Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Depok: 22 Rumah di Kelurahan Harjamukti Siap di Renovasi

Jurnalis : Fikhri Fathoni , Fotografer : Fikhri Fathoni

Teksan Luis (kiri), menunjukan Surat Kesepakatan Bersama (SKB) kepada warga yang rumahnya akan direnovasi oleh Tzu Chi Indonesia.

Program Bebenah Kampung Renovasi 5.000 Rumah Tidak Layak Huni yang diinisiasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Kementerian PKP berlanjut ke Kota Depok. Setelah sebelumnya dilakukan survei oleh relawan Tzu Chi, rumah-rumah warga tidak layak huni di Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, kini telah memasuki tahap penandatanganan Surat Kesepakatan Bersama (SKB) yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Harjamukti, pada Jumat,10 Oktober 2025.

Sebanyak 22 rumah akan segera direnovasi oleh Tzu Chi Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Teksan Luis, Ketua Program Bebenah Kampung Renovasi 5.000 Rumah Tidak Layak Huni. “Dari hasil verifikasi ada 22 rumah yang sudah memenuhi kriteria bebenah kampung renovasi rumah ini. Hari ini kita tanda tangan Surat Kesepakatan Bersama (SKB) untuk renovasi rumah mereka. ini pengerjaan dimulai sekitar satu minggu kedepan, jadi kita tunggu saja dari kontraktornya,” jelas Teksan Luis.

Sebanyak 22 warga hadir untuk menandatangani SKB renovasi rumah. Sebelum dimulainya renovasi rumah, warga diberikan koordinasi dan kesepakatan antara pihak Tzu Chi dan warga penerima bantuan.

Dengan terlaksananya tahap penandatanganan SKB dari pihak Tzu Chi dan warga penerima bantuan, membuka harapan baru untuk warga. Nasir (64), salah satu warga yang menerima bantuan renovasi rumah menyambut dengan perasaan bahagia karena renovasi rumahnya yang sudah tidak layak huni akan segera terwujud.

“Tadinya sempat mikir beneran atau enggak rumah saya direnovasi, dan ternyata beneran. Sekarang sudah panggilan yang ke-3, sudah dapat info dari RT dan RW. Saya berterima kasih banyak kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan saya sangat bersyukur karena Tzu Chi sangat peduli kepada sesama,” ucap Nasir bersyukur.

Hermanto Tamid (kanan), dengan antusias menceritakan keinginan bentuk atap rumahnya saat direnovasi nanti kepada staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Kebahagiaan dan rasa syukur juga dirasakan oleh Hermanto Tamid (65), yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu taman wisata di dekat rumahnya. Selama survei yang dilakukan tempo lalu oleh relawan Tzu Chi, Manto bercerita kepada relawan Tzu Chi kondisi rumahnya yang bocor ketika hujan datang.

“Kalau hujan ya banjir karena bocor, ya namanya genteng sudah dimakan usia. Sudah tujuh tahunan kondisinya begitu, kalau bocor ya saya akal-akalin aja. Beryukur ada yang peduli, dari Yayasan Buddha Tzu Chi dan staff yang bekerja. Semoga yang bekerja diberikan kesehatan dan dapat bekerja dengan baik,” cerita Manto penuh kebahagiaan.

Rudy Suryana, salah satu relawan Tzu Chi bersama Manto menunjukan SKB yang telah ditandatangani oleh ke dua belah pihak.

Renovasi Rumah yang Terkendala Biaya
Memiliki rumah yang nyaman dan aman untuk keluarga adalah Impian semua orang. Tidak hanya untuk berlindung dari panas dan hujan, tetapi rumah menjadi tempat berbagi keceriaan serta berkumpul dengan keharmonisan. Impian inilah yang belum dapat diwujudkan oleh Manto dan Nasir untuk keluarganya. Penghasilan mereka berdua hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari.

Nasir sendiri sudah pernah mencoba menyisihkan sedikit penghasilannya dari bekerja sebagai petugas kebersihan untuk ditabung. Namun, banyaknya keperluan hidup keluarga memaksa Nasir untuk mengeluarkan tabunganya yang seharusnya diperuntukan untuk merenovasi rumah. “Sebenarnya tujuan untuk renovasi rumah tuh sudah lama, memang penghasilan dari bekerja cukup untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Kalau buat renovasi rumah, saya niat tapi berat dibiayanya. Ada nabung dikit-dikit, tapi dipakai kebutuhan yang lain lagi,” cerita Nasir.

Dengan teliti Nasir dan Manto (tengah) mendengarkan koordinasi dari relawan Tzu Chi.

Sama seperti Manto, kondisi rumah Nasir ketika disurvei oleh relawan Tzu Chi benar adanya memang sudah tidak layak huni. Ketika hujan datang, kerap membanjri rumahnya karena air masuk dari atap yang bocor. “Kalau hujan banjir, bukan banjir dari bawah, tetapi banjir dari atas genteng karena atapnya sudah rusak,” tambahnya.

Nasir juga bercerita, ia bersama keluarga selama lebih kurang 20 tahun lamanya tinggal di rumah dengan kondisi yang tidak layak huni. “Jadi selama 20 tahun itu niat mau merenovasi rumah enggak tercapai. Kondisi rumah memang sudah seperti itu, dari anak saya masih kecil, dan sekarang anak saya sudah 32 tahun umurnya. Sekarang Alhamdulillah ada Yayasan Buddha Tzu Chi yang peduli untuk merenovasi rumah saya,” tambahnya.

Salah satu staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan koordinasi dan hal-hal penting sebelum SKB ditandatangani oleh Nasir.

Di Kota Depok, Yayasan Buddha Tzu Chi bersama Kementrian PKP berkomitmen untuk merenovasi 500 rumah tidak layak huni. Dengan komitmen ini, Teksan Luis, Ketua Program Bebenah Kampung Renovasi 5.000 Rumah Tidak Layak Huni berharap warga Kecamatan Harjamukti, Kota Depok, kedepannya dapat hidup dengan lebih baik setelah direnovasi rumahnya nanti. “Semoga warga-warga di sini bisa hidup dengan lebih baik, lebih nyaman, dan bekerja dengan lebih tenang,” harap Teksan Luis.

Editor: Arimami Suryo A

Artikel Terkait

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Depok: 22 Rumah di Kelurahan Harjamukti Siap di Renovasi

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Depok: 22 Rumah di Kelurahan Harjamukti Siap di Renovasi

13 Oktober 2025

Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Depok telah sampai pada tahap penandatanganan Surat Kesepakatan Bersama. Sebanyak 22 warga hadir mendatangani SKB.

Program Renovasi 500 Unit Rumah di Kota Depok Segera Mulai

Program Renovasi 500 Unit Rumah di Kota Depok Segera Mulai

08 September 2025

Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat dan Sinar Mas bersama jajaran Kelurahan Harjamukti, Kec. Cimanggis, Kota Depok melaksanakan survei ke 46 rumah calon penerima bantuan renovasi rumah tidak layak huni.

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -