Joe Riadi (kanan), Ketua Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Indonesia, melakukan survei ke rumah-rumah warga yang akan direnovasi oleh Tzu Chi di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok.
Program Bebenah Kampung Renovasi 5.000 Rumah Tidak Layak Huni yang juga hadir di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang telah memasuki tahap dua. Sebelumnya, pada tahap satu, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Kementerian PKP telah menyelesaikan renovasi 132 rumah tidak layak huni.
Untuk mengawali program renovasi rumah tahap ke dua di Banyumas, pada Senin, 20 Oktober 2025, relawan Tzu Chi kembali melakukan survei 25 rumah di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Pada tahap dua program ini, sebanyak 137 rumah tidak layak huni akan segera direnovasi oleh Tzu Chi Indonesia. Sebagian besar desa yang berada di Banyumas terletak di kaki Gunung Slamet. Jalan pedesaan yang cukup mendaki, serta cuaca yang panas ketika menjelang siang tidak menyurutkan semangat relawan untuk tetap menjalin jodoh baik dengan warga yang rumahnya akan disurvei.
Walaupun melintasi jalan yang menanjak dan menurun, tak menyurutkan semangat relawan Tzu Chi untuk menyapa warga dan mensurvei rumah yang akan direnovasi.
Joe Riadi, Ketua Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Indonesia, yang ikut serta dalam kegiatan survei rumah warga merasa sudah terbiasa dengan keadaan alam Banyumas. “Kecamatan Cilongok ini masih mendingan ya, yang tahap pertama di Desa Petarangan cukup berat dan lebih luas karena ada 40 rumah warga yang kita survei,” cerita Joe Riadi.
Ia juga berharap program renovasi rumah tidak layak huni tahap dua yang akan segera dimulai ini dapat memberikan manfaat untuk warga di Banyumas. “Semoga masyarakat bisa terima dengan senang dan sesuai dengan yang mereka butuhkan. Kita mengharapkan warga bisa lebih tentram dan juga lebih fokus dalam mencari rezeki karena tidak memikirkan atap rumah bocor serta dinding yang sudah rusak,” harap Joe Riadi.
Slamet Riyadi, calon penerima bantuan renovasi rumah, menunjukkan kondisi dinding yang sudah tidak layak karena terbuat dari anyaman bambu dan papan kayu.
Rumah ke rumah dikunjungi relawan Tzu Chi, tak lupa senyum hangat menghiasi wajah mereka untuk menyapa warga. Dengan penuh keramahan warga juga menyambut mereka dengan hangat. Slamet Riyadi, salah satu calon penerima bantuan renovasi rumah berharap rumahnya dapat lebih aman, sehat, dan nyaman untuk keluarganya. “Rasanya senang, ya karena kasihan anak saya saat tidur suka kebocoran. Ya nanti semoga enggak dingin lagi kalau tidur dan enggak bocor lagi,” harap Slamet Riyadi.
Harapan juga datang dari Syaifudin (55), ketika rumahnya disurvei relawan Tzu Chi benar adanya sudah tidak layak huni. “Bangunannya seperti ini banyak yang rusak, bocor ketika hujan dan tiang-tiangnya sambungan semua tidak ada yang utuh, dinding juga sudah rusak karena dari papan. Syukur alhamdulillah, mudah-mudahan berjalan dengan lancar,” cerita Syaifudin.
Syarifudin, calon penerima bantuan renovasi rumah bersyukur rumahnya masuk dalam target rumah yang akan segera direnovasi oleh Tzu Chi.
Menjalin Jodoh Baik dengan Umat Wihara
Selain menjalankan program renovasi rumah warga di Banyumas, relawan Tzu Chi juga menjalin jodoh baik dengan umat Wihara Vajranala di Kabupaten Banyumas. Kunjungan ini merupakan pertama kali bagi kedua insan ini bertemu. Sambutan hangat dari Umat Vihara Vajranala menambah keharmonisan suasana.
Wisnu Widiyanto (58), Dewan Pengurus Wihara Vajranala, menyambut baik kedatangan relawan Tzu Chi. Wisnu Widiyanto juga mengapresiasi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang menjalankan program renovasi rumah di Banyumas. “Kami menyambut baik apa yang dicanangkan Yayasan Buddha Tzu Chi melalui bantuan kemanusiaan ini,” ucap Wisnu Widiyanto.
Wisnu Widiyanto, Dewan Pengurus Wihara Vajranala menyambut hangat kedatangan relawan Tzu Chi. Tak lupa juga ia menceritakan sejarah Wihara Vajranala.
Tak hanya menjalin jodoh baik dengan umat Wihara Vajranala, relawan Tzu Chi memberikan sumbangsih berupa kipas angin untuk wihara ini. “Ini merupakan angin segar secara filosofis, dan angin segar ini membawa sinergitas demi mengangkat misi kemanusiaan sebagaimana misi dari Tzu Chi,” tambahnya.
Wisnu Widiyanto juga bersyukur dengan sumbangaih yang diberikan relawan Tzu Chi. Terus terang kami di sini suka mengumpulkan umat, karena kalau sudah kumpul itu cuaca semakin panas dengan banyaknya kipas ini kita bisa nyaman untuk berkumpul dan berkomunikasi sehingga kami bisa lebih menyatu dalam kebersamaan,” tambahnya.
Pada kunjungan kali ini relawan memberikan enam unit kipas angin untuk Wihara Vajranala dan enam unit kipas angin untuk Wihara Dharma Manggala, serta nantinya untuk terus terjalin jalinan jodoh baik relawan akan memberikan 100 celengan bambu untuk umat wihara di sana.
Teksan Luis (berdiri), bersama relawan lainnya bekerjasama merakit dan memasang kipas angin yang diberikan untuk Wihara Vajranala.
Teksan Luis, Koordinator Program Bedah Rumah Tzu Chi Indonesia yang turut hadir dalam kunjungan ini, menjelaskan alasan memberikan sumbangsih kipas angin untuk Wihara Vajranala dan Wihara Dharma Manggala, karena pada saat kunjungan pertama di Wihara Dharma Manggala pada Juni lalu, relawan merasa wihara tersebut membutuhkan kipas angin supaya umat lebih nyaman saat beribadah atau berkumpul.
“Jadi memang waktu pertama kali kita ke sini, yaitu Wihara Dharma Manggala memang agak panas dan juga kekurangan kipas angin. Jadi kami para relawan berinisiatif memberikan 12 kipas angin untuk dua wihara di Banyumas ini,” ungkap Teksan Luis.
Editor: Arimami Suryo A.