Mengenali Budaya Indonesia

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

fotoKetua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei tengah menjelaskan tentang sejarah berdirinya Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi kepada guru dan siswa SMA Tzu Chi Hualien, Taiwan.

Master Cheng Yen mengatakan bahwa kita hanya satu kali melewati masa muda dalam masa kehidupan ini. Oleh karena itulah, kita mesti menghargai hidup kita. Apakah kita berusia muda, paruh baya, atau senja, kita harus memanfatkan kemampuan kita dengan sebaik-baiknya karena kita tidak dapat memutar balik roda waktu dan menjadi muda kembali.

Pada tanggal 31 Juli 2011, murid-murid SMA Tzu Zhong dari Hualientiba di Indonesia. Pada hari itu juga mereka berkunjung ke Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi dan Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat untuk mengenal lebih dekat mengenai lingkungan dan sejarah berdirinya kedua bangunan ini di Indonesia.

Pada hari ke-2 (1 Agustus 2011), mereka mengunjungi Sekolah Tzu ChiIndonesia yang berada di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Di Sekolah Tzu Chi ini mereka mendapatkan penjelasan mengenai visi dan misi pendidikan di Sekolah Tzu Chi  dan sejarah berdirinya sekolah. Seusai penjelasan mengenai visi dan misi, para murid kemudian diajak berkeliling melihat fasilitas-fasilitas yang ada di Sekolah Tzu Chi Indonesia.

foto  foto

Keterangan :

  • Para siswa SMA Tzu Chi Taiwan memperoleh penjelasan tentang sejarah berdirinya RSKB Cinta Kasih Tzu Chi yang berada di dalam area Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. (kiri)
  • Para murid SMA Tzu Zhong berbaris dengan rapi untuk berkeliling melihat fasilitas-fasilitas yang ada di Sekolah Tzu Chi Indonesia PIK Jakarta Utara. (kanan)

Usai berkeliling, mereka mencoba mengajak para siswa-siswa Sekolah Tzu Chiuntuk mengenal arti sebuah kata perenungan Master Cheng Yen: “Anak yang berbakti adalah anak yang penuh berkah.” Mereka memberi contoh seorang ibu yang sedang mengandung harus bersusah payah bekerja dan membersihkan rumah sambil menjaga kandungannya. Untuk membuat perumpamaan ini terasa nyata, para siswa-siswi Sekolah Tzu Chi Indonesia harus memakai celemek yang diisi dengan bola-bola dan harus berjalan melewati rintangan.

“Tujuan mereka datang ialah untuk bertukar informasi dan pengalaman mereka selama mengikuti pendidikan di sekolah mereka kepada para siswa-siswi Sekolah Tzu Chi Indonesia. Mengingat bahwa Sekolah Tzu Chi Indonesia baru saja berdiri, kunjungan mereka sangatlah perlu karena mereka telah berpengalaman,” kata Sudiharto Sridjaja, relawan Tzu Chi yang aktif di misi pendidikan. “Mudah-mudahan kedisplinan mereka dalam duduk, berjalan, dan berbaris bisa ditiru oleh para siswa-siswi Sekolah Tzu Chi Indonesia,” Sambungnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Para siswa dan siswi Sekolah Tzu Chi Indonesia diajak untuk ikut merasakan kesusahan ibu selama 9 bulan mengandung melalui sebuah permainan yang menyenangkan.(kiri)
  • Berkunjung ke stasiun DAAI TV Indonesia dimanfaatkan oleh para siswa SMA Tzu Chi Hualien ini untuk melakukan casting di depan kamera. (kanan)

Setelah selesai mengunjungi Sekolah Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, para murid SMA tersebut berkunjung ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan DAAI TV Indonesia. “Saya merasa sangat senang karena telah datang kemari. Melihat Sekolah Tzu Chi  yang sangat bagus, semua siswa dan siswinya telah memahami bahasa Mandarin dan bahasa Inggris dengan baik. Tidak hanya itu, pengertian budaya humanis juga telah tertanam di benak anak-anak tersebut,” ucap Lai Hsin Hua (15), Murid SMA Hualien yang sebentar lagi akan naik ke kelas 2 SMA, “saya juga berharap teman-teman saya yang lain dapat datang untuk menyaksikan langsung kiprah Tzu Chi di Indonesia.”

  
 

Artikel Terkait

Menumbuhkan Rasa Peduli

Menumbuhkan Rasa Peduli

17 Desember 2010 Pagi itu, 16 Desember 2010, komunitas ibu-ibu pengusaha kursus ini datang ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di gedung ITC Manga Dua Lantai 6 untuk menyerahkan dana yang sudah terkumpul dari para anggotanya. Mereka ingin mengetahui kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi di Indonesia.
Suara Kasih: Mendidik dengan Welas Asih

Suara Kasih: Mendidik dengan Welas Asih

10 Februari 2012 Kita harus menggunakan metode yang tepat dalam mendidik murid dengan ketulusan hati. Apakah cara yang harus kita lakukan? Kita harus memperlakukan murid dengan welas asih seorang ibu dan kebijaksanaan guru. Hati ibu adalah hati yang penuh dengan welas asih.
Memberikan Kebahagiaan dalam Menyambut Hari Raya Idul Fitri

Memberikan Kebahagiaan dalam Menyambut Hari Raya Idul Fitri

05 April 2024

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun membagikan bingkisan paket lebaran kepada penerima bantuan Tzu Chi. Sebanyak 20 penerima bantuan datang bersama keluarga, dan disambut hangat oleh relawan Tzu Chi.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -