Menjadi Penerang Diri Sendiri dan Orang Lain

Jurnalis : Wismina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Tommy Sulianto, Tomy (Tzu Chi Pekanbaru)

Menaati Protokol kesehatan, seluruuh relawan yang ikut dalam Pemberkahan Akhir Tahun melakukan cek suhu, cuci tangan, dan semprot disinfektan sebelum memasuki ruang acara. Relawan juga diharuskan sudah mengikuti dua kali vaksinasi.

Selama pandemi, kesempatan relawan untuk berkumpul bersama menjadi sangat jarang. Dengan memanfaatkan momen Pemberkahan Akhir Tahun 2021, 9 Januari 2022, relawan Tzu Chi Pekanbaru berkumpul di Kantor Perwakilan Tzu Chi Pekanbaru untuk menerima berkah. Kegiatan tersebut diselenggarakan dengan menaati protokol kesehatan. Sepanjang kegiatan, relawan bersama-sama bersyukur atas perjalanan tahun 2021 yang baru dilewati dengan selamat serta menumbuhkan ketulusan dalam menyambut tahun baru, tahun 2022.

Sesuai dengan tema dan arahan Master Cheng Yen di tahun 2022, yakni “Bervegetaris, Melindungi Kehidupan dan Giat Menciptakan Berkah; Bersama menebarkan kebajikan serta cinta kasih dengan Keyakinan, Ikrar dan Praktik, relawan Tzu Chi Pekanbaru melakukan pementasan Drama berjudul Dalam Sebersit Niat. Drama ini mengisahkan bahwa sesungguhnya semua makhluk hidup berdampingan di alam semesta ini. Dalam drama ini ada yang berperan sebagai pohon, hewan, dan pemburu (manusia). Selain itu juga ada penyelaman Sutra Pertobatan Air Samadhi – Bab Rintangan Noda Batin.

Drama Dalam Sebersit Niat membuat pementas menyadari bahwa dengan sebersit niat bisa merusak alam dan juga hanya dengan sekilas niat bisa membuat alam kembali membaik.

Asep yang ikut ambil bagian dengan peran sebagai hewan di drama musikal ini mendapatkan kesan menarik. “Yang saya dapatkan adalah sebuah kesadaran, bahwa ternyata manusia adalah makhluk yang banyak berbuat tidak baik.Tetapi manusia juga bisa berbenah, memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi dengan menjadi vegetarian dan mengasihi semua makhluk,” ujar Asep.

Demikian juga dengan Wiliyanti yang berperan sebagai pohon. “Waktu mau latihan, ada liat dramanya dulu. Pas lihat bagian manusia membunuh hewan dan memasak hewan-hewan, benar-benar ngeri banget lihatnya. Menyadari ternyata manusia kejam kali, tidak memikirkan perasaan makhluk lain. Lebih tersadar, harusnya kita manusia lebih menghargai kehidupan makhluk lain terutama hewan-hewan,” tutur Wiliyanti. Ia menambahkan, “Sebenarnya saya sudah mulai ingin bertekad untuk bervegetaris seperti yang disampaikan oleh Master. Makan pagi dan siang sudah mulai makan vegetaris. Pelan-pelan kalau di rumah ada masak daging pun, makannya hanya makan sayur saja.”

Relawan juga menyelami Sutra Pertobatan Air Samadhi – Bab Rintangan Noda Batin, dengan memeragakan isyarat tangan, relawan belajar bertobat satu persatu dan memperbaiki tabiat masa lalu dan membina masa depan.

Tidak hanya para pemeran yang mendapatkan kesan tersendiri, Rina yang melihat pementasan drama musikal menuturkan sempat meneteskan air mata. Rina yang sudah bervegetaris sangat menyadari arti sebuah kehidupan. Ia menyadari bahwa semua makhluk adalah saling bergantungan. Begitu juga dengan Yanti, yang merasakan bahwa dengan sebersit niat kita dapat mengubah dunia.

Yanti sangat merasakan bahwa dengan sebersit niat kita dapat membangkitkan welas asih, dengan sebersit niat kita dapat mencegah pembunuhan dan juga melindungi bumi. Selain itu, dari penyelaman Sutra Pertobatan Air Samadhi – Bab Rintangan Noda Batin dan bedah buku, Yanti juga merasakan semakin memahami ajaran Buddha, bahwa sesungguhnya ajaran Buddha adalah seperti kehidupan sehari-hari dan bisa dipraktikkan dalam kehidupan. “Memang mengubah tabiat buruk tidak segampang yang kita ngomong, tapi setidaknya ketika kita emosi, kita bisa lebih cepat sadar dan bisa berbalik berpikir kembali untuk apa saya marah, dan harus lebih berlapang dada,” ungkap Yanti.

Relawan Tzu Chi Pekanbaru menyatukan hati, bersama-sama membangkitkan tekad dan berikrar, dengan harapan ikrar yang telah dipanjatkan akan menjadi penuntun dalam menetapkan langkah untuk mengemban misi visi Tzu Chi.

Di penghujung acara, relawan Tzu Chi Pekanbaru juga menyatukan hati, bersama-sama membangkitkan tekad dan berikrar, dengan harapan ikrar yang telah dipanjatkan akan menjadi penuntun dalam menetapkan langkah untuk mengemban misi visi Tzu Chi.

Ikrar relawan Tzu Chi Pekanbaru pada Pemberkahan Akhir Tahun 2021 - 9 Januari 2022: “Menerangi diri sendiri dan orang lain, bagaikan kunang-kunang yang memancarkan cahaya terang demi diri sendiri dan orang lain, Bervegetaris dan menyosialisasikan Vegetaris “Saya Bersedia”, Mendengar Dharma dan menyebarkan Dharma “Saya Giat Maju”, Menggalang Bodhisatwa hingga jutaan tak terhingga, Bersatu hati, Harmonis, Saling Menyayangi, Bergotong Royong mengemban misi dan mewujudkan visi dengan Keyakinan, Ikrar, dan Praktik.”

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

PAT 2023: Sukacita Bersumbangsih di Lahan Berkah Tzu Chi

PAT 2023: Sukacita Bersumbangsih di Lahan Berkah Tzu Chi

23 Januari 2024

Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun terdapat beberapa sharing inspiratif dari relawan amal, relawan pemerhati rumah sakit, dan relawan pendidikan. Selain itu juga terdapat 5 relawan komite yang dilantik.

PAT 2018: Wu Liang Yi Jing, Peta Jalan Relawan Tzu Chi

PAT 2018: Wu Liang Yi Jing, Peta Jalan Relawan Tzu Chi

20 Januari 2019

Isyarat Tangan Wu Liang Yi Jing (Sutra Makna Tanpa Batas) yang menjadi tema utama Pemberkahan Akhir Tahun 2018 sesi relawan pekan lalu, kembali ditampilkan di Pemberkahan Akhir Tahun sesi umum hari ini, Minggu, 20 Januari 2019. 

Menyempatkan Donor Darah di Sela-sela Pekerjaan

Menyempatkan Donor Darah di Sela-sela Pekerjaan

22 Maret 2019
Tzu Chi Sinar Mas kembali mengajak para karyawan sekitar gedung perkantoran MSIG Tower di Jakarta Selatan untuk berbuat kebaikan melalui donor darah dan Penuangan Celengan Bambu, 12 Maret 2019. 
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -