Penyerahan kunci secara simbolis kepada 50 warga penerima bantuan program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tak Layak Huni di Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung.
Pada 1 Agustus 2025, menjadi Jumat berkah bagi 50 keluarga di Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. Relawan Tzu Chi menyerahkan kunci rumah kepada mereka sebagai tanda rampungnya rumah hasil renovasi melalui program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tak Layak Huni yang digagas oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).
Hengking Wargana, Wakil Ketua Tzu Chi Bandung, membuka acara dengan memberikan kata sambutan kepada warga. “Rasanya penuh syukur karena hari ini kami menyerahkan 50 kunci kepada 50 keluarga. Rumah mereka sekarang jauh lebih nyaman, tidur pun jadi lebih nyenyak. Yang terpenting, ini menjadi awal dari kehidupan baru yang lebih layak bagi mereka,” ujar Henking Wargana dalam sambutannya.
Suasana haru dan bahagia menyelimuti acara tersebut, rumah layak huni yang dulu hanya menjadi angan-angan saja, kini telah menjadi kenyataan. Titing salah satu warga yang menerima bantuan ini merasa sangat bersyukur, rumah seluas 35 m2 yang dihuni bersama anak dan cucunya kini menjadi lebih nyaman dan sehat tentunya.
Titing merasa bahagia rumahnya kini menjadi lebih nyaman dan sehat. Ia tidak harus berdesak-desakan lagi dengan anak dan cucunya untuk bergantian tidur.
Kunjungan relawan ke rumah Titing sebelum di renovasi. Kunjungan dilakukan relawan untuk memastikan kebutuhan yang diperlukan untuk merenovasi rumah Titing.
“Ya makasih ya bantuanya, barangnya sudah beres, rumahnya sudah beres. Dulu memang tidak bisa tidur juga, banyak tikus, kaki juga pernah digigit tikus sampai dibawa ke dokter. Tikusnya banyak dan gede-gede, sekarang sudah tidak ada, sekarang enak buat tidur,” cerita Titing.
Sejak ditinggal suaminya pada 2011 silam, Titing hanya menggantungkan hidupnya dari penghasilan anaknya yang hanya berkerja sebagai buruh serabutan. Penghasilannya hanya mampu untuk makan sehari-hari, dan tanpa bisa menyisihkan uang untuk merenovasi rumahnya. Dengan usia yang tak muda lagi Titing hanya bisa pasrah dalam keadaan.
“Dulu saya kerja di toko kurnia di Jalan Raya, tapi sekarang nganggur karena sudah tua, sudah tidak dengar kupingnya. Dulu dengan suami kerja, sekarang suami sudah tidak ada meninggal tahun 2011. Saya tinggal sama anak-anak dan cucu. Sekarang cuma anak-anak saja yang ngasih untuk kehidupan sehari-hari,” cerita Titing penuh haru.
Kondisi rumah Titing sebelum direnovasi. Rangka pintu dan jendela tampak sudah tua dan harus diganti.
Kini pada bagian depan rumah Titing sudah tampak rapih. Pintu dan jendela sudah diganti dan pada bagian atap juga sudah diganti dengan yang baru.
Program ini tidak hanya memperbaiki fisik rumah, tetapi juga menghidupkan kembali harapan para penghuninya karena rumah bukan sekadar tempat berteduh, melainkan ruang di mana rasa aman dan kenyamanan tercipta. Dari rumah pula, ruang hidup terbentuk, aktivitas berlangsung, dan harapan akan lahirnya generasi bangsa yang baik tumbuh.
Sunawan salah satu relawan Tzu Chi Bandung, berharap dengan keadan rumah warga yang sudah lebih aman dan sehat mereka dapat menjalani kehidupan dengan bahagia, dan untuk anak-anak dapat berkumpul dengan penuh suka cita bersama keluarga.
“Diharapkan mereka bisa menjadi keluarga yang lebih baik lagi karena dengan kondisi rumah yang lebih baik tentunya keluarga, orang tua, anak-anak bisa berkumpul di rumah, anak-anak tidak berkeliaran di luar. Karena jauh sekali perbedaan sebelum di bedah sama sekarang banyak sekali masyarakat yang sangat berterima kasih kepada Tzu Chi, donatur, dan relawan yang telah melakukan proses renovasi ini. Kami dari relawan Tzu Chi berharap ke depannya masyarakat yang menerima bantuan bisa melanjutkan kehidupannya menjadi lebih baik karena kondisi rumahnya sudah lebih baik” doa dan harapan Sunawan.
Editor: Fikhri Fathoni