Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Banyumas: Rumah Baru Tasiman, Simbol Harapan di Tengah Kesederhanaan

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Soliah istri dari Tasiman mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Tzu Chi yang sudah memperbaiki rumahnya. Soliah kini dapat duduk-duduk di depan teras rumahnya dan kamarnya ada jendela sehingga sirkulasi udara di dalam kamarnya cukup baik.

Pagi itu, langkah Tasiman (70) terasa ringan. Wajahnya tampak berseri saat menyambut kedatangan kami di depan rumah barunya. Dinding kokoh berwarna putih dengan kombinasi abu-abu dan biru muda berdiri tegak di tengah perkampungan Desa Petarangan, Kecamatan Kemrajen, Kabupaten Banyumas. Di antara kesederhanaan hidupnya, rumah itu kini menjadi sumber kebahagiaan dan kebanggaan.

Tasiman adalah seorang petani yang mengelola kebun kecil miliknya. Setiap pagi, ia berangkat ke kebun yang ditanami singkong, lobak, pisang, dan kelapa. Sejak pukul tujuh pagi hingga menjelang siang, tangannya tak henti mencangkul tanah dan merawat tanaman. Siang hingga sore hari, ia kembali ke rumah untuk merawat sang istri, Soliah (65), yang sudah lama sakit dan sulit berjalan. “Sekarang kami sudah dua bulan menempati rumah baru ini,” ucapnya dengan mata berbinar.

Tasiman menunjukkan sudut ruang tamunya yang sudah rapi. Awalnya rumah Tasiman tidak ada ruang tamu, dan hanya satu kamar. Kini, rumah Tasiman memiliki 2 kamar tidur, satu ruang tamu, satu dapur dan kamar mandi, rumahnya pun kini memiliki teras di depan rumahnya.

Tasiman memperlihatkan kamar tidurnya. Raumah Tasiman ini sudah di huni kembali sejak dua bulan lalu. Di Desa Petarangan ini Yayasan Tzu Chi akan merenovasi 40 unit renovasi rumah.

Sebelum direnovasi, rumah Tasiman berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Atapnya bocor di banyak tempat, dinding terbuat dari papan dan bambu, serta lantainya masih dari tanah. Ketika hujan datang, Tasiman harus berlari mengambil ember untuk menampung air yang menetes dari langit-langit. “Kalau hujan deras, pasti repot. Harus siapin ember di mana-mana,” kenangnya.

Kini, semua itu tinggal kenangan. Rumah Tasiman direnovasi total, dengan dinding bata, atap tinggi, kusen-kusen baru, dan lantai semen yang bersih. Ada dua kamar tidur, ruang tamu kecil, dapur terpisah, kamar mandi, dan teras di bagian depan rumah. “Alhamdulillah, sekarang rumahnya bersih dan nyaman. Dapurnya juga sudah gak pakai kayu bakar lagi,” ujarnya sambil tersenyum.

Tasiman dan Soliah sangat bersyukur rumah yang dulunya berdinding gedek dan papan kayu kini telah berubah berdinding tembok bata, berlantai semen, dan atap yang tinggi. Selain itu di tiap kamat sudah ada jendela-jendela untuk sirkulasi udara dan sinar matahari dapat masuk ke dalam kamar.

Kabar Bahagia dari Kepala Desa
Kebahagiaan Tasiman bermula ketika kepala desa mengabarkan bahwa rumahnya masuk dalam program renovasi rumah tidak layak huni. “Dapat kabar dari kepala desa, terus dikonfirmasi dari orang material. Waktu itu rasanya senang banget,” tutur Tasiman.

Proses renovasi berlangsung sekitar satu bulan. Ia masih ingat para seniman bangunan bekerja tanpa lelah, membongkar papan kayu lapuk dan menggantinya dengan tembok yang kokoh.

Kondisi rumah Tasiman direnovasi total. Kini rumahnya telah berdinding bata, berteras, dan berjendela.

Program renovasi ini merupakan kolaborasi antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Kementerian PKP RI, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas. Melalui kerja sama ini, banyak warga miskin di desa-desa mendapat kesempatan menghuni di rumah yang sehat.

Bagi Tasiman, rumah baru ini bukan sekadar bangunan fisik. Di dalamnya lahir rasa syukur, tawa, dan harapan baru. “Sekarang saya gak khawatir lagi kalau istri mau ke kamar mandi malam-malam. Lantainya sudah gak becek,” ujarnya lirih.

Ia juga tak henti mengucap terima kasih kepada para relawan dan semua pihak yang telah membantu. “Aku ora nyongko omah iso dadi apik ngene. Kayane koyo mimpi, Mas. Matur nuwun sanget kanggo Tzu Chi,” katanya dalam bahasa Jawa yang artinya dirinya tidak menyangka rumahnya bisa bagus, rasanya seperti mimpi.

Tampak depan rumah Tasiman sebelum dan sesudah direnovasi total oleh Tzu Chi. Program renovasi rumah ini untuk memutus mata rantai kemiskinan, dan membangun masa depan yang lebih baik, serta menumbuhkan semangat gotong royong dan kebersamaan.

Program renovasi rumah ini menjadi bukti bahwa kepedulian dan gotong royong masih hidup di tengah masyarakat. Bagi Tasiman dan penerima manfaat renovasi rumah lainnya di Banyumas, rumah bukan hanya tempat berteduh, tapi menjadi penyemangat untuk bekerja untuk masa depan.

Setiap pagi, ia kembali ke kebunnya dengan langkah mantap, sementara sang istri bisa beristirahat dengan tenang di rumah baru yang nyaman, sehat, dan aman. Rumah itu kini menjadi saksi bahwa kebaikan sekecil apa pun dapat menyalakan harapan besar bagi mereka yang hidup dalam kesederhanaan.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Banyumas: Tzu Chi Memulai Proses Survei Tahap II di Purwojati

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Banyumas: Tzu Chi Memulai Proses Survei Tahap II di Purwojati

09 Oktober 2025

Relawan Tzu Chi bersama Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kab. Banyumas, dan kepala desa setempat melakukan survei ke rumah-rumah warga di Desa Purwojati dan Karangnangka.

Dimulainya Program Bebenah Kampung Renovasi 500 Rumah di Banyumas

Dimulainya Program Bebenah Kampung Renovasi 500 Rumah di Banyumas

23 Juni 2025

Tzu Chi Indonesia memulai Program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni tahap ke-1 di Banyumas, Jawa Tengah dengan target perbaikan 500 rumah yang tidak layak huni.

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Banyumas: Rumah Baru Ponijo

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Banyumas: Rumah Baru Ponijo

07 Oktober 2025

Ponijo, seorang buruh bangunan dari Desa Petarangan, Banyumas, yang selama bertahun-tahun tinggal bersama keluarganya di rumah reyot berdinding gedeg dan berlantaikan tanah. Rumah yang dulu lembap dan lapuk kini berdiri kokoh.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -