Menebar Kebahagiaan di Penghujung Tahun

Jurnalis : Nur Maghfiroh (He Qi Utara), Fotografer : Benny Halim (He Qi Utara)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi Hu Ai Jelambar berkunjung ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 di Cengkareng, Jakarta Barat pada hari Minggu, 15 Desember 2013..

 "Kebahagiaan adalah perasaan gembira yang berasal dari dalam hati, bukan merupakan kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.


-Kata Perenungan Master Cheng Yen-

Mungkin kata “bahagia” adalah kata yang tepat untuk oma dan opa ketika melihat kedatangan relawan Tzu Chi Hu Ai Jelambar ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 di Jakarta Barat. Minggu, 15 Desember 2013 sekitar 24 relawan untuk ketiga kalinya berkunjung ke Panti Werdha ini. Berdasarkan informasi dari Slamet, pengurus panti tersebut bahwa saat ini memang sedang cukup banyak oma dan opa yang tinggal di sana. “Di sini ada 73 penghuni panti, karena Panti Werdha yang di Jelambar sedang renovasi maka sudah hampir setahun ini mereka dialokasikan sementara di Panti Cengkareng tepatnya di Wisma Papua, tetapi akhir Januari 2014 nanti akan pulang kembali ke Jelambar,” terangnya.

Pukul 07.30 WIB, relawan berkumpul di Taman Harapan Indah Jelambar, kemudian bersama–sama menuju ke tempat tujuan. Sekitar pukul 08.30 WIB tiba, Opa Robert yang kebetulan sedang berolah raga langsung menyambut relawan dengan bahagia bagaikan kedatangan keluarga besarnya dan langsung ikut membantu membawakan barang untuk keperluan kunjungan. Sesampainya di Wisma Papua, relawan dan oma/opa saling melepaskan rindu, senyum, dan tawa bahagia pun terdengar.  Setelah itu satu persatu relawan mulai meminta izin agar rambut dan kuku opa dan oma yang sudah panjang bersedia dirapikan. Setelah disetujui oleh oma/opa, dengan cekatan relawan mulai merapikan rambut dan kuku oma dan opa.

foto  foto

Keterangan :

  • Salah seorang Opa menyambut relawan yang hadir sekaligus membawakan barang bawaan relawan, bagaikan menyambut anggota keluarga yang datang (kiri).
  • Dengan antusias para opa dan oma mengikuti acara yang sudah disusun oleh insan Tzu Chi (kanan).

Selama menunggu giliran, Opa Iskandar bercerita tentang kehidupannya sebelum  dan sesudah di panti. Tinggal jauh dengan keluarga membuat kepribadian Opa menjadi lebih terbuka dengan orang atau relawan yang datang menjenguknya. Merasa diperhatikan dan menjadi keluarga sendiri adalah kata yang tepat kepada siapa pun yang datang ke panti.

Sekitar pukul 11.00 WIB, acara kebersamaan pun dimulai. Menari dan menyanyi adalah acara yang paling ditunggu oleh Opa dan Oma. Senyuman dan kegembiraan terpancar di raut wajah mereka. Para relawan juga terlihat begitu bahagia ketika acara kebersamaan dimulai. Mereka memberikan semangat kepada Opa dan Oma dengan bertepuk tangan dan ikut bernyanyi. Bahkan beberapa Opa dan Oma yang fisiknya sedang sakit pun tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menghibur dan memberikan kebahagiaan untuk sesama dengan ikut menyumbangkan lagu meskipun liriknya sebagian sudah lupa.

Acara ditutup dengan  pembagian bingkisan berupa makanan ringan, sarung, dan balsam. Relawan membagikan bingkisan tersebut satu persatu dengan tidak melupakan budaya humanis Tzu Chi. Ucapan “Gan En”, Selamat Natal dan Tahun Baru adalah ucapan yang diucapkan setiap relawan kepada Opa dan Oma. Mereka menyambut ucapan relawan dengan senyuman bahkan ada yang memeluk erat seakan mereka tidak ingin relawan pulang dan meninggalkannya. Sungguh perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika melihatnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Salah satu relawan dengan lembut memangkas rambut oma agar terlihat segar dan rapi kembali (kiri).
  • Sebelum berpamitan,relawan memberikan bingkisan untuk para opa dan oma dalam rangkat menyambut Natal dan Tahun Baru (kanan).

Dalam acara ini, Veronica Rusli Shijie sebagai koordinator kegiatan di Panti Werdha  menjelaskan bahwa acara ini diadakan untuk menghibur oma dan opa agar tidak merasa kesepian dan juga membantu menemani opa dan oma dalam proses adaptasi di tempat baru sementara panti mereka direnovasi. Relawan juga dapat bersumbangsih dan belajar dari Opa dan Oma. Dan yang paling penting adalah membangkitkan rasa berbakti relawan terhadap orang tua sendiri karena berbakti adalah akar dari segala kebajikan.

Akhirnya pukul 12.00 WIB, acara pun berakhir, relawan mengucapkan salam perpisahan kepada Opa dan Oma dan berjanji akan bertemu kembali di Panti Werdha Jelambar di tahun 2014 nanti. Relawan Tzu Chi merasa bahagia dan terharu dengan sambutan hangat dari Opa dan Oma terhadap kedatangan mereka. Senyuman dan perasaan bersyukur dengan kehidupan saat ini adalah ekspresi yang tersirat jelas di raut wajah relawan. Walaupun Opa dan Oma tersebut bukan keluarga mereka tetapi relawan memperlakukan mereka seperti orang tua sendiri, dengan sebuah kasih yang universal.

  
 

Artikel Terkait

Anak-anak di Rumah Kasih

Anak-anak di Rumah Kasih

09 Juli 2010
“Filemon” berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Penuh dengan kasih”. Ini sebabnya Oma Sie Gwik Nio memilih kata itu sebagai nama rumah asuh tersebut. Oma berharap dapat membimbing anak–anak ini supaya menjadi penuh dengan kasih, sesuai dengan nama rumah mereka.
Mendalami Bab Sifat Luhur dalam Wu Liang Yi Jing

Mendalami Bab Sifat Luhur dalam Wu Liang Yi Jing

02 Juli 2018
Untuk lebih memaknai ajaran Master Cheng Yen, para relawan mengadakan bedah buku Sutra Makna Tanpa Batas pada 28 Juni 2018. Kegiatan yang bertempat di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng ini dihadiri oleh 50 relawan Tzu Chi.
 Perhatian untuk Warga Bantargebang dan Tambun Bekasi

Perhatian untuk Warga Bantargebang dan Tambun Bekasi

17 Juni 2020

Mabes TNI yang diwakili oleh Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI, Mayjen TNI George Elnadus Supit, S.Sos bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan PT. Waskita mememberikan bantuan 3.000 paket sembako untuk warga Bekasi, khususnya Kecamatan Bantargebang.

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -