Penampilan memukau dari Tim Shou Yu yang membawakan lagu isyarat tangan berjudul ‘Sutra Makna Tanpa Batas: Bab Pembuka’ dengan formasi menyerupai bunga teratai.
Satu hari, satu langkah untuk membangkitkan kasih sayang di kalangan Generasi Z, inilah semangat yang diusung dalam Pelatihan Muda-Mudi Tzu Chi (Tzu Ching) yang diikuti 128 peserta serta didukung oleh 77 relawan. Pelatihan ini berlangsung di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara serta secara daring bersama Tzu Ching Wilayah (luar kota) pada 27 April 2025.
“Pelatihan Tzu Ching ini mengusung tema ‘One Day, One Step: Igniting Compassion in Gen Z’. Harapannya, pelatihan ini tak hanya mengenalkan Tzu Chi dan Tzu Ching kepada peserta, tetapi juga menumbuhkan nilai cinta kasih dan nilai-nilai luhur Tzu Chi seperti bersyukur, menghormati, mencintai, bersukacita, berwelas asih, harmoni, kebaikan, kejujuran, kebijaksanaan, dan integritas,” ungkap Regina Lucky Surjadi, Ketua Pelaksana Pelatihan Tzu Ching 2025.
Regina (keempat dari kanan), ketua pelaksana Pelatihan Tzu Ching sekaligus ketua Tzu Ching wilayah Utara.
Nadya (kedua dari kiri, baris pertama) berfoto bersama Grup 11 saat sesi Jing Si Tour di pos Jiang Jing Tang.
Pelatihan diawali dengan penampilan Mars Tzu Ching oleh Tim Shou Yu yang memukau lewat isyarat tangan. Dilanjutkan oleh Daniel Tanuwijaya, Ketua Tzu Ching Indonesia, yang memaparkan struktur kepengurusan Tzu Ching di tiap wilayah. Henry, Ketua Tzu Ching Tangerang, mendapat kesempatan sebagai ketua kelas dan memperkenalkan tata krama sebagai bagian dari budaya humanis, sambil mempraktikkan cara berjalan, memutari meja, dan duduk dengan baik di meja makan.
Tak ketinggalan, materi pengenalan Tzu Chi dan sosok penting di baliknya, Master Cheng Yen, disampaikan oleh Suriadi, Direktur Umum Tzu Chi Hospital. Ia memaparkan visi, empat misi utama Tzu Chi, serta delapan jejak Dharma yang mencakup misi amal, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, bantuan bencana internasional, donor sumsum tulang, pelestarian lingkungan, dan relawan komunitas. Suriadi juga menjelaskan sejarah perkembangan Tzu Chi di Hualien serta makna filosofis logo Tzu Chi dan Tzu Ching. Selanjutnya, Miss Caroline membawakan materi tentang pentingnya belas kasih dan cinta kasih sebagai latihan sehari-hari untuk menumbuhkan rasa syukur, sesuai ajaran Master Cheng Yen.
Antusiasme peserta Tzu Ching dan mentor saat mengikuti sesi kuis mengenai Tzu Chi.
Erika Aurelia dan Kennardy Salim membagikan pengalaman mereka saat mengikuti Tzu Ching Global Camp Internasional di Taiwan.
Materi-materi penuh makna ini menjadi wawasan baru yang mengesankan bagi para Tzu Ching baru. Salah satunya, Nadya Nuria, mengaku terkesan dengan filosofi bunga teratai yang menjadi elemen utama logo Tzu Chi.
“Bagian yang paling aku suka itu filosofi tentang bunga teratai yang bisa hidup di lingkungan apa pun, karena cukup relate dengan kehidupanku,” ungkap Nadya.
Selain mendengarkan materi, para peserta juga berkesempatan mengikuti tur Aula Jing Si dengan lima titik pos yang dikunjungi dalam kelompok kecil. Lima pos tersebut meliputi relief kehidupan, Exhibition Hall & Jing Si Living, Jiang Jing Tang, Fu Hui Ting & Rupang, serta Pondok Master & Lapangan Teratai. Di setiap pos, Xue Zhang Xie memaparkan filosofi dan sejarah, serta memberikan kesempatan peserta untuk bertanya, sebelum akhirnya kelompok menerima secarik kertas berisi pertanyaan yang harus mereka jawab.
Sesi Sharing Experience oleh Kelompok Tzu Ching Tangerang yang disampaikan oleh Daniel Tanuwijaya, Henry, dan Elaine.
Foto bersama seluruh peserta pelatihan, panitia Tzu Ching, dan Xue Zhang Jie.
Berlanjut ke sesi berikutnya, pengalaman Tzu Ching Global Camp Internasional di Taiwan turut dibagikan. Erika Aurelia dan Kennardy Salim, perwakilan Tzu Ching, membagikan pengalaman seru mereka mengikuti Tzu Ching Global Summit yang rutin diadakan setiap Desember. Dalam kegiatan ini, Tzu Ching juga dapat mengikuti camp kerelawanan di Griya Jing Si Hualien dan meneladani prinsip Shifu (Bhikkuni), yaitu “Sehari tidak bekerja, sehari tidak makan.”
“Kini jalinan jodoh teman-teman dengan Tzu Chi sudah terjalin. Mari genggam waktu dan kesempatan untuk pulang ke kampung halaman batin Tzu Chi,” ajak Kennardy, menutup sesi berbagi dengan semangat.
Sebagai penutup Pelatihan Tzu Ching 2025 bertema ‘One Day, One Step: Igniting Compassion in Gen Z’, para Tzu Ching baru diberi kesempatan untuk melakukan bonding per wilayah. Sesi ini dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu Tzu Ching Timur, Tangerang, Pusat Selatan, Utara, dan Barat. Para Tzu Ching berbagi pengalaman mereka selama bergabung menjadi bagian estafet misi Tzu Chi. Sesi yang berlangsung selama 30 menit ini dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berbagi pengalaman dan harapan agar dapat terus mengamalkan empat misi utama Tzu Chi bersama-sama.
Editor: Hadi Pranoto