman Dharma dan dengan penuh ketulusan memberikan persembahan bunga kepada Buddha. Pujian kepada Buddha melalui gatha Zan Fo Ji membawa suasana semakin hening dan menggetarkan batin.

Persembahan pelita, air, dan bunga kemudian dipersembahkan ke hadapan rupang Buddha. Setiap persembahan memiliki makna mendalam: pelita sebagai simbol kebijaksanaan, air sebagai Dharma yang bisa membersihkan kekotoran batin, dan bunga sebagai niat murni yang menyebarkan keharuman kebajikan.

Prosesi Waisak di Kantor Tzu Chi Pekanbaru berlangsung khidmat dan sarat makna, diikuti oleh 255 tamu undangan dan 67 relawan. Momen istimewa ini sekaligus memperingati Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Prosesi pemandian rupang Buddha diawali para pemuka agama, dilanjutkan tokoh masyarakat, dan seluruh peserta dengan tertib dan penuh kesungguhan. Setiap orang melaksanakan prosesi ini dengan hati yang tulus, membasuh kekotoran batin dan memperbarui ikrar dalam menjalani jalan kebajikan.

Hendra Dynatra, S.E., Ketua MBI Kota Pekanbaru, mengatakan pada momen Waisak mengajak untuk terus meningkatkan kesadaran diri, melatih diri, seperti yang dilakukan pada prosesi Waisak ini. “Momen Waisak ini terus kita tingkatkan kesadaran diri, terus melatih diri, sesuai dengan makna yang kita lakukan siang hari ini, melakukan prosesi yi fo, mempunyai makna mengikis kita punya kekotoran batin sendiri, jadi kita terus belajar mengikis kekotoran batin kita sehingga dapat benar-benar menjalankan Dharma yang telah diajarkan Sang Guru Agung,” ujar Hendra Dynatra.

Setelah seluruh peserta menyelesaikan prosesi, suasana hening sejenak. Hadirin menyimak ceramah Master Cheng Yen melalui tayangan video. Doa bersama kemudian dipanjatkan dalam suasana tenang dan syahdu. Dengan niat tulus, para peserta memohon kedamaian dunia, keharmonisan keluarga, dan keselamatan bagi bumi yang kita tinggali bersama. Menjelang akhir acara, pelimpahan jasa dilantunkan melalui Gatha Pemandian Rupang Buddha.

Seorang relawan Tzu Chi menjelaskan poster-poster kisah Buddha kepada Chyntia Caroline (tengah) dan Sheren Lawrencio (kanan) yang belajar mendoakan semua makhluk dan lebih giat berbuat baik. Di pameran poster ini juga ditampilkan beberapa contoh praktik jalan Bodhisattva yang diterapkan insan Tzu Chi melalui misi-misi Tzu Chi.

Budi Prasetiyo, S.Pd.B., Gr, merasa lebih tenang dan keyakinan semakin teguh setelah mengikuti doa bersama Waisak ini. “Kesan batin saya mengikuti Waisak hari ini, tentu memberikan ketenangan, kedamaian, dan juga kebahagiaan. Saya lebih yakin lagi, lebih damai lagi. Di kegiatan Tzu Chi hari ini seperti ritual pemandian rupang, berdoa, dan sebagainya, membuat hati saya semakin lebih tenang,” ucap Budi Prasetiyo, Ketua Musyawarah Guru Pelajaran Agama Buddha.

Chyntia Caroline, salah satu peserta yang mengikuti prosesi Waisak, mengatakan doa bersama ini diharapkan agar dunia terbebas dari bencana. “Merasa sangat terharu, karena ternyata prosesi pemandian rupang Buddha-nya bukan hanya pemandian rupang Buddha biasa, tetapi kita bisa berikrar, juga bisa menghormati, mendapatkan banyak Dharma yang sangat memotivasi saya untuk lebih berbuat baik ke depannya,” ujar Chyntia.

Para peserta dihidangkan santapan vegetarian yang telah disiapkan. Bervegetarian merupakan tindakan tulus dalam berdoa demi kebahagiaan semua makhluk.

Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Sheren Lawrencio yang hari ini mengikuti dua sesi, yaitu sesi relawan yang secara daring terkoneksi dengan Tzu Chi Taiwan dan sesi umum. “Yang pertama sangat bahagia karena bisa ikut formasi Da Ai, dan bisa bertemu Master Cheng Yen walaupun secara live,” ungkap Sheren bersukacita dalam Dharma.

Acara ditutup dengan ajakan mengunjungi stan poster kisah Buddha, produk Jing Si, dan menikmati santapan vegetarian yang telah disiapkan. Di poster juga ditampilkan beberapa contoh praktik jalan Bodhisattva yang diterapkan insan Tzu Chi melalui misi-misi Tzu Chi.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Waisak yang Penuh Sukacita dan Bermakna

Waisak yang Penuh Sukacita dan Bermakna

16 Mei 2025

Perayaan Waisak 2025 di Tzu Chi Makassar berlangsung khidmat pada Minggu, 11 Mei 2025, dengan mengusung tema "Membalas budi luhur Buddha, orang tua kita, dan semua makhluk hidup." Acara dihadiri 107 relawan dan tamu undangan.

Waisak di Tzu Chi Bandung, Menapaki Jalan Kebajikan

Waisak di Tzu Chi Bandung, Menapaki Jalan Kebajikan

16 Mei 2025

Dalam suasana penuh kehangatan, Peringatan Hari Waisak digelar di Aula Jing Si Tzu Chi Bandung Minggu, 11 Mei 2025. Acara ini dihadiri 367 tamu, termasuk para Bhikkhu dan Bhikkhuni dari berbagai wihara.

Merawat Batin, Membalas Budi, Refleksi Tzu Chi di Hari Waisak

Merawat Batin, Membalas Budi, Refleksi Tzu Chi di Hari Waisak

20 Mei 2025

Tzu Chi Medan memperingati Hari Waisak 2025 dengan penuh khidmat, dirangkai bersama Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia dengan Mengusung tema “Membalas Budi Luhur Buddha, Orang Tua, dan Semua Makhluk”.

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -