Prosesi Pemandian Rupang Buddha mengajak setiap insan untuk kembali pada kesadaran diri dan menumbuhkan welas asih dalam kehidupan sehari-hari.
Waisak adalah perayaan penting dalam agama Buddha yang diperingati sebagai hari kelahiran, pencerahan, dan kematian (parinirvana) Buddha Gautama. Perayaan ini memiliki makna mendalam bagi umat Buddha di seluruh dunia. Waisak memperingati tiga peristiwa penting dalam hidup Buddha Gautama, yakni kelahiran di Lumbini, Nepal, pencerahan di Bodh Gaya, India, dan Parinirvana di Kushinagar, India.
Bagi insan Tzu Chi, Waisak diperingati bersamaan dengan Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Internasional. Kegiatan ini bukan hanya ritual dan simbolis namun juga merupakan momen untuk Doa Bersama Seluruh insan Tzu Chi bagi seluruh dunia. Dengan memahami makna Waisak, umat Buddha dapat meningkatkan kesadaran spiritual dan membangun kehidupan yang lebih harmonis dan damai.
Muda-mudi Tzu Chi membawakan isyarat tangan lagu berjudul Langit Begitu Luas.
Basuh kaki orang tua mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan membalas budi mereka selagi masih ada.
Dalam perayaan tahun ini, di Tzu Chi Biak terdapat juga acara basuh kaki bagi orang tua oleh anak. Terdapat 14 anak yang tergerak hatinya untuk berterima kasih atas jasa orang tua sehingga bisa ada sampai sekarang ini. Dengan membasuh kaki dan mempersembahkan the, para anak mengucap syukur tak terhingga dapat tumbuh tak kekurangan apapun juga. Momen ini sangat menggugah hati relawan dan undangan lain yang menyaksikan.
Dalam sambutan cinta kasihnya, Susanto Pirono, Ketua Tzu Chi Hu Ai Papua dan Papua Barat mengatakan, kita patut bersyukur masih diberi kesempatan dan kemampuan untuk membantu sesama lewat misi kemanusiaan. “Dengan banyaknya penderitaan di dunia ini, kita benar-benar beruntung dapat menjadi orang yang mampu menjalankan misi amal, kesehatan, pendidikan dan budaya humanis. Master Cheng Yen berkata “hendaknya kita sebagai anak senantiasa menenangkan hati dan membahagiakan ayah dan ibu, mengingat perjuangan orang tua dari melahirkan,membesarkan dan mendidik sampai beranjak dewasa.”
Y.M. Bhante Bhadra mengajak umat untuk tidak ragu berbuat baik dan memanfaatkan kesempatan bersama Tzu Chi sebagai jalan menanam jodoh baik demi kehidupan yang lebih bermakna, kini dan nanti.
Y.M. Bhante Bhadra Pravira Sthavira juga memberikan sambutan cinta kasihnya. “Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan ruang bagi kita untuk menjalin jodoh baik sehingga di kehidupan berikutnya juga akan berjodoh bersama berbuat kebajikan. Marilah kita jangan takut untuk berbuat baik tapi takutlah berbuat tidak baik.”
Dalam perayaan Waisak yang digelar di Swissbel Hotel Biak Papua pada Minggu 11 Mei 2025 pukul 15.00 WIT ini, relawan Tzu Chi Biak mempersembahkan isyarat tangan lagu Lukisan Kambing Berlutut serta muda mudi membawakan isyarat tangan lagu Langit Begitu Luas.
Para relawan membersihkan TMP Cendrawasih.
Dalam semangat Waisak 2025, Tzu Chi Biak bersama Vihara Buddha Dharma Biak dan Permabudhi turut mengadakan aksi bersih-bersih dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Biak sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjasa.
Perayaan Waisak tahun 2025 ini tidak hanya mengadakan Doa Bersama, Tzu Chi Biak bekerja sama dengan Vihara Buddha Dharma Biak dan Permabudhi mengadakan bersih-bersih dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Biak juga menanam bibit manggrove serta mengadakan baksos donor darah.
Pada Sabtu 3 Mei 2025, relawan Tzu Chi Biak bertolak ke TMP Cendrawasih bersih-bersih dan tabur bunga setelah mendengarkan tayangan Sanubari Teduh Master Cheng Yen. Cuaca amat mendukung. Setelah membersihkan dan menabur bunga relawan kembali melakukan perjalanan ke Kampung Ruar. Di kawasan hutan mangrove relawan menanam 100 bibit pohon mangrove di sela-sela hutan yang tidak ditumbuhi oleh mangrove. Di beberapa titik itu sendiri memang sudah tidak ada pohon mangrove yang hidup sehingga ditakutkan dalam beberapa tahun ke depan makin luas area yang tidak ada pohon mangrove-nya.
Relawan menanam 100 bibit pohon mangrove.
Di Pusdiklat Vihara Buddha Dharma Biak, relawan Tzu Chi mengadakan donor darah dan berhasil mengumpulkan 52 kantong untuk membantu sesama.
Sementara itu, pada Sabtu 10 Mei 2025, bertempat di Pusdiklat Vihara Buddha Dharma Biak, relawan mengadakan donor darah. Sebanyak 52 kantong darah berhasil dikumpulkan dalam baksos ini. Di Misi Kesehatan sendiri Tzu Chi Biak berkomitmen untuk membantu galang hati relawan dan masyarakat agar bisa mendonorkan darahnya sebanyak empat kali dalam setahun. Kebutuhan darah di Kota Biak selalu naik sehingga diperlukan banyak kantong darah untuk membantu masyarakat.
Editor: Khusnul Khotimah