Merekrut Bodhisatwa Baru

Jurnalis : Setiya Rini (Tzu Chi Batam), Fotografer : Mieli (Tzu Chi Batam)

fotoRelawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Sosialisasi Calon Relawan untuk menggalang Bodhisatwa lebih banyak lagi di kota ini.

“Kebaikan dan kejahatan sedang tarik menarik. Kita perlu merekrut lebih banyak Bodhisatwa demi menambah kekuatan baik.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

Kantor Penghubung Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menggelar Sosialisasi Calon Relawan pada hari Minggu, 6  November  2011, yang dimulai pukul 09.30 WIB dan selesai pukul 14.00 WIB. Acara tersebut diadakan di Kantor Penghubung Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang diikuti 76 relawan, diantaranya 3 komite, 8 relawan biru putih, 14 relawan abu putih, dan 51 calon relawan. Pelatihan ini digelar dengan tujuan untuk membina relawan baru dengan mensosialisasikan budaya Tzu Chi dan mengenalkan misi dan visi Tzu Chi.

Acara dibuka dengan menyanyikan Mars Tzu Chi. Selama acara berlangsung dipandu oleh Dewi dan Ema Shijie. Acara berlangsung dengan tertib dan khidmat. Para relawan juga dilatih tata krama  dalam Tzu Chi yang disampaikan oleh Nelly Shijie. Terdapat pula pemutaran video Ceramah Master Cheng Yen. Para relawan sangat antusias dan sukacita dalam mengikuti acara tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Pelatihan ini diadakan dengan tujuan untuk membina relawan baru dengan mensosialisasikan budaya Tzu Chi dan mengenalkan misi dan visi Tzu Chi. (kiri)
  • Sosialisasi Calon Relawan ini diadakan di Kantor Penghubung Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang diikuti 76 relawan (3 komite, 8 relawan biru putih, 14 relawan abu putih, dan 51 calon relawan). (kanan)

Tidak kalah menarik juga materi yang disampaikan oleh Budi Shixiong tentang sejarah berdirinya Tzu Chi. Materi ini disampaikan supaya para relawan mengerti mengapa Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Budha Tzu Chi.

Para relawan abu putih dan biru putih sangat kreatif. Hal ini ditunjukkan lewat drama yang ditampilkan di sela-sela penyampaian materi. Drama yang ditampilkan sangat lucu sehingga menimbulkan tawa para peserta. Tetapi di balik itu, drama ini sebenarnya mengandung pesan kesederhanaan dalam penampilan. Drama tersebut mengisahkan seorang relawan yang akan mengikuti acara bedah buku, tetapi telat datang  karena ke salon terlebih dahulu. Dengan tampilan yang menawan dan dandanan yang mencolok, relawan tersebut datang dengan terburu-buru. Sampai di tempat acara relawan tersebut protes karena disuruh datang cepat, padahal di salon belum selesai. Akirnya ia dinasehati para relawan yang lain. Nasihat itu dapat diterimanya dan ia pun mengerti bahwa penampilan seorang relawan harus sederhana. Selain penampilan drama, para relawan juga diajari isyarat tangan (Shou yu) yang merupakan bagian dari misi budaya humanis Tzu Chi. Isyarat tangan dengan lagu bertemakan “Vegetarian”itu diperagakan dengan penuh kegembiraan. Dengan bervegetarian tubuh kita akan menjadi lebih sehat.

foto  foto

Keterangan :

  • Para peserta juga mendengarkan sharing dari salah seorang keluarga yang menerima bantuan dari Tzu Chi. (kiri)
  • Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun Ong Lie Fong mengajak semua relawan untuk melaksanakan ajaran Buddha dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari. (kanan)

Sesi terakhir Sukmawati Shijie menyampaikan materi tentang sharing kasus (alm.) Tan Yong Yong. Dalam sesi tersebut hadir seorang ibu bersama 3 anaknya yang masih kecil-kecil. Anak pertama masih kelas 4 SD, anak kedua kelas 1 SD, dan anak terakhir masih Balita. Keluarga tersebut telah mendapat bantuan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun berupa biaya hidup dan biaya sekolah anak-anak. Suami ibu tersebut, (alm.) Tan Yong Yong, sebelum meninggal karena penyakit  tumor, juga mendapat bantuan biaya pengobatan dari Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.

Di penghujung acara, yaitu acara pesan dan kesan dari para relawan. Pesan dan kesan dari relawan abu putih diwakili oleh Purwanto Shixiong. Purwanto selama mengikuti kegiatan Tzu Chi sangat terkesan dengan kunjungan kasih yang diikutinya. Dia mengungkapkan bahwa di balik kehidupannya yang pas-pasan ternyata masih ada yang lebih membutuhkan uluran tangan.Relawan biru putih diwakili oleh Kartono Shixiong yang mengajak kita untuk hidup lebih hemat guna membantu mereka yang membutuhkan bantuan. Selain itu juga ia mengharapkan agar seluruh relawan saling pengertian dan toleransi. Dan sangat baik sekali kita dapat bergabung di Tzu Chi karena kita dapat membantu orang lain dengan tanpa pamrih. Yang terakhir adalah pesan dan kesan dari Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Ong Lie Fong Shijie. Ong Lie Fong mengajak relawan semua untuk melaksanakan ajaran Buddha dalam pergaulan dan kehidupa sehari-hari. Apabila mengalami rintangan hidup, kita mesti menjaga hati kita ini dan mempelajari sifat Budha yang murni tanpa ternoda. Master Cheng Yen demi semua makluk di dunia ini telah melakukan banyak perbuatan amal, dan master juga mengharapkan agar kita dapat memurnikan hati orang lain dan menghilangkan penderitaan semua makhluk.  Semoga kita semua dapat terjun dan berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Acara diakhiri dengan menyanyikan lagu “Yi Jia Ren” (Satu Keluarga).

 

 


Artikel Terkait

Kamp Anak Asuh Beasiswa Karir (bagian 1)

Kamp Anak Asuh Beasiswa Karir (bagian 1)

04 Maret 2014 Pada tanggal 1-2 Maret 2014, Tzu Chi mengadakan kamp bagi anak asuh yang tergabung dalam program beasiswa karier. kamp ini diadakan agar anak-anak dapat lebih mengenal apa itu Tzu Chi.
Padang: Untukmu Ranah Minang

Padang: Untukmu Ranah Minang

05 Oktober 2009
Setelah melalui perjalanan lebih kurang dua setengah jam dari Jakarta, akhirnya tim kedua dari Tim Tanggap Darurat Tzu Chi tiba dengan selamat di tanah Minang.
Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138: Belajar Merawat Cinta dari Heru dan Tien

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138: Belajar Merawat Cinta dari Heru dan Tien

30 Mei 2023

Heru Suwardi (81) dan Tien Kartini (72), sepasang suami istri yang katanya ingin susah dan senang bersama, sama-sama menjalani operasi katarak pada Bakti Sosial Tzu Chi ke-138 di Tzu Chi Hospital Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. 

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -