Khidmatnya Doa Bersama Waisak Pertama di Selatpanjang
Jurnalis : Wendy (Tzu Chi Batam), Fotografer : Angellyka, Ardiantoso, Willy (Tzu Chi Selatpanjang) Supardi, Wendy (Tzu Chi Batam)
Relawan dan masyarakat berdoa bersama dengan penuh ketulusan, memohon hujan dapat reda dan acara kegiatan dapat berlangsung.
Perayaan Hari Tri Suci Waisak tahun ini menjadi momen istimewa bagi masyarakat Kota Selatpanjang. Untuk pertama kalinya, Tzu Chi mengadakan perayaan Waisak yang berlangsung dengan khidmat di Lapangan Sekolah Patria Dharma, Sabtu 3 Mei 2025. Acara ini dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari relawan, anak-anak serta warga sekitar yang turut hadir dan merasakan makna mendalam dari peringatan Tri Suci Waisak.
Sebagai kegiatan Waisak pertama di Selatpanjang, Susi selaku Wakil Koordinator, menyampaikan proses persiapan menjelang terlaksananya acara. “Sebelum pelaksanaan, kami membagikan undangan dari rumah ke rumah, menjelaskan kepada warga dan mengajak mereka untuk bersama-sama menghimpun doa bersama,” ujarnya.

Djaya Iskandar (barisan tengah) menekankan bahwa peringatan Waisak merupakan momentum yang penting dan perlu dimaknai secara mendalam.

Metawati berharap acara doa bersama waisak ini sebagai momen untuk evaluasi diri, pengendalian diri, dan pengembangan spiritual.
Pelaksanaan perayaan di lapangan terbuka pada malam hari tentunya sangat menantang, terutama faktor cuaca. Hujan yang mengguyur Kota Selatpanjang akhir-akhir ini menimbulkan kekhawatiran tertundanya acara, bahkan dibatalkan perayaan. Djaya Iskandar, selaku Pemerhati Kantor Penghubung (KP) Selatpanjang menyampaikan kekhawatirannya melihat cuaca yang mendung sebelum acara dimulai.
“Sebenarnya saya sedikit khawatir karena cuaca adalah kehendak alam dan sulit diprediksi. Namun kami semua telah terlebih dahulu berdoa, dan setelah berdoa, lihatlah, hujan pun berhenti. Mungkin Buddha melihat ketulusan para relawan dari Kota Selatpanjang, sehingga hujan cepat reda,” tuturnya penuh keyakinan.
Menurut Djaya, di antara tiga hari besar perayaan Tzu Chi, perayaan Waisak adalah momen yang sangat penting. “Untuk Waisak, kita berbicara tentang ajaran Buddha. Kita menyampaikan Dharma agar masyarakat memahami apa itu Dharma, bagaimana cara mengikutinya, dan apa yang bisa kita lakukan,” jelasnya. Ia juga berharap para relawan di Selatpanjang dapat lebih giat belajar dan tekun dalam menjalankan ajaran Bodhisatwa.
Selain itu, Djaya menyampaikan harapannya terhadap pembangunan kantor penghubung yang baru di Selatpanjang. “Kami berharap masyarakat Selatpanjang dapat memberikan dukungan dan bersama-sama mewujudkan kantor penghubung yang baru ini. Dengan adanya kantor penghubung ini harapannya dapat memberikan banyak pelayanan bagi masyarakat setempat,” tutupnya.

Relawan dengan lembut membantu seorang anak membasuh tangan di hadapan Buddha sebagai wujud kesucian dan penghormatan.

Para peserta mengikuti prosesi Waisak dengan penuh syukur dan bersungguh hati.
Sementara itu, Metawati selaku penyelenggara Bimas Buddha di Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Meranti menyampaikan bahwa perayaan Hari Suci Waisak sebagai pengingat atas perjuangan dan pengorbanan agung Sang Guru, Buddha. Ia juga menekankan bahwa momentum Waisak menjadi saat yang tepat untuk melakukan evaluasi diri, pengendalian diri, dan pengembangan spiritual.
“Dengan tangan menyentuh air di depan altar Buddha, diserta tekad dalam hati untuk membersihkan diri dari kotoran batin, serta mengambil bunga sebagai simbol untuk bertekad dalam menjalankan ajaran Sang Buddha dan mempraktikkan jalan Bodhisatwa,” jelasnya.
Metawati berharap, melalui doa bersama Waisak, semangat spiritual masyarakat dapat terus bertumbuh.“Kegiatan ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus menjalankan ajaran Buddha, mengendalikan diri, dan mengembangkan praktik cinta kasih universal,” ungkapnya.
Melalui doa bersama ini, 446 insan dan 96 relawan dapat menumbuhkan kebijaksanaan dan welas asih dalam diri, menjernihkan batin, menciptakan masyarakat yang aman dan harmonis, serta mewujudkan dunia yang terbebas dari bencana.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait

Waisak 2025: Cinta Kasih Penuh Ketulusan Ke Segala Penjuru
14 Mei 2025Perayaan Waisak Tzu Chi di Kota Palembang berlangsung penuh khidmat. Relawan dan tamu undangan dalam semangat cinta kasih dan syukur, memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Merayakan Waisak Bersama Warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung dan Siswa Sekolah
04 Juni 2025Relawan Tzu Chi Medan memperingati Hari Raya Waisak 2569 BE / 2025 bersama warga di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung dan siswa-siswi dari dua sekolah binaan.

Doa Bersama dalam Perayaan Waisak Tzu Chi di Padang
21 Mei 2025Dalam semangat kebersamaan lintas iman, relawan dan tamu undangan bersatu dalam doa memperingati Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Kegiatan bertempat di Hotel Mercure, Jl. Purus VI, Padang.