Relawan Tzu Chi bahu-membahu menurunkan barang bantuan dari truk.
Musibah banjir kembali menerjang Desa Marah Haloq, Kecamatan Telen, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Hujan deras yang mengguyur setiap hari di wilayah ini menyebabkan naiknya permukaan air Sungai Telen. Akibatnya, air sungai meluap dan menggenangi permukiman warga yang berada di sepanjang bantaran sungai. Desa Marah Haloq menjadi salah satu wilayah yang terdampak cukup parah. Ini merupakan banjir kedua sepanjang tahun 2025, dengan tingkat genangan yang lebih tinggi dibandingkan banjir pada bulan Januari. Diperkirakan sekitar 100 rumah warga terendam.
Relawan Xie Li Kalimantan Timur 2 Rantau Panjang segera melakukan survei kebutuhan warga pada Kamis (8/5/25). Selanjutnya, pada Sabtu (10/5/25), bantuan berupa bahan pangan disalurkan kepada warga Desa Marah Haloq. Meski Sungai Telen masih mengalir deras dan jumlah relawan yang dapat turut serta terbatas, hal ini tidak menyurutkan semangat untuk menyalurkan bantuan darurat. Tepat pukul 14.30 WITA, para relawan berangkat menuju lokasi dengan kapal yang mengangkut kendaraan dan barang bantuan. Syukurlah, cuaca hari itu cerah sehingga perjalanan selama kurang lebih 1,5 jam berjalan lancar.
Warga juga turut membantu menurunkan barang bantuan. Wujud kepedulian dan kebersamaan di tengah musibah.
Sesampainya di Desa Marah Haloq, para relawan disambut hangat oleh Kepala Desa Gusti Mandala dan perangkat desa lainnya. Bersama mereka, relawan bergerak menuju titik pengumpulan bantuan. Sepanjang perjalanan, tampak genangan banjir merendam rumah dan jalan desa. Banyak warga hanya bisa berkumpul di rumah karena sulitnya akses keluar. Namun bagi anak-anak, genangan air justru menjadi tempat bermain dan berenang dengan riang.
“Sebelum air naik, kami sempat belanja untuk persiapan. Tapi sekarang sudah sulit keluar rumah,” ujar Neti kepada salah satu relawan. Selain kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, banjir ini juga berdampak pada penghasilan warga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan. “Kalau sudah begini, kami tak bisa bekerja. Penghasilan otomatis berkurang, kadang malah tidak ada,” tutur Rini.
“Banjir kali ini lebih besar dari bulan Januari. Dulu kita bisa kirim bantuan sampai RT 03, sekarang hanya sampai Masjid RT 02,” tambah Kepala Desa Gusti Mandala.
Dalam perjalanan menuju lokasi penyerahan bantuan, beberapa relawan membantu mengarahkan truk yang harus berjalan mundur karena akses jalan tertutup air. Para relawan bahu-membahu menurunkan dan menyusun bantuan di Masjid RT 02. Proses estafet pemindahan bantuan dari truk membentuk pemandangan indah—simbol jalinan jodoh baik antara relawan dan warga Desa Marah Haloq.
Relawan Tzu Chi memberikan langsung bantuan kepada warga yang terkena dan terdampak musibah bajir.
"Kami turut berduka atas musibah banjir kedua yang melanda Desa Marah Haloq tahun ini. Semoga ini menjadi yang terakhir dan bantuan yang kami bawa bisa sedikit meringankan beban warga," ucap Indra Kurniawan, salah satu relawan yang turut menyerahkan bantuan.
“Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi, Sinar Mas, dan semua pihak yang selalu sigap membantu kami setiap kali bencana datang,” ungkap Kepala Desa penuh haru.
Dalam perjalanan pulang, para relawan harus menempuh waktu sekitar 2,5 jam karena harus melawan arus sungai. Semoga kehadiran dan bantuan yang diberikan dapat sedikit mengobati kesulitan warga Desa Marah Haloq. Semoga banjir segera surut dan kehidupan warga kembali normal.
Editor: Hadi Pranoto